Semiggu berkelana di Dubai (UAE)
11:34:00 PM
Akhirnya saya mendapatkan
kesempatan untuk berkunjung ke Dubai. Tempat yang terkenal dengan wisata
belanja. Dari informasi yang saya baca, kalau Dubai adalah salah satu bagian
dari UEA yang mana terdiri dari 7 Emirat yang tiap Emirat itu dipimpin oleh
seorang Syekh. Dubai sekarang menjadi
Emirat yang paling maju dari Emirat yang lain. Negara minyak yang sekarang
menjadi tujuan dari para imigran India,
Eropa dan Filipina.
Penugasan ini sebenarnya sudah agak lama, tapi pihak
pemberi tugas memeberi sinyal penugasan
ini tidak jadi. Akan tetapi tiga minggu sebelumnya barulah diinformasikan
kepastian penugasan ini. Sehingga segala sesuatu di kerjakan dengan jalur
cepat. Mulai dari Pemilihan maskapai penerbangan, pembuatan Visa, aplikasi buat
kekantor. Bahkan dikantor sendiri harus dikawal dengan ekstra kalau tidak mau
jadi gembel di negeri orang sana. Soalnya uang perjalanan dinas terkait dengan aplikasi tersebut.
Untuk pemilihan Maskapai
penerbangan ke Dubai sebnarnya saya sudah memilah-milah mana yang akan saya
pakai. Ada beberapa opsi, Garuda, Etihad, Emirates, atau Singapore Airlines.
Garuda dipilih karena jenis makananya sangat masuk dengan selera saya sebagai
orang Indonesia. Etihad dan Emirates dipilih karena ini adalah maskapai UAE.
Etihad adalah milik Abu Dhabi sedangkan Emirates adalah milik Dubai.
Mereka bersaudara tapi sebenarnya mereka
bersaing. Sedangkan pemilihan Singapore Airline sendiri dikarenakan, kalau nanti
transit lebih dari 4 jam saya bisa keluar dulu dari bandara untuk jalan-jalan
di patung Singa (hahaha dasar norak).
Saya sendiri baru menyadari kalau Dubai dan Abu Dhabi ini adalah dua kota di satu Negara. Awalnya saya bepikir
kalau Etihad adalah maskapai dari Negara lain bukan UAE dan Emirates adalah
masakapai resmi UAE. Pernah saya melihat kalau untuk menuju Dubai dari Abu Dhabi
maka kita akan menggunakan Bus (tertulis di web Emirates). Awalnya saya
berpikir itu ada;lah Airbus ternyata
saya memang masaih unyu-unyu…
(alias ga tahu). Ternyata memang menggunakan Bus karena jarak Dubai- Abu Dhabi
adalah sekitar 2 jam perjalanan (sekitar 100 km saja). Secara perjalan disana
banyak jalan lurusnya (gurun mendominasi).
Berhubung waktu keberangkatan
saya sudah dekat maka pihak kantor memilihkan saya masakapai Emirates,
dikarekan kalau dengan menggunakan maskapai Emirates , pembuatan Visa lebih
cepat karena menggunakan pihak ketiga yaitu VFS Global.
Saya hanya tinggal menggisi
formulir yang dikrimkan dan memberikan foto 4x6 sebanyak 2 buah serta paspor
asli. Sisanya pihak kantor yang urusin, saya mah ngurus yang lain hehehe.
Suatu hari saya menerima email pemberitahuan pembayaran untuk Visa yang
saya buat nah lo, bayar aja kaga kok ada laporannya. Ternyata agen dari kantor
yang membayar dan beberapa hari setelah itu saya menerima email bahwa visa saya
telah disetujui dan terdapat di halaman lampiran. Ternyata visa ke Dubai tidak
tertempel di paspor seperti biasanya. Kali ini Visa harus saya cetak sendiri
dan dibawa kalau saya berpergian. Baru kali ini saya mendapatkan hal seperti
ini.
Jarak lokasi training yang hanya 13 km |
Lokasi tempat saya bertugas di
Dubai nantinya di daerah Jebel Ali Freezone yaitu daerah seperti kawasan
industri Indonesia dan pergudangan macam
MM2100 atau KIIC di Indonesia yang dikelola oleh Jebel Ali Free Zone Authority.
Untuk masuk kedalam area ini tidak sembarang orang boleh masuk. Kita harus
punya pass masuk yang harus dibuatkan oleh yang mengundang. Setiap kali masuk
kedalam area tersebut maka kita harus memperlihatkan pass tersebut untuk
nantinya diberikan pass masuk.
Hotel mahal brohhhhh |
Sekarang giliran pemilihan hotel saya menginap di sana. Saya disarankan oleh pihak pengundang untuk
reservasi di derah Ibn Battuta. Hotel yang ditawarkan adalah Movenpick. Setelah
saya mencari informasi di Internet saya dapatkan kalau harga hotel ini adalah hampir
3 juta permalam per kamar(woooooow).
Amazing ga banget nih hotel, takut banyak omongan miring kalau makai hotel ini.
Secara ini hotel adalah hotel bintang 5.
Luas kamarnya saja adalah 35 meter persegi dan memang harga tidak pernah bohong. Harga mengikuti
kualitas (biasanya).
Hotel lain yang ditawarkan pihak pengundang |
Lokasi hotel ini
juga berdekatan dengan sebuah mall besar
di Dubai yaitu Ibn Batutta Mall. Akhirnya saya
menanyakan alternatif hotel
lainnya. Saya diberikan pilihan lain yaitu Ziqoo Hotel. Hotel yang bernuansa
Jepang. Hotel ini lebih mirip dengan apartemen, karena sudah full furnish. Didalam hotel ini dilengkapi dapur dan
bahkan ada juga ruang keluarga. Cocok unuk satu keluarga yang berkunjung ke
sini bukan single visitor seperti saya ini. Buat apa dapur kalau tidak ada yang
dimasak. Lokasi hotel ini terletak di Discovery Garden berdekatan dengan Ibn
Batutta Mall.
Disinilah fungsinya Gogle map ,
saya mencoba browsing-browsing mencari hotel
lain yang berdekatan dengan lokasi yang disarankan. Akhirnya, saya
menemukan sebuah hotel lain yang tidak
disarankan oleh pihak pengundang, yaitu hotel Premier Inn. Sepertinya hotel ini
hotel baru, soalnya belum banyak review yang diberikan. Harga untuk menginap disini lebih masuk akal
yaitu sekitar satu jutaan.
Premiere Inn Ibn Batutta |
Akhirnya saya memilih untuk menginap di hotel
ini, sepertinya cukup representative
buat saya. Akan tetapi saya memilih pembayaran menggunakan Voucher dari travel
kantor daripada membawa uang lebih. Setelah bekoordinasi dengan pihak terkait
akhirnya saya menerima Voucher reservasi hotel Premier Inn Ibn Batutta. Saya
sangat terkejut dengan harga yang
diberikan oleh pihak travel. Harganya mejadi 2,4 juta/ malam/ kamar. Woooooow.
Harnya kok menjadi hampir dua kali lipat.
Saya berpikir kenapa tidak menggunakan pembayaran cash. Tapi sudahlah.
Lain kalau saya akan membawa cash saja untuk melakukan pembayaran dari pada
menggunakan jasa travel ini.
Semua telah selesai, Visa
selesai, Tiket sudah dikirim melalui email dan begitu juga dengan voucher, gatepass Jebel Ali Freezone sudah
selesai serta uang perjalanan sudah ditangan. Jadi sekarang tinggal menunggu
waktu keberangkatan saja. Ternyata masih ada yang saya lupa yaitu nol card. Yaitu kartu yang bisa
digunakan untuk membayar transportasi selama di Dubai seperti Bus, Metro
(kereta listrik) atau trem. Saya dipinjamkan kartu nol oleh teman yang telah
pernah berkunjung ke Dubai. Jadi saya tidak perlu membeli lagi kartu tersebut,
tinggal mengisi ulang kartu tersebut saya bisa menggunakan kartu untuk
menggunakan moda transportasi massal di sana. Setelah kartu nol saya terima
maka saya sudah siap berangkat.
Cerita selama saya disana, akan
saya ceritakan ditempat terpisah. Cek it
dot yahhhhh……….
0 komentar