Perjalanan Liburan Jakarta - Palembang
4:54:00 PM
Sudah Tiga bulan sejak perjalanan
kami ke Jogya berlalu. Keinginan saya untuk mengajak keluarga liburan ketempat
yang belum pernah dikunjungi semakin semakin tinggi. Mau diajak kemana yah Bunda, Azra & Ami kali ini. Kebetulan Opa (kakek Azra & Ami)
mau melakukan perjalan ke Palembang. Saya melemparkan ide ke Bunda, kenapa tidak kita aja yang mengantar Opa Gani ke
palembang, sekalian liburan lumayan sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
Bunda langsung setuju dan tinggal dicarilah waktu yang enak buat kami liburan ke
sumatera. Perjalan ini kami anggap sebagai pemanasan sebelum lebaran tiba. Kami
bedua mulai membolak balik kalender 2014. Jadwal perjalanan disesuaikan dengan
kesibukan kami dikantor.
Dari pencarian kami didapatlah
tanggal baik keberangkatan kami itu pada tanggal 28 Maret 2014 dan kami akan
kembali ke Jakarta dari Palembang pada hari Selasa tanggal 1 April 2014.
Dikarenakan hari Senin merupakan hari libur nasional maka kami sedikit
memperpanjang liburan kami di Palembang. Kami ingin menikmati liburan ini
dengan santai dan ingin mencicipi kuliner khas Palembang.
Mulailah kami hunting
tempat-tempat yang nantinya kami kunjungi (biasanya sih gagal hehehehe).
Walaupun biasanya kami bisa mewujudkan itinerari yang telah kami buat tapi kami
biasanya selalu membuat jadwal perjalanan kami. Mulai dari Pulau Kamaro,
Benteng Kuto Besak dll. Juga kami memutuskan jalur mana yang akan kami pakai
nantinya dalam perjalanan ke Palembang. Saya dan bunda memutuskan untuk mencoba
Jalur baru yang belum pernah kami coba sebelumnya yaitu Jalur Lintas Pantai
Timur Sumatra. Saya membaca dari beberapa blog bahwa Jalur ini kondisi jalannya
lumayan bagus.
Jarak tempuh Jakarta – Palembang
lewat jalur Lintas Pantai Timur Sumatra ada sekitar 619km (termasuk menyeberang
dengan ferry). Kalau berdasarkan Gogle map dibutuhkan sekitar 9 jam 39 menit
perjalanan darat. Pertanyaan saya. Apakah pada kenyataannya waktunya sama kalau
ini dijalani langsung?
Pada perjalanan kali ini kami
sekeluarga juga akan mengajak ibu saya (yang biasa dipanggil Azra & Ami
nenek), Umi & Tama (panggilan adik saya) & Opa. Jadi total semua dalam
satu kendaraan ada 5 orang dewasa dan 3 orang anak-anak. Waw inilah perjalanan
teramai kami. Biasanya kami melakukan perjalanan jauh maksimal 4 orang dewasa dan
2 orang anak kecil. Tapi biarlah sesekali ramai tidak apa-apa.
Segala sesuatu kami persiapkan
dengan baik mulai dari dana, kendaraan dll. Bunda kebagian mempersiapkan menu
salama kami diperjalanan. Diperjalanan ini rencanannya kami tidak akan makan di
restoran tapi kami akan membawa semua makanan dari rumah. Kerena lebih terjamin
kebersihannya dan juga lebih murah (hehehe). Kali ini menu yang akan kami bawa
adalah dendeng. Sedangkan untuk makanan kecil untuk para krucil dipercayakan
kepada nenek.
Mendekati Hari H ada sedikit
musibah yang menimpa kami. Kedua anak kami menderita sakit. Azra demam tinggi
dan Ami demam dan batuk. Perjalan ini sempat terancam batal, tetapi setelah
diberi obat oleh dokter anak. Kedua anak kami mulai berangsur sembuh. Jadi kami
putuskan kalau kami jadi melakukan perjalanan ini.
Pada tanggal 28 Maret 2014,
setelah semua persiapan dilakukan kami tetap masuk kekantor. Kami berangkat
malam soalnya. Sorenya Jakarta hujan deras dan kondisi lalu lintas sangat macet
karena semua orang ini cepat pulang karena long week end. Jarak dari kantor
bunda ke kentor saya tidak lebih dari 10 km. Tapi untuk menempuh jarak itu pada
saat orang akan long week end bisa menghabiskan waktu 2 jam. Yup benar, 2 jam
yang dibutuhkan bunda menempuh jarah Cikini ke Pemuda pada saat akan long week
end. Padahal saya sudah berangan-angan untuk tidur cepat karena besok akan
melakukan perjalanan jauh.
Baru sekitar jam 7 malam saya
bertemu dengan Bunda di dekat toko pakaian muslim Rabbani dimana kami biasa
bertemu. Sekitar jam 8 malam kami sampai dirumah, itupun harus mutar sana-sini
karena terjadi banjir dibeberapa titik. Saya langsung tidur sedangkan bunda
mulai packing karena kemaren-kemaren masih ragu akan jalan atau tidak. Rancananya
saya akan bangun jam 23.00 akan tetapi karena kecapean saya terbagun jam 00.00.
Mulailah kami menyusun semua barang yang akan kami bawa kedalam mobil. Saya
membuat peraturan berhubung mobil kami kecil, semua penumpang dilarang membawa
banyak barang bawaan (hehehe). Abi (suami adik saya) nanti juga akan nebeng
sampai ke cilegon ke tempat orang tuanya selama istrinya ikut dengan saya. Jadi
nantinya kondisi mobil saya akan penuh di isi oleh 6 orang dewasa dan 3 anak
kecil.Waw rekor lagi bagi neng erti.
Sekitar jam 01.00 kami
meninggalkan rumah untuk memulai perjalanan ke pulau Sumatera, tapi sebelum
masuk kedalam pintu tol Jatibening saya mengisi bensin dahulu. Bensin diisi
penuh sampai “muntah”, karena saya ingin membandingkan konsumsi bahan bakar
yang dibutuhkan untuk menuju Palembang. Perlu diketahui bahwa dalam membawa
mobil saya tidak concern dengan cara bawa mobil. Saya membawa mobil berdasarkan
keinginan saya. Jadi bisa dikatakan tidak merujuk kepada cara mengemudi yang
benar. Bisa jadi cara bawa mobil saya sangat boros. Jadi saat mengisi bensin
ini saya anggap titik nol. Jadi nanti saya akan mengisi penuh lagi bensin saat
akan pulang nantinya, sehingga bisa didapat konsumsi bahan bakar l/kmnya.
Setelah mengisi bensin, saya
menyempatkan mengisi kartu e-toll yang saya miliki sebanyak 2 buah dengan
nominal Rp.50rb. setelah melakukan top up kartu e-toll kami langsung berangkat
meninggalkan Jakarta (eh salah Bekasi deng). Memasuki Jakarta kondisi lalu
lintas tol masih ramai terutama truk karena truk sudah boleh melewati tol dalam
kota pada jam-jam itu. Kondisi masih dalam keadaan ramai lancar. Akan tetapi
mendekati pintu tol karang tengah kecepatan kendaraan makin lambat dan
cenderung berhenti. Saya berpikir ini pasti karena pintu tol yang membuat lalu
lintas macet. Setelah melewati pintu tol kecepatan kendaraan tidak bertambah,
ternyata ini diakibatkan oleh adanya perbaikan jalan oleh pihak operator jalan
tol. Saya heran ini jalan tol kok tidak pernah selesai-selesai ya perbaikannya.
Perjalanan kami sedikit
tersendat. Saya membuat jadwal sekitar jam 3 saya sudah masuk merak. Akan
tetapi karena kemacetan saya baru masuk kedalam pelabuhan jam 4.30 dan terlebih
dahulu kami mengantarkan Abi kerumah dahulu. Jadi kami tidak keluar ke Pintu
tol Merak, kami keluar di Pintu tol Cilegon Barat.
Dari rumah Abi kami melanjutkan
perjalanan dengan menempuh jalur jalan non tol menuju Merak. Sewaktu akan masuk
Merak, saya salah masuk pintu gerbang. Saya masuk ke pintu gerbang parkir untuk
terminal bus Merak. Aduh… Saya keluar lagi dan tetap saya harus bayar Rp. 6rb
untuk waktu tidak sampai 5 menit. Lebih mahal dari parkir di mall-mall di
Jakarta. Sepertinya saya tidak memperhatikan rambu penunjuk jalan. Ternyata
jalan masuknya berada dijalan sebelah yang saya masuki tadi. Pada gerbang masuk
pelabuhan kami diharuskan membayar Rp, 275rb (sudah termasuk penumpang).
Setelah melakukan pembayaran saya
langsung menginjak gas dengan harapan cepat masuk bus. Ternyata ada antrian
mobil yang cukup panjang. Saya langsung mengikuti antrian ini. seingat saya
dermaga di Pelabuhan Merak ini cukup banyak tapi kenapa orang mengantri di satu
dermaga saja. Ternyata memang ada banyak dermaga di pelabuhan Merak ini tapi
rambu petunjuklah yang kurang di pelabuhan ini. sehingga banyak orang yang
mengantri di satu dermaga saja padahal masih bnayak dermaga yang lain. Setelah
ada salah seorang petugas datang memberitahu barulah antrian ini pecah dan
berkurang. Kami langsung menuju dermaga 3 dengan harapan bisa parkir di lantai
atas sehingga bisa melihat pemandangan laut dengan leluasa buat Azra dan Ami.
Antri masuk kapal |
Erti Neng Sedang Mejeng mau masuk kapal |
Kami masih harus menunggu kapal
merapat terlebih dahulu dan juga harus menunggu bongkar muat kendaraan di
kapal. Mulai jam 6an kapal mulai dimasuki kendaraan niaga dan pribadi. Kami
memang beruntuk kami tidak perlu menunggu untuk kapal berikutnya. Tepat jam
7.20 kapal mulai berangkat berlayar menyeberabngi Selat sunda menuju Pulau
Sumatra. Ini sudah sangat telat sekali dari jadwal yang telah kami buat
sebelumnya jadwal kami adalah Jam 6 itu kami sudah harus tiba di Bakaheuni dan
istrirahat sebentar sebelum masuk ke Jalur Lintas Pantai Timur Sumatra. Apa
daya kami meleset jauh dari jadwal. Ya sudah jalani saja apa adanya.
Mesin Mobil tetap hidup selama
kami didalam karena pagi itu matahari sangan terik sekali. Kami juga mulai
melakukan sarapan pagi. Untuk sarapan kami ini kemi sarapan dengan mie instan.
Kami membawa banyak sekali stok Pop Mie yang akan kami nikmati dalam
perjalanan. Untuk itu kami juga mempersiapkan termos air panas yang baru kami
beli di dekat rumah Umi.
Sarapan pagi di mobil |
Antrian mobil yang menunggu kapal |
Kapal yang sudah berlayar |
Ami dan Azra sedang melihat laut |
Kondisi penuhnya kapal |
Kapal yang penuh dengan mobil |
Sedang sarapan pagi |
Sekitar jam 9.30 kami mulai
mendarat di bumi Sumatra dan akan memulai perjalanan kami menuju Palembang.
Terlebih dahulu saya kembali akan mengisi tangki neng erti sampai penuh, karena
takut di jalur Lintas Pantai Timur Sumatra nantinya tidak banyak terdapat SPBU.
Bunda, Ami dan Azra juga tidak lupa menyetor di kamar kecil SPBU ini dan
hebatnya lagi SPBU ini kita diharuskan membayar. Kalau kondisi WC bersih sih
tidak apa-apa. Ini sudah mesti ngantri bayar lagi (bunda ngamuk-ngamuk). Bensin
sejumlah Rp.93rb diisikan kedalam Fuel tank neng Erti.
Setelah kami mengisi bensin dan
ke kamar mandi kami memulai perjalann menuju Palembang. Kondisi jalan dari
Bakaheuni menuju Sukadana relatif bagus walau ada di beberapa titik yang
jalannya jelek bahkan tidak ada Aspalnya.
Selepas waktu sholat kami
berhenti disebuah mesjid yang cukup besar di Sukadana untuk melakukan sholat Zhuhur
dan juga makan siang. Istilah kerennya Isoma. Satu jam kami istirahat siang di
Mesjid tersebut. Pada jam 01.30 kami mulai melanjutkan perjalanan menuju Palembang.
Kondisi jalan di propinsi Lampung
relatif bagus, Cuma dibeberapa tempat terjadi kerusakan jalan terutama pada
posisi jembatan dan sambungan jembatan. Dengan lancar kami melewati daerah
seputih banyak – Tulang Bawang – Mesuji wilayah Lampung. Beragam pemandangan
terlihat sewaktu diperjalannan. Mulai dari Persawahan, Perkebunan tebu,
perkebunan sawit, Perkampungan transmigran dan pedesaan. Dibandingkan dengan
Lintas Tengah jalur ini lebih ramai penduduknya atau dengan kata lain lebih ramah
penduduknya dibandingkan dengan Jalur Lintas tengah Sumatra yang masih ada
hutan-hutanya. Jadi kesannya lebih angker. Tapi soal keamanan saya tidak bisa
membandingkan keduanya.
Kecepatan mobil bisa dipacu
maximum tapi harus konsentrasi karena dari jalan yang semulus-mulusnya jalan
bisa berobah menjadi jalan yang jelek sangat. Jalannya pun banyak jalan yang
lurus dan naik turun. Lebar jalannya pun lumayan besar. Memang cocok dijadikan Jalan propinsi.
Memasuk wilayah Mesuji Sumatra Selatan-Tugu
Mulyo, kondisi jalan masih bagus, walau kondisi jalan masih sama dengan jalan
sebelumnya, yaitu jalannya kadang mulus tiba-tiba berubah jadi jalan jelek.
Beberapa kali mobil kami menghantam lubang yang menganga dijalan. Aduh hancur
deh mobilku kata saya dalam hati. Kondisi jalan makin parah semakin sore dan
Sewaktu kami masuk ke kota Kayu Agung diperparah dengan banyaknya truk yang
akan masuk kekota Palembang.
Kami langsung masuk ke sebuah
SPBU didaerah Kayu Agung untuk Isoma. Selesai makan dan sholat kami langsung melanjutkan
perjalanan. Kadang macet meperlama kami masuk kedalam kota Palembang. Jalan
Rusak Parah. Jalan nasional kok rusak parah seperti ini.
Sekitar jam 22.00 kami sampai di
Indralaya. Kami pun mengisi Bensin disalah satu SPBU dikota ini. Bahan bakar diisi
penuh. Kondisi mata sayapun sudah sangat berat dan harus diistirahatkan dahulu.
Maka di SPBU ini saya tidur dulu sejenak. Kurang lebih 30 menit saya tertidur.
Selesai tidur saya cuci muka dulu sebelum melanjutkan perjalanan.
Sepanjang jalan dari Indralaya –
Palembang, banyak sekali mobil truk yang akan menuju Palembang dan kondisi
jalan jauh sekali kalau dikatakan layak. Banyak lubang disana sini, beberapa
kali Bumper mobil kami menyentuh permukaan jalan. Yang membuat saya heran kok
sedikit sekali mobil pribadi yang melewati jalan ini. sepertinya masih ada
jalan lain menuju Palembang yang selain jalan ini. Berhubung kami tidak
mengetahui jalan alternatif tersebut terpaksa kami mengikuti truk-truk tersebut
menuju kota Palembang.
Makin mendekati kota Palembang
jalan mulai membaik dan truk menghilang seperti ditelan bumi (karena truk tidak
boleh masuk kota). Kami melewati jembatan Kertapati sekitar jam 12 malam. Tidak
lama berselang jembatan Ampera pun terlihat dengan megahnya. Kondisi Palembang
saat itu sudah mulai agak lengang. Masih ada beberapa komunitas motor masih
berkumpul. Mobil langsung diarahkan ke jalan Veteran dan masuk kedalam Lorong
Candi. Akhirnya kamipun menginjakkan kaki di Kota Palembang. Alhamdulillah.
Saya tidak percaya kalau
perjalanan dari Bekasi – Palembang membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam.
Berbeda sekali dengan cerita yang saya baca di beberapa blog. Tapi yang penting
kami sekeluarga sampai dengan selamat di kota Palembang. Selesai Bongkar muat
seperlunya dirumah. Kami semua tertidur pulas.
Hari Pertama saya diPalembang
dihabiskan dengan tidur sepuasnya diranjang. Akan tetapi Ibu mengajak kami
untuk mengunjungi saudara kami yang ada di palembang. Jadi untuk tidur spuasnya
ditunda dulu. Sekitar jam 10an kami berangkat kerumah sepupu saya yang berada
diaerah Pakjo, dan dilanjutkan dengan kunjungan ke rumah sepeupu saya didaerah
dekat Yayasan IBA. Dari kedua kunjungan kami ini sudah bisa ditebak kalau
pempek adalah makanan yang paling kami serbu. Pada kunjungan kedua kami juga
disuguhi model Palembang. Kalau yang ini saya yang sapu bersih.
Selesai kunjungan ke kedua
saudara kami di palembang, saya meneruskan kunjungan saya ke sekolah saya dulu
swaktu sekolah di SDN 255 Palembang dan SMPN 3 palembang. Untuk SD saya sedikit
heran kenapa nomor SD saya berubah menjadi SDN 40 palembang, sedangkan untuk
SMP masih seperti dahulu Cuma bertambah besar saja.
Dalam Perjalan Pulang kami
menerima telepon dari Uni Eva yang mengajak kami untuk menikmati makan diluar
besok hari. Kami mengiyakan ajakan ini. Entah kenapa waktu dirubah menjadi
malam itu juga. Terpakasa kami menolak ajakan tersebut karena kami semua sudah
kenyang. Tapi Uni Eva berkeras mengajak kami makan diluar. Ya udah kami ingin
jalan-jalan di Benteng Kuto Besak (BKB). Maka jalanlah kami semua dengan menggunakan 2
mobil ke daerah Benteng Kuto Besak
.
.
Kami parkir diarea parkir
Riverside restoran. Konsepnya hampir sama dengan bandar jakarta. Kalau bandar
Jakarta dipinggir pantai sedangkan restoran ini dipnggir sungai. Untuk soal
pelayanan kalah jauh dibandingkan bandar jakarta. Untuk menu yang sudah dipesan
datangnya tidak serentak kadang ada yang sudah kelar makannya ada yang belum
makan sama sekali. Pelayan kadang seperti sangat sekali. Mungkin restoran ini
bisa berubah menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi untuk view pada malam hari
Restoran ini lumayan bagus.Ada beberapa restoran lain yang saya lihat di
pinggir sungai Musi. Sepertinya wisata kuliner sedang bergeliat di kota ini.
Makan Malam |
Makan malam keluarga di Pinggir Sungai Musi |
Narsis dulu |
Tiga Pendekar |
Sungai Musi dan Jembatan Ampera pada Malam hari |
Selesai makan kami langsung
pulang, sedangkan nenek & ibu tidur dirumah uni Eva. Sedangkan saya dan
keluarga tidur dirumah Oma Tuti.
Pada hari Senin, sehabis bangun
saya mengajak bunda untuk jalan ke GOR Jakabaring, mumpung kami berada
dipalembang. Tidak perlu mandi pagi kami langsung berangkat. Yang berangkat
Cuma saya, bunda, Oma Tuti dan Ami. Kondisi lalulintas di Palembang saat itu
masih sepi. Kata Oma saya biasanya didaerah menuju kesana macet sekali karena
ada pembangunan fly over diperempatannya. Tidak sampai 15 menit kamipun sampai
di komplek olahraga jakabaring tersebut.
Menurut saya kompleks olehraga ini cukup besar dan sepertinya juga butuh dana yang besar
untuk perawatannya.
Selesai jalan pagi di area
Jakabaring sport center, kami langsung mencari sarapan pagi yang khas Palembang
kata Oma tuti sih ada di pasar Kuto. Maka langsunglah kami beranjak menuju
Pasar Kuto. Jujur kalau dulu sarapan favorit saya di palembang adalah Model,
tapi kata Oma Tuti sih ada yang lain yaitu Burgo, Lakso, Lakso dll. Wah lumayan
juga nih nyobain makanan baru di Palembang.
Sesampai di Pasar Kuto, kami
langsung memarkir mobil dan menuju restoran yang dimaksud. Kami masuk kedalam
sebuah ruko dipinggir jalan didekat pasar Kuto, berhubung dekat dengan pasar
untuk parkir sendiri agak sulit. Kami memesan tiga piring sarapan campur
(Laksa, Lakso, Burgo dll). Inilah untuk pertama kalinya saya mencoba sarapan
ini. Makanannya seperti gule atau kari ditambah dengan macam-macam yang saya
tidak tau namanya. Untuk rasa kari atau kuahnya sendiri enak sekali tapi saya
kurang suka dengan isinya. Mungkin lebih baik diganti dengan lontong atau
ketupat. Untuk harga seporsi dihargai Rp. 12rb/ porsi.
Foto restoran |
Martabak |
Sarapan Mix (Burgo, Laksa, Lakso entah apa itu) |
Makanan tradisional (makanan lama) |
Selesai makan kami langsung
menuju pasar Cinde, untuk membeli ikan Gabus. Kami ingin Oma Tuti membuat
pempek sesuai dengan keahliannya. Oma Tuti sangat pandai mebuat pempek jadi
kami tidak perlu membeli pempek lagi untuk dibawa pulang.
Untuk membuat pempek bisa
menggunakan ikan belida yanga paling top dagingnya trus ikan gabus dan bisa
juga ikan tenggiri. Kesemua ikan-ikan itu termasuk ikan-ikan mahal. Sekilonya
sekitar Rp. 60rb. Untuk Ikan gabus. Ikan belida lebih mahal lagi. Kata Oma tuti
untuk membuat pempek tepung yang
digunakan khusus dan gula merah batok yang dipakai untuk membuat cuka juga
khusus. Adik saya pernah mencari gula ini di jakarta dan belum bertemu sampai
sekarang. Kalau memakai Gula merah sembarangan bisa merusak rasa cuka
pempeknya.
Kami pun Pulang selesai belanja,
Oma Tuti akan membuat pempek nanti siang selesai kami jalan untuk membeli es
kacang merah di sekat lapangan Hatta, yang dekat rumah kami.
Sekitar jam 13.00 kami semua
berangkat untuk membeli kerupuk kemplang didaerah Pasar Cinde lagi dan wisata
kuliner es kacang merah di lapangan Hatta. Bunda, Umi dan nenek langsung
belanja kerupuk di Pasar Cinde sesampainya kami disana.
Selesainya belanja kerupuk, kamipun
bergegas menuju lapangan Hatta, sayangnya sekarang bayak peraturan baru disini
jadi untuk menuju suatu tempat yang dekat kita harus memutar dulu. Karena ada
beberapa perempatan yang ditutup sehingga buat yang mau memutar mesti jalan
dulu sedikit. Tapi ini baik untuk membuat lalu lintas menjadi lancar.
Ketika kami berada perapatan
International Plaza (IP) Umi bilang ke bunda “Bunda sudah pasang saftybelt
belum?” entah mengapa mata saya juga melirik ke Bunda, dan tiba-tiba
“Braaaaaakkkkkk”. Mobil kami menabrak bus kota.
Bus kota yang berhenti mendadak ditengah jalan dan kondisi saya sedang
tidak fokus menjadi penyebabnya. Sontak saya menginjak rem, Ami pun
terpelanting jatuh dan menangis.
Saya hanya terdiam dan semua juga
terdiam. Bagi bus kota mobil kami bukan lawan yang seimbang. Saya langsung
membawa mobil ketempat yang aman dan memeriksa kerusakan mobil kami. Ternyata
kerusakannya cukup parah. Lampu depan kiri pecah, Bumper sobek, side fender
ketekuk dan sepertinya ada bagian dalam mobil yang tertekan sehingga ban dan
karet bawah bergesek.
Tanpa kata-kata perjalan ke Es
kacang merah dibatalkan karena musibah ini. sesampai dirumah saya ingin
memastikan lagi kondisi mobil. Ternyata Headlamp kiri mati total tapi lampu
signal lamp masih hidup. Jadi kami akan pulang ke jakarta dengan berbekal Fog
lamp dan satu lampu Headlamp. Alhamdulillah ini mobil masih asuransi jadi saya
tidak pusing lagi. Saya tinggal lapor pihak Asuransi untuk membuat laporan.
Untuk detail cara pelaporan dan cara klaim auransi Autocilin akan saya
ceritakan di cerita berikutnya.
Kondisi Neng Erti |
Detil Neng Erti yang ringsek |
Malam itu saya tidur agak cepat,
untuk dapat bagun lebih pagi esoknya. Tapi ternyata tetep saya tidak bisa
bangun pagi. Saya tetap dibangunkan oleh nenek. Kami dibangunkan pada pukul
03.00 dinihari dan mulai beres-beres dan memasukkan barang-barang ke mobil.
Selesai kami memasukkan
barang-barang ke dalam mobil kami langsung pamit ke Oma Tuti dan Opa Taufik
untuk balik ke Jakarta. Kami meninggalkan Palembang jam 04.05 pagi. Langsung
mobil saya bawa ke Jl. Sudirman – Jembatan Ampera – Jakabaring. Kami sewaktu
kunjungan ke rumah Uni Eva pernah bertanya jalan alternatif ke kak Alex (suami
Uni Eva). Kami disarankan untuk mencoba jalan ini. dari jembatan Ampera terus
saja samapai ketemu Hypermart dan terus saja sampai jalan mentok (pertigaan)
dan kami disarankan belok kanan. Tapi berdasarkan Gogle Map saya bisa mengambil
jalur lain.
Jalur alternatif |
Side box Biker |
Sepertinya mereka adalah para
pedagang yang akan berjualan. Banyak sekali kami bertemu dengan pemotor seperti
ini selama kami diperjalanan menuju Kayu Agung.
Pemandanganpun selama perjalanan
cukup menarik. Kadang kami melihat sungai dan rumah dipinggir sungai. Rumah
tradisional Sumatera Selatan. Pemandangan yang indah ini kadang dirusak oleh
salah satu parpol yang memasang warna mencolok di sekolah dan gedung-gedung
pemerintahan.
Jalur yang kami pilih ini lumayan cepat dibanding jalu kedatangan kami ke Palembang sekitar 1 jam-an. Dijalur ini tidak kami temukan truk besar sama sekali.
Sekitar jam 7pagi kami sampai di
Kayu Agung dan kami langsung mencari SPBU untuk beristirahat. Selang tidak
berapa lama kami menemukan sebuah SPBU yang mempunyai parkiran yang besar. Saya
langsung masuk kedalam area parkir SPBU tersebut. Sebagian anggota team saya
langsung menuju kamar kecil termasuk saya. Kamar mandinya lumayan bersih dan
terawat.
Selesai buang air, kami semua
melanjutkan sarapan pagi dengan menu Pop Mie (hehehe). Kali ini saya langsung
makan dua buah Pop Mie. Sekitar 30 menit kami beristirahat disana.
Kami kemudian melanjutkan
perjalanan kami Tugu Mulyo dan Mesuji di wilayah Sumatera Selatan. Behubung
waktu masih siang hari. Dan kondisi saya masih fit. saya sangat memperhatikan
jalan jadi menjelang jalan jelek saya selalu mengerem dan hanya beberapa kali
menghantam lobang.
Kondisi jalan |
Banyak rumah ada tempat ibadahnya |
Kondisi Jalan |
Selama diperjalan di daerah
Mesuji beberapa kali kami menemukan Razia kendaraan tapi sepertinya ini
ditujukan kepada kendaraan truk. Kendaraan kami tidak pernah dihentikan oleh
polisi hanya dilihat saja dengan pandangan tajam. Lokasi razianya pun di tengah kebun karet atau
ditengah hutan gitu. Jadi tidak disangka-sangka posisinya.
Perjalanan kami teruskan didaerah
Lampung memasuki Mesuji – Tulang bawang – Seputih Banyak. Kami memasuki Seputih
Bsekitar jam 13.00 siang. Kami menemukan sebuah Mesjid yang likasi parkirnya
lumayan luas dan bisa dijadikan tempat makan siang. Sebagian anggota melaksanakan
sholat zhuhur dan Ashar yang dijama’ dan sebagian makan siang. Saya memberikan
waktu satu jam bagi Bunda, Nenek, Umi dll untuk melaksanakan Isoma biar kita on
time.
Selesai melaksanakan isoma kami
melanjukan perjalanan menuju Sukadana dimana kami sewaktu keberangkatan melaksanakan
sholat Zhuhur disana. Sekitar jam 14.30 kami melewati Sukadana.
Perjalanan kami teruskan ke Way
Jepara, karena kami ingin menyeberang diwaktu matahari masih terang, biar
anak-anak bisa menikmati perjalanan diatas kapal.
Mesjid di Sukadana |
Kami sampai di bakaheuni sekitar
jam 17.00 sore. Kami langsung masuk dan membayar untuk masuk kapal. Disini
mulai timbul masalah. Kami tidak tahu dermaga mana yang sedang loading. Jadi
kami mulai berputar-putar mencari dermaga yang cepat bisa menganggkut kami ke
kapal. Ada beberapa mobil yang kondisinya sama seperti kami yang berputar-puatr
mencari kapal. Dari dermaga 1 saya pindah ke dermaga 3 terus balik ke dermaga 2
akhirnya ke dermaga 5.
Pada jam 18.30. baru kendaraan
diperbolehkan masuk kedalama kapal. Dan ini juga berlangsung lama sekali
samapai pintu kapal ditutup dan kapal mulai berjalan. Pada awalnya saya
berpikir kapal ini termasuk yang lumayan cepat tapi saya salah. Kapal ini
sangat lambat sekali, mulai dari anak kami semangat sampai mereka kelelahan
kapal belum juga sampai ke merak. Bahkan sempat kapal ini berhenti dahulu dilau
dan saya juga sempat tertidur dimobil.
Jam 11 malam kendaraan kami mendarat
di bumi jawa. Dengan bermodalkan penerangan dari 1 buah Headlamp dan 2 foglamp
kami pun berkendara pulang. Mulai dari Merak – Cilegon – Serang – Cikupa-
tangerang. Jalan dalam kondisi lancar kadang ada truk yang mengambil jalur tengah
alias jalur cepat.
Sewaktu akan masuk ke tol dalam
kota di kebun Jeruk kami dikepung oleh pasukan truk yang akan masuk melewati
tol dalam kota. Terpaksa kami masuk tol
melwati pintu tol grogol. Dan pada jam 01.20 kamipun sampai dirumah dengan
selamat. Sampai jumpa diperjalanan kami selanjutnya. Alhamdulillah
Catatan tambahan ;
Jarak tempuh total : km
Total bahan bakar :
Konsumsi bahan bakar :
Tol :
14 komentar
wisata yang menyenangkan pak, saya rencana juga mau ke palembang dari Jakarta pada malam takbiran tahun ini,
BalasHapusKalau malam takbiran mungkin tidak terlalu ramai, karena sebagian sudah sampai tujuan. Ke Sumatra ga enaknya ngantri dikapal. kalau dah turun Bakaheuni mah dah asik. Tidak ada perjalanan yang lebih menyenangkan selain pulang kampung. Tujuan ke Pdang saja tidak berasa capek. Malasnya balik lagi ke Bekasi....
HapusSemoga selamat sampai tujuan yah....
alhamdulilah...masih bisa berkesempatan untuk melakukan perjalanan wisata...saya sendiri sudah lama menginginkan perjalanan mudik ke pekanbaru...tapi sampai sekarang belum ada kesempatan, terutama kaitannya dengan ijin cuti yang sering tidak bisa berbarengan dengan cuti isteri....touring reportnya menarik pak...sekurang-kurangnya bisa menjadi referensi bagi saya kelak..semoga banyak pengalaman lagi yang bisa di sharing....
BalasHapusMudah-mudahan bisa terlaksana ya pak. Kalau mudik pasti suasana beda banget ini yang saya rasakan kalau mudik ke Padang dua kali 2013 dan 2014. Ke Palembang ini beda banget kalau dibanding ke Padang.
HapusItu kelahiran saya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya tgl 23-12-2015 kmrn br melakukan touring kepalembang menggunakan mobil toyota avanza 2008..alhamdulillah perjalanan kami lancar smpai kembali lg kejakarta..tp selama saya merasakan lintas sumatera utk tujuan kepadang memang sangat berbeda sekali utk lintas tengah dengan lintas timur..kalau lintas tengah memang kondisi medan berliku liku tp sepi dr pasukan truk..tp kalau kondisi lintas timur mmng kebanyakan lurus tp musti waspada krn bnyk tikungan tajam..dan yg lbh kesalnya terlalu ramai dengan pasukan truk....
BalasHapusKalau untuk truk sih lintas tengah juga ada tapi jarang bergerombol. Kalaupun ada bete banget buat melewatinya. Soalnya jalan yang berliku membuat kita susah melakukan overtaking ditambah lagi jalan yang agak sempit. Melewati satu truk saja ribetnya minta ampun. Tidak sabar saya ingin menjajal lagi lintas sumatera 2016, buat mudik. hehehehe.
HapusAssalamu'alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
BalasHapusCerita yang sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi saya.
Saya berencana ke Palembang pada tgl 4 Mei 2016 dengan menggunakan mobil. Mudah2an kondisi penyeberangan dan jalan lintasnya sudah lebih baik, khususnya keberadaan SPBU dan tempat untuk ISOMA.
Wassalamu'alaikum wa rochmatullohi wa barokatuh.
Wassalamualaikum warohmatullohi wa barakatuh
HapusPerlu dipertimbangkan kalau esoknya hari libur. Berngkatnya jangan malam hari. Seperti yang saya alami waktu itu, di tol cikupa saya menghabiskan waktu cukup lama. Bekasi Merak 5 jam dan di Merak pun antri cukup lama. Mudah-mudahan ini tidak terjadi besok.
Kalau SPBU dan tempat ISOMA sudah lumayan banyak tapi kalau restoran padang di lintas Timur kurang banyak dibanding Lintas tengah.
Wassalam
Maaf numpang tanya, saya juga berencana ingin ke palembang dgn mobil ertiga juga, berapa kali isi bensin full tank ya sampai ke palembangnya, sy dari depok. Terima kasih
BalasHapusSeinget saya, kalau kita isi full dari Jakarta maka akan dua kali isi bensi dan masih sisa banyak di Palembang. Bisa sih satu kali isi tapi ngeri ngeri sedap juga ...... sekarang jalan Lintas Timur sudah bagus banget. Review di sini https://azraziana.blogspot.co.id/2016/07/bukittinggi-jawa-bekasi-via-lintas.html . Jau ada perbaikan. Tapi kendala utama sih masih truk. Terima kasih sudah berkunjung Ibu Cika.
Hapusdi Pulau Mandeh juga bisa dijadiin tempat liburan untuk keluarga kaak. bagus banget pulaunya
BalasHapusUdah kok kita tahun ini sewa kapal kesana. Pas mudik tahun ini. Lewat lintas barat pas sampe di bungus kita sewa kapal bareng keluarga yang lain. Emang sih Pantainya bersih tapi banyak di kuasai oleh swasta. Akibat kecapean hanya beberapa spot yang kami singgahi. Padahal ada 13 spot yang rencananya di kunjungi akan tetapi paling hanya 5 yang kami kunjungi. Sisanya penumpang minta pulang hahahaha.
Hapus