Setelah turun dari pesawat Emirates yang membawa saya dari Jakarta ke
Dubai, saya (sendiri). Langsung mengikuti para penumpang yang lain untuk menuju
meja imigrasi. Bandara ini besar sekali. Untuk menuju imigrasi saya sedikit
kebingungan kemana arahnya. Untungnya disana banyak sekali petugas yang bisa
menunjukkan arah kemana kita akan pergi. Saat itu sudah menunjukkan jam 12
malam.
Jalan ke imigrasi (eh pake conveyor sih) |
Tuh petunjuknya |
Saya menaiki sebuah lift besar
yang bisa memuat puluhan orang sekali angkut. Lift ini sangat besar. Baru kali
ini melihat lift sebesar ini. Liftnya ada dua buah. Dan bergerak
bergantian. Kalau satu naik, maka yang lain akan turun. Tiap akan menutup pintu
akan diinformasikan. Saya kemudian melihat antrian para penumpang yang antri dii
meja migrasi. Ada beberapa loket yang tersedia dan saya diarahkan kesebuah
antrian, akan tetapi antrian yang saya sangat lama sekali pergerakannya.
Sedangkan antrian disebelah sangat kencang sekali lajunya. Salah antrian nih
pikir saya.
Liftnya guede banget.... |
Mau pemeriksaan imigrasi yang lemot |
Setelah mengantri sekitar 30 menit barulah saya mendapatkan
giliran. Saya kemudain menyerahkan paspor dan hasil cetak visa saya. Tidak ada pertanyaan yang muncul
dari mulut sang petugas. Saya pun tidak difoto seperti penumpang lain padahal
saya sudah siap-siap untuk mengambil posisi untuk difoto (narsis cuy). Mungkin karena ukuran badan saya yang besar tidak
masuk di frame jadi sesi pemotretan dibatalkan (hahaha).
Kemudian paspor saya diberikan
cap oleh sang petugas bahwa saya telah
masuk ke negara tersebut. Setelah itu langsung menuju tempat mengambil bagasi.
Ruangannya yang sangat besar dan ada 16 ban berjalan, saya mencari lokasi
dimana bagasi saya. Ternyata bagasi saya ada di ban no. 4. Akan tetapi beberapa barang sudah diletakkan dilantai dan diberi tanda bahwa
ini adalah berasal dari penerbangan saya. cuma beberapa bagasi saja yang
tertinggal dan tiga diantaranya adalah milik saya.
Saya langsung berlalu menuju
keluar sebelum pintu keluar ada seorang petugas yang bertugas sebagai petugas
bea cukai yang akan menyuruh penumpang memeriksa bagasi penumpang yang akan
keluar apabila dianggap mencurigakan. Alhamdulillah saya bisa berlalu dengan
lancar. Saya menuju loket penukaran uang
sebelum saya menuju ke tempat menunggu taksi.
Saya langsung ikut dalam antrian penumpang yang akanmenaiki taksi. Saya cukup heran kok antrinnya cepat sekali
habis padahal antriannya suangat
panjang. Ternyata taksi yang tersedia
juga banyak. Banyak yang pergi tapi banyak juga yang datang.
Akhirnya saya menaiki taksi
bandara yang memiliki setir kiri dan si
supir berasal dari India sepertinya.
Untuk sekali buka pintu saja kena 25 dirham atau sekitar 80rb (hanya buat masuk saja, untung bukan
saya yang bayar). Pengemudi membawa mobil berjenis Inova ini sangat kencang,
sampai ada informasi kalau dia telah melewati speed limit dan terkena denda 0 dirham (mungkin karena tengah malam
kali ya) . jadi tidak ada denda buat pengemudi yang mengebut.
Sepanjang perjalanan saya melihat
banyak gedung-gedung yang tinggi menjulang
dikiri-kanan jalan. Memang kota
Dubai berkembang dengan pesatnya. Sekitar 30 menit kemudian saya sampai di
hotel yang akan saya pakai untuk menginap selama di Dubai, yaitu Hotel Premier
Inn Ibn Battuta. Untuk taksi saya harus membayar 120 dirham, lumayan mahal
untuk sekelas inova. Hotel ini sedikit aneh. Meja resepsionisnya tidak ada di
lantai dasar, lantai dimana turun dari kendaraan. Ternyata meja resepsionisnya
ada di lantai 3. Jadi saya naik dulu dan
baru bisa menemukan meja resepsionis.
Selesai check in, saya langsung menuju kamar, yang berada di lantai 15.
Lumayan enak nantinya dikamar buat menikmati pemandangan kota Dubai. Saya
langsung unpacking dan kemudian
mandi. Saya belum bisa tidur dan terlebih dahulu memnginformasikan kalau sudah
sampai dengan selamat di kamar kepada keluarga di Bekasi.
Perut ini ternyata tidak bisa
kompromi, akhirnya mi isntan yang dibawa dari Indonesia menjadi sasaran.
Selesai menikmati mi hangat saya menonton tv senejak yang salurannya sebagian
besar adalah chanel timur tengah. Akhirnya setelah capek mencari-cari channel
yang bisa ditonton akhirnya saya terlelap sekitar pukul 3 pagi.
Jam 5.30 pagi saya sudah terbagun dengan mata yang lumayan berat. Saya
melaksanakan ibadah sholat kemudian
turun kebawah untuk menikmati sarapan pagi. Setelah itu kemudian lanjut tidur lagi.
Masih ngantuk euyyy. Kemudian saya
menginformasikan kepada teman yang ada disini kalau saya sudah sampai. Biasa
menunggu untuk diajak jalan-jalan gitu. Saya dijanjikan untuk dijemput jam 11
nantinya. Setelah itu saya melanjutkan tidur saya yang masih kurang.
Jam 11 siang saya sudah duduk manis di bawah menunggu
untuk dijemput. Tidak lama menunggu yang ditunggu datang. Kami langsung menuju
kantornya. Yang lokasinya saya tidak tahu. yang pasti warna yang dominan disana
adalah coklat. Maklum saja sebagian besar adalah gurun pasir yang dirubah
menjadi pergudangan dan pabrik.
Dikantornya si bos Dubai |
Disana saya beratamah-tamah
sebentar, setelah melaksanakan sholat Dzuhur kemudian kami langsung berangkat
untuk berkeliling kota Dubai. Saya
kemudian diajak berkeliling kearah pantai Dubai sekitar Dubai Marina. Banyak sekali gedung
pencakar lagit disini (gedung again and again). Jadi pandangan ke langit
sedikit terganggu hehehe. Disini sudah seperti di barat sana. Cara berbusana
para pendatang disini sudah seperti dinegaranya sendiri. Cewek yang mengumbar
aurat terlihat dimana-mana. Tidak terasa kalau kita berada di sebuah Negara
timu tengah (Arab). Ternyata ini sangat dekat lokasinya dengan Palm Jumaeirah.
Entah kenapa saya tidak mengajak sang tuan rumah berkeliling Palm Jumaierah.
Gedung lagi (di Marina). Suasananya dah kaga di negeri Arab |
Sungainya bagus |
Kemudian kami melanjutkan
perjalanan menuju Burj Al Arab, yamh
lokasinya masih di pinggiran pantai juga. Sepanjang perjalanan saya melihat perumahan penduduk disini (kalau
pendatang biasanya tinggal di apartment).
Rumah yang rata-rata berwarna coklat muda. Terkadang saya melihat bunga yang
berwarna merah dan putih yang ditanam di pinggir jalan. Saya bertanya apakah
itu bunga asli dan dijawab iya. Cukup rapi ditanamnya. Kondisi jalan yang mulus dan jalanan yang
tertib membuat perjalanan kami lancer. Sangat jarang saya melihat sepeda motor
disini. Sepeda motor hanya dipakai untuk mengantarkan pesanan makanan saja.
Mobil ampibi |
Kami melewati kebun binatang
Dubai yang cukup kecil. Saya berpikir kalau musim panas binatangnya pakai
pendingin ruangan juga ga ya…. Saya juga melewati Water Park (macam Snow Bay
di Indonesia). Dari kejauhan saya melihan gedung Burj Al-Arab menjulang disebelah kiri dan Burj Khalifa disebelah
kanan. Kami tidak berhenti di Burj
Al-Arab soalnya kami kami belum makan dan waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore.
Kami langsung menuju rumah makan Arab
Shoufi Mafi restoran yang berada di 11 75B St- Dubai. Disini restorannya all you can eat gitu.
Restoran maka sore |
Makan gede cuy (mumpung gratis) |
Ntar lagi nyobain Sisha rasa apel |
Berhubung kita
makan sudah sore jadi ya gitu kita dapetnya apa yang tersisa saja. Semua makanan
saya coba dan target utama saya adalah untuk mencari kambing. Tetapi saya
kurang beruntung saya hanya menemukan menu ayam saja. Makanan dari A sampai Z
dicoba dan saya menemukan rasa baru disini, rasa yang belum pernah saya
temukan di Indonesia. Mumpung gratis hehehe. Setelah makan saya ditawari untuk
mencoba Sisha. Lumayan juga nih buat mencoba pertama kali. Saya memilih rasa
apel. Kali inilah saya
menghisap Sisha. Sungguh pengalaman yang menyenangkan menghisap Sisha disini.
Ini restorannya |
Itu dia Burj Khalifa (abaikan orangnya) |
Setelah kami makan, kami bernajak
menuju Mall yang berada diseberang rumah makan kami. Yaitu ke Mercato Mall.
Dari kejauhan Burj Khalifa terlihat memanggil untuk dikunjungi. Kami masuk
kedalam mall ini. Saya melihat mall dua lantai ini hanya bisa saya kunjungi bukan
buat berburu oleh-oleh. Mall saat itu banyak dikunjungi oleh para penduduk asli
UAE yang berjubah dan berbaju muslimah lengkap. Kami hanya sebentar disini
karena memang tidak banyak hal yang bisa dilakukan disini.
Kami melanjutkan perjalanan
menuju tempat yang saya tidak ketahui. Sang tuan rumah mengendarai mobil tanpa
menginformasikan tujuan kepada saya. Ternyata saya diajak ke rumah si tuan rumah
yang berada di sebuah apartemen di kota Dubai.
Rumahnya berada di lantai 16. Setelah keluar lift kami masuk kedalam
rumah yang bagus (menurut saya). Yang pasti adem soalnya pendingin udara yang
central hidup selama 24 jam. Saya dijamu dengan baik disini. Setelah kami
melaksakanan ibadah sholat Ashar kami bnerangkat menuju hotel . Kami singgah
sebentar untuk di toko mini market untuk membeli air minum. Soalnya kalau beli
di mall di hotel jauh perjalanannya..
Setelah itu kami berangkat menuju
hotel dimana saya tinggal selama seminggu. Jam 6 sore saya sampai dihotel dan
setelah berpamitan saya langsung menuju kamar untuk beristirahat dan belajar
untuk mengajar besok hari. Ternyata akibat perjalana saya dihari ini, saya
lumayan kecapean dan untuk belajar saya sedikit kesulitan soalnya mata sudah
mengantuk. Aduh… akhirnya tidur menjadi pilihan. Silahkan ikuti cerita kegiatan saya di Dubai di link berikut ini (klik disini).