Kopi Tak Kie di Petak Sembilan

9:00:00 AM

Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, pepatah itulah yang ingin kami pakai dalam perjalanan kami ke kawasan Kota Tua Jakarta. Mumpung kami (saya, Bunda, Ami dan kakak) sedang jalan-jalan ke daerah kota tidak salah saya mengajak bunda ke kawasan Petak Sembilan Glodok. Diareanya ini juga menurut cerita banyak dijual makanan dan peralatan ibadah orang Tionghoa, obat-obat 

tradisional Cina dan bahkan konon ada juga menjual peralatan masak yang lengkap disini. Kemudian, yang paling menarik buat bunda adalah didaerah Petak Sembilan ini ada juga sebuah kedai kopi yang terkenal yaitu Kedai Kopi Es Tak Kie. Sebagai pencinta kopi bunda pasti tertarik mengunjungi kedai ini, sedangkan saya hanya ingin tahu saja area ini. Soalnya sudah bertahun-tahun datang ke Glodok tapi tidak tahu dimana itu Petak Sembilan.

Sebenarnya saya tidak tahu posisi pastinya dimana letak Petak Sembilan ini. Tapi dari internet saya dapatkan bahwa lokasinya berada didekat glodok. Ada beberapa informasi yang saya dapatkan bahwa lokasinya dekat dengan Jl. Kemenangan 3 dan beberapa Informasi lain. Jujur saya masih bingung. Biarlah kita langsung On The Spot saja kalau kita tersesat kita pergunakan GPS alias Gunakan Peduduk Sekitar hehehe.

Perjalanan ke Petak Sembilan ini masih dalam gabungan jalan-jalan seharian kami ke Kota Tua Jakarta dengan menggunakan Kereta Listrik (Commuter).Silahkan baca One Day Trip to Kota by Train (Commuter)

Kami sampai di stasiun Kota sekiatar jam 8 pagi, dan kami langsung berjalan menyeberangi Jl. Jembatan Batu, Kota dan terus kami berempatan menyusuri Jl. Pintu Besar Selatan kearah Glodok. Ami dan Kakak sangat senang sekali diajak jalan-jalan. Riang gembira mereka menyusuri jalan dipinggir jalan besar tersebut.
Rute Perjalan kami  dengan jalan kamai
Tepat sebelum jembatan penghubung Glodok Plaza kami menyeberang Jl. Pintu Besar Selatan menuju gedung Glodok Plaza dimana menjual peralatan kesehatan. Pas dibelakang Gedung itu saya langsung kedalam sebuah jalan kecil (pada gambar diatas dinomor 2), karena saya pernah melihat di Internet kalau Petak Sembilan itu. Kalau digogle map namanya Jl. Pancoran. Ternyata dugaan saya salah besar makin lama kami masuk kedalam pemukiman warga. Saya tidak yakin itu Petak Sembilan yang dimaksud. Dibawah Glodok Plaza ternyata ada pasar basah yang menjual keperluan sehari-hari warga. Pada titik 3 pada gambar kami berbalik arah lagi menuju jalan  ke titik nomor 2.

Didalam jalan sebelum kami keluar ke mulut jalan saya juga melihat ada sebuah gang yang menjual daging entah apa itu tapi dugaan saya itu daging babi. Ada juga yang menjual daging semacam ayam tapi sepertinya itu bukan ayam (saya baru pertama kali melihat orang menjual daging seperti itu).

Karena merasa tersesat kami keluar lagi dari jalan tersebut menuju pintu jalan kami masuk pertama tadi. Akhirnya kami mengunakan GPS alias Gunakan Penduduk Sekitar untuk menemukannya. Kami bertanya ke penjual minuman disekitar mulut jalan. Kami diarahkan ke gang berikutnya yaitu Jl. Kemenangan 10.

Setelah membayar minuman kami masuk ke Jl. Kemenangan 10. Didepan ada yang menjual kasur dan perlengkapannya. Kemudian ada juga yang menjual peralatan ibadah tionghoa, Sayur mayur serta makanan sarapan pagi. Makin jauh kami kedalam makin tidak yakin kalau itu daerah yang kami cari. Kami terus masuk kedalam pasar yang sepertinya juga menjual daging babi dan lainnya.

Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti disebuah vihara yang berada dibagian dalam Jl. Kemenangan 10 (Pada Gambar titik 5). Kami bertanya ke seorang petugas keamanan disana tapi beliau memberikan informasi yang kurang jelas kepada kami. Saya mencari informasi di internet tentang kedai kopi ini ternyata kalau lokasinya berada di gang Gloria.

Bunda akhirnya memutuskan untuk menyusuri Jl. Kemenangan 3. Sampai kembali memakai GPS tradisional. Orang disana memberikan kami harus kembali jalan Pancoran. Aduh kok bisa seperti ini. Kaki Bunda dan saya sudah kelelahan, akan tetapi kedua anak kami masih semangat melanjutkan perjalanan

Ami dan kakak masih terlihat senang diajak berjalan keliling Glodok. Belum terlihat wajah lelah diantara mereka. Kami terus menyusuri Jl. Kemenangan 3 dan lanjut ke Jl Petak Sembilan dan akhirnya kami bertumu kembali jalan Pancoran. Dipertokoan Jl. Pancoran ini banyak dijual makanan kecil impor. Ada coklat impor, permen impor dan lainnya. Ada juga toko yang menjual obat tradisional Cina. Paling kurang saya mengetahui kalau ingin membeli ramuan tradisional cina belinya dimana.

Sampai kami menemukan sebuah gang yang berada disebelah kanan kami dan saya berpikir pasti ini tempatnya (pada gambar nomor 7). Kami langsung menyusuri gang tersebut kedalam. Kami banyak melihat dijual buah-buahan, kue-kue dan makanan tradisional Cina. Sepertinya daerah khusus menjual makan dan buah saja. Kami tidak mencoba satupun makanan disana karena kami masih meragukan kehalalannya. Sampai ujung gang tidak ditemukan juga kedai kopi Es Tak Kie.
Hampir putus asa mencari gang Gloria di kawasan petak Sembilan. Kami kembali memutar arah keluardari gang tersebut dan Bunda bertanya kepada orang sekitar ternyata gang Gloria itu berada diseberang jalan gang yang kami masuki (pada gambar nomor 8). Kami pun menuju gang yang tunjuk.
Didalam gang tersebut banyak yang dijual makanan Cina, sperti nasi hainam, dan lainnya yang saya tidak tahu namanya. Ada juga dijual kue-kuekecil dan akhirnya kami menemukan lokasi yang kami cari sedari pagi. Dari jalan pancoran lokasi kedai berada padadisbalah kanan.

Kedainya terlihat sederhana dan kesannya jadul sekali. Terlihat foto-foto jaman dahulu yang dipajang didinding kedai. Juga dijual kue kue dan juga makanan kecil berada didepan kasir.
Dapur Kopi Tak Kie
Kasir & makanan kecil

Pesanan kopi yang sudah tersaji

Kopi Es

Kopi Es Susu

Foto-foto jadul yang terdapat didinding kedai

Kakak & Ami sedang menikmati kopi

Ami suka sekali kopi hitam

Dagangan didalam gang Gloria

Papan Nama kedai kopi yang letaknya didalam kedai
Kami memesan 2 gelas Kopi Es dan 1 gelas Kopi Susu Es dan tidak memesan makanan sama sekali karena kami takut akan kehalalan makanan yang dijual disanan. Tapi kami cukup cuek dengan kopi yang disajikan mudah-mudahan tidak ada kandungan babinya.
Tidak lama berselang pesanan kami datang, saya dan Bunda minum Kopi Es, sedangkan Kopi Es Susu diberikan kepada Kakak. Memang rasa kopi esnya memang nikmat dan yang paling nikmat ternyata Kopi Susu Es. Bagi saya kopinya lumayan karena saya bukan pencinta kopi, tapi bagi bunda kopinya nikmat.
Bunda ternyata ingin buru-buru ingin menyelesaikkan acara coffe time karena Bunda tidak suka mencium bau hio yang dibakar. Padahal saya masih ingin bersantai didalam kedai yang berksanjadoel dan kental etnis Cina, karena  setelah berjalan jauh mencari kesana-kemari.
Untuk 2 gelas Kopi Es dan 1 gelas Kopi Es Susu kami harus membayar Rp. 37rb. Tidak terlalu mahal untuk rasa yang kami dapatkan.
Setelah selesai membayar kamipun melanjutkan perjalan, kami yang akan menuju meseum Bank Mandiri. Melewati jalur biru menuju jalur biru menuju titik nomor 9 yaitu museum Bank Mandiri. satu tujuan utama kami ke Kawasan Kota telah tercapai.
Selama perjalanan kami memutarmutar di daerah Petak Sembilan kami bisa memetakan lokasi pedagang disana. Dimana pasar basah, tempat menjual kue, tempat untuk menjual peralatan ibadah orang Cina,  tempat menjual ramuan tradisional cinal, tempat menjual makanan Cina, tempat menjual peralatan kesehatan. Satu yang paling penting yang saya lihat disana walaupun dikawasan pecinaan tapi tetap ada yang menjual nasi Padang hahaha.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images