Pertemuan kami adakan biasanya
sekali 3 bulan dan biasanya di Taman Mini Indonesia Indah. Memang kalau Kopdar
kami tidak kami adakan sekali sebulan dikarenakan setiap keluarga sudah
mempunyai agenda masing-masing jadi kalau diadakan setiap bulan akan membuat
beban tersediri. Makanya kami bersepakat kalau kopdar diadakan setiap 3 bulan.
Biasanya pada setelah lebaran, sebelum Lebaran (saat puasa), dan per tiga bulan
tergantung kesepakatan anggota. Kami sudah mempunyai wadah komunitas di facebook dan Whatsapp. Memang kami lebih giat di Whatsapp dalam berkomunikasi.
Awalnya rencana kopdar di Bogor
ini dicetuskan dari beberapa anggota yang menginginkan penyegaran dalam
pemilihan lokasi Kopdar. Pernah juga tercetus untuk kopdar diluar kota seperti
puncak, akan tetapi sudah dua kali gagal karena kurangnya persiapan kami
sebagai panitia. Sekarang dicetuskanlah kopdar di Kebun Raya Bogor ini sebagai
kopdar untuk membahas persiapan sebelum Mudik. Alhamdulillah, kopdar diluar
kota kami terlaksana juga. Biasanya kami akan berkumpul pada jam 9 pagi sampai
selesai. Akan tetapi kopdar kali berbeda karena judulnya “Kopdar Sarapan Pagi
ala RTS”. Jadi kami akan berkumpul jam 7 pagi di Kebun Raya Bogor. Waduh… makin jauh malah makin pagi. Kopdar ini akan disponsori oleh om Werry
selaku penyedia lontong Sayur atau Lonsay….. ahay.
Minggu pagi tanggal 25 maret
2018, saya dan keluarga sudah bersiap-siap untuk menuju Bogor. Jam 6.15 kami
sudah meninggalkan rumah untuk menuju Bogor. Apadaya niat mau berangkat pagi
ternyata dompet ketinggalan. Terpaksa kami memutar arah kembali. Saya tidak
bisa pergi jauh tanpa dompet soalnya semua data diri ada didalamnya hihihihi.
Perjalanan kembali dilanjutkan
setelah dompet diambil. Kami melewati jalan Kodau dan berhenti dahulu di toko
kue untuk membeli makanan kecil untuk disantap bersama disana. Memang untuk
tiap kali kopdar selalu ada saja yang membawa makanan yang enak-enak, baik itu
dibuat sendiri atau dibeli. Kita dari RTS belum pernah mengadakan Kopdar di
Rumah makan, kita selalu mengadakan kopdar di area terbuka dan menikmati alam.
Semua makanan dibawa dari rumah oleh setiap anggota dan kami menikmati bersama.
Perjalanan menuju Bogor berjalan
dengan lancar, kendaraan dari Jakarta sudah ramai bergerak kearah Puncak. Walau
ramai kendaraan masih bisa dipacu diatas 60 km/jam.
Menunggu di rest area Sentul |
Selama perjalanan kakak dan Ami
berdua main dengan riangnya (maklum jarang diajak liburan hehehe). Mereka asik
berdiskusi berdua tentang apa saja.
Saya sebenarnya sudah
mempersiapkan untuk merekam perjalanan saya menuju bogor dengan indash camera yang ada di mobil tapi entah
kenapa. Kameranya tidak mau merekam, padahal saya mau bikin film untuk
memperlancar kemampuan saya untuk mengedit video mudik. Ya sudah lah…. Hal ini baru diketahui ketika
saya akan memindahkan hasil rekaman ke computer dirumah. Sia-sia perjuangan
saya untuk merekam perjalan kemarin.
Saat keluar dari tol bogor
kendaraan tidak seramai dibandingkan pada saat tadi di jalan tol. Karena memang
sebagian besar kendaraan memang hendak menuju puncak untuk berlibur. Keluar
pintu tol kami langsung berbelok ke kanan menuju Kebun Raya Bogor.
Harusnya masuk kesini parkir.... |
Untuk menuju pintu awal ternyata
membutuhkan waktu yang lumayan lama. Walau masih pagi, angkot-angkot di bogor
sudah mulai beroperasi dan menambah kesembrawutan kota bogor. Tenyata pintu yang harusnya kami masuki telah
terlewati (againnnnn). Akhirnya kami
terpaksa parkir di BTM bogor yang saat itu sedang mengadakan acara jalan santai.
Narsis dulu ah..... |
Ini Gunung apa yah? |
Kami melewati garis finish dari peserta jalan santai atau lari
yang diadakan oleh mall tersebut. Hanya kami yang melewati dengan baju yang
berbeda hihihihii..
Akhirnya kami berhasil keluar
dari mall tersebut dan menyeberang dengan damai (halah). Kami masih harus berjalan kaki sekitar 100an meter menuju
ke meeting point kami yang pertama di
BBIA. Sesampainya disana kami disambut oleh om Fendy yang ternyata sudah datang
duluan karena memang rumahnya di Bogor. Kemudian disusul oleh om Werry, Om Rio,
Om Wike dan Om Yoyo.
Waktu sudah menunjukkan jam 8
pagi. Memang pintu utama dari kebun Raya Bogor tidak dibuka akan tetapi kita
bisa masuk dan membeli karcis di gedung konservasi.
Pada saat kami masuk kedalam
gerbang ada tentara yang berjaga dengan senjata lengkap di depannya. Saya
terkejut dengan penjagaan seperti ini. Memang apa yang mesti dijaga oleh kedua tentara
ini. Secara didepan hanya penjualan tiket. Usut punya usut ternyata sang
presiden katanya kemaren berada di Istana Bogor entah hari minggu sang Presiden
masih disini atau tidak.
Setelah memebeli tiket seharga
14rb/ orang dan untuk anak diatas 4 tahun sudah harus membeli tiket penuh. Harga
tiket sudah termasuk karcis masuk kedalam museum Zoologi. Kami kemudian
berjalan masuk tanpa adanya pemeriksaan tiket dari petugas.
Kami mulai mencari lokasi untuk
kami berkumpul. Awalnya kami akan menggelar lapak didepan Musholla/ Mesjid .
Behubung itu area terbuka dan tidak dilidungi oleh pepohonan, maka kami mulai mencari lokasi lain. Kami terus berjalan menuju danau.
Akhirnya kami menemukan lokasi
kopdar tidak jauh dari danau dan area tempat yoga. Kami menggelar tikar dan
meletakkan makanan diatasnya. Seperti biasa kami larut dalam obrolan. Mulai
dari Politik, Mudik dan lain halnya.
Satu persatu anggota lain datang
dan ada juga yang kesulitan mencari lokasi kopdar dan bahkan mencari pintu
masuk. Mulai dari Om Zaki dan Om Fikri, om Harris, dan om Agus, om Budi, om
Anto, om Yandri dan terakhir om Mahfudz yang menyempatkan diri membawa berkah
buat kami dengan kopinya (beneran om Mahfudz enak kali itu kopinya).
Grup ibu-ibu ga kalah ramenya.... |
Sang Bapak juga lagi asik berdiskusi |
Sembari mendengar perbincangan dari para ahli jalur lintas Sumatra saya asik menikmati buah Lengkeng yang dibawa oleh para peserta. Tidak terasa hampir 1 kantong saya habiskan sendiri hihihi.
Menu tambahan |
Menu Utama incaran saya hahahaha |
Pembawa acara sedang main HP |
Ada kejadian lucu terjadi pada saat kopdar. Om Zaki yang awalnya semangat ingin mencoba jalur lintas barat kemudian berubah akibat membaca tulisan om Eko tentang jalur lintas barat. Oleh karena sang istri tidak memberikan ijin mencoba jalur tersebut. Akan tetapi seteah mendapatkan pencerahan dari om Yandri yang tahun kemaren telah mencoba jalur tersebut akhirnya sang istri bertukar pikiran. Ijin menjajal lintas baratpun keluar. Dengan semangat om Zaki meralat kembali jalur lintasnya. Sehingga pada saat itu dari 15 pelintas Sumatra yang hadir 11 diantara adalah yang akan mejajal litas barat. Bahkan om Romi yang awalya pengen lewat lintas timur berubah haluan istrinya setelah mendapatkan pencerahan dari istri om Yandri.
Foto dari dronenya om Fendy |
Om Romi malah sibuk saat om Yandri memberikan pencerahan |
Kemudian untuk next kopdar adalah
pada saat bulan puasa pada saat membagikan kaos dan stiker mudik bagi yang mau
mengambil langsung. Memang biasanya kalau sudah mendekati ajang mudik bareng
akan banyak wajah-wajah baru yang datang bermuculan..
Sedangkan hal terakhir yang tidak
lupa dibahas adalah, akan mengadakan kembali kopdar di luar kota dengan
menginap. Kali ini akan diusahakan untuk bisa terlaksana setelah dua kali
gagal. Berapa-pun keluarga yang akan datang kami akan tetap melaksanakan kopdar
di luar kota. Tujuan yang akan dipakai untuk kopdar pertama kali adalah Puncak
atau didaerah Cinangneng Bogor. Waktu pelaksanaan diharapkan pada bulan Juli atau
Agustus 2018.
Itulah diantaranya bebrapa poin
yang kami bahas pada kopdar hari itu. Pembahasan kemudian masih dilanjutkan
dengan pembahasan topik ringan lainnya. Sampai akhirnya terdegar suara adzan
sholat zuhur. Kami memutuskan kalau kopdar diselesaikan sampai disini. Memang
karena kopdar sarapan pagi maka siang seharusnya sudah bubar.
Kami mulai berbenah dan merapikan
lokasi kopdar kami. Tidak lupa kami memberikan tip kepada petugas disana yang
telah membantu kami dalam bebersih. Selesai berbenah kami semua berikut
keluarga melakukan foto bersama dengan om Fendy sebagai cameramen. Dan kemudian
digantikan saya.
Foto full team minus saya |
RTS kopdar dengan saya juga |
Setelah itu kami berpamitan
pulang, bagi yang akan pulang langsung silahkan dan sedangkan buat yang akan
menikmati kebun raya bogor lagi juga silahkan. Saya dan keluarga akan
melaksanakan sholat Zhuhur dahulu sebelum kami pulang. Kami akan bergerak
bersama-sama dengan keluarga om Rio, om Werry, om Wike menuju ke Masjid.
Jalan mau keluar |
Para pemuda harapan bangsa mau pamit |
Rangka ikan Paus di Museum |
Om Werry sedang jadi guide |
Nabil and the Gank.... (agak Blur) |
Still with his Gank |
Jenis kupu-kupunya banyak sekali.... |
Selepas masuk kedalam museum kami
mulai bergerak meninggalkan kebun raya bogor menuju ke parkiran mobil, hanya
saya yang parkirnya kejauhan di mall BTM sedangkan yang lainnya parkir di gedung
BBIA.
Kami berempat kembali berjalan menuju
mobil kami yang terparkir di mall. Tidak ada niat untuk singgah dimall ini
walau sebentar soalnya sudah badan capek.
Kami masih dihadapkan ujian saat
akan meninggalkan kota bogor, kemacetan kami alami mulai dari meninggalkan
parkiran mall sampai menuju pertigaan jalan tol. Perjalanan menuju rumah tidak terlalu macet. Kami tidak bisa masuk ke jalan tol JORR yang saat sangat ramai sekali. Akhirnya kami memutar melewati tol Jakarta Cikampek sebelumnya keluar
dulu di Cawang. Kami sekeluarga akhirnya sampai kembali dirumah pada jam 3
sore. Akhir kata sampai jumpa di kopdar RTS berikutnya.
Cerita ini sebenarnya sudah hampir 2 tahun berlalu akan tetapi sayang untuk dilupakakan begitu saja. Tugas dari kantor inilah kali pertamanya saya mendapatkan tugas mengajar keluar negeri. Kami ditugaskan berdua untuk keluar negeri, dan akan tinggal di daerah pinggiran Bangkok (tepatnya daerah Bang Na) mulai tanggal 21-27 Agustus 2016. Walaupun berkunjung ke sesama Negara Asia Tenggara, bagi saya hal ini cukup berkesan.
Untuk menceritakan hal pengalaman
saat berada di Bangkok, sedikit kesulitan bagi saya karena ada beberapa tempat
ayng saya tidak tahu nama lokasinya. Sayapun tidak bisa membaca tulisan dari
orang Thailand ini. Jadi yah ceritanya apa adanya saja jadi harap pembaca
maklum yah….. hehehehe.
Kali ini saya berkunjung berdua
dengan teman satu kantor, jadi sesudah training berlansung bisa ,menjelajah
daerah ini. Sebenarnya secara jarak hotel kami berjarak 30 km dari pusat kota
Bangkok. Nama daerah kami menginap adalah Bang Na.
Kami diberikan pilihan untuk
menginap didekat lokasi training. Ada 3 pilihan yang diberikan yaitu Novotel
Bang Na, Hotel Maple Bang Na dan satu lagi saya lupa. Kami memilih akan
menginap di Novotel Bang Na dengan pertimbangan cuma itu yang kami tahu
informasinya. Sedangkan dua hotel yang lain dari segi kamar dan fasilitas masih
dibawah (base on informasi dari
online yah)…..
Semua persyaratan dan
perlengkapan telah saya persiapkan dan juga telah selesai diurus. Keberangkatan
saya tidak akan diantar oleh anak kami karena Nabil sedang sakit dan tidak
boleh keluar rumah. Jadilah saya sendiri yang akan berangkat ke Bandara.
Biasanya pasukan komplit mengantar saya kalau saya bertugas ke luar negeri.
Penerbangan kami pilih
menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Pemilihan maskapai lebih dikarenakan
menu makanan yang kami dapat lebih sesuai dengan lidah orang Indonesia (gam au
rugi tapi juga ga mau makanan ga jelas). Padahal untuk ke Thailand masih ada
Thai Airways. Sayang saya tidak mendapatkan kesempatan mencoba pengerbangan itu.
Nungguin temen dulu |
Sesampai di Bandara ternyata saya
sampai dahulu dan tidak berapa lama rekan saya datang. Kami langsung makan
siang di restoran cepat saji didepan bandara. Setelah itu kami langsung masuk
kedalam bandara untuk melakukan proses check
in.
Masuk ruag tunggu biar masuk cepet ke pesawat hehehe |
Proses check in dan Imigrasi berjalan dengan lancar. Kami langsung
menunaikan ibadah sholat sebelum masuk kedalam ruang tunggu bandara.
Pada saat masuk kedalam pesawat
dan telah datang waktu keberangkatan. Untuk masuk ke pesawat, ternyata ruang
tunggu kami masih jauh dari pesawat dan kami harus menggunakan bus untuk menuju
pesawat. Saya pikir untuk menuju Thailand ini Garuda akan menggunakan pesawat
besar ternyata dugaan saya salah. Ternyata Garuda menggunakan pesawat yang
biasa digunakan untuk penerbangan domestik.
Pesawatnya kecil cuyyyy |
Penumpang yang akan berpergian ke
Thailand juga ramai pada saat itu. Saat turun bus dan antri naik pesawat saya saya
berdiri dibawah panasnya sinar matahari yang sangat terik. Terpaksa saya berteduh
dahulu dan membiarkan orang lain naik. Setelah mulai legang baru kemudian kami
naik dan duduk dipesawat
Penerbangan ini akan ditempuh
dalam 3 jam penerbangan dan lumayan saya bisa menikmati 2 film sekaligus
hehehe….
Singkat cerita sesampainya kami
disana akan dijemput oleh teman yang pernah datang ke Indonesia. Tidak begitu
sulit bagi kami untuk menemukan mereka. Sesaat kami keluar dari pintu bandara
kami langsung disambut oleh dua orang teman yang asli orang sana. Ittipol dan
Attichai langsung menyambut kami dengan hangat.
Berhubung Negara ini tidak menggunakan dollar atau rupiah terpaksa
kami menakarkan dollar yang kami bawa dari Indonesia menjadi Baht yang
merupakan mata uang Negara Thailand. Setelah itu kami langsung digiring (wow) ke gedung parkir dimana mereka
memarkirkan kendaraan.
Mereka berdua telah mempersiapkan
acara penyambutan kami. Ini terlihat ada tersedia minuman dingin dalam
pendingin dan juga makanan kecil didalam mobil mereka.
Duo terdakwa penjemput |
Jalannya licin dan lega |
Setelah meninggalkan bandara kami
langsung menuju hotel. Saat itu sudah menunjukkan jam 2 siang. Jarak Antara
bandara internasional Suvarnabhumi dengan hotel lama perjalanan sekitar 1 jam
perjalanan. Kondisi jalan di Bangkok yang saya rasakan lebih baik kondisinya
dari jalanan di Indonesia (pendapat pribadi yah maklum ndeso). Mungkin saya hanya mencoba beberapa dari
jalanan disana tapi secara umum jalanan di Bang Na lumayan terawat dibandingkan dengan jalanan yang saya jalani di Jakarta atau Bekasi.
Check in dahulu |
Lokasi training |
Suara klakson motor atau mobil
sangat jarang saya dengar walau sesekali terdengar, seminggu saya disana. Kalau
dikatakan tidak macet tiap pagi saya berangkatan juga pasti berhadapan dengan
kemacetan jalan walau tidak separah di Jakarta. Mungkin saya berada di luar
kota Bangkok. Katanya sih kalau di Bangkok juga macet.
Setelh melakukan check in dan
meletakkan barang di Hotel kami langsung diajak untuk mengunjungi lokasi kami
mengadakan training esok hari. Lokasi yang berada d area pergudangan di daerah
Bang Chalong. Tidak lama kami disana kemudian kami lagsung meninggalkan lokasi
dan menuju daerah yang saya tidak ketahui. Saya hanya melihat sekeliling. Jalan
yang dilalui sangat mulus dan lebar sekali. Di kiri kana nada persawahan dan
juga perumahan.
Ditengah perjalanan saya melirik
ke penunjukan bahan bakar yanga ada di meter cluster dan kondisinya sudah
menjelang habis, akan tetapi setelah jauh berkendara ini penunjuk bahan bakar
tidak pernah berkurang. Kemudian saya bertanya irit sekali ini mobil. Ternyata
mobil ini sudah dilengkapi bahan bakar gas selain bensin. Jadi keduanya saling
melengkapi. Jadi itu rahasianya kenapa ini mobil begitu hemat.
Beberapa kali pintu tol telah
terlewati dan kamipun belum sampai juga di tujuan. Entah dimana kami akan
dibawa, yang penting saya duduk manis saja didalam mobil.
Ini lokasi pertama (ada yang tahu) |
Kuil-kuil sih isinya |
Petunjuk keamanan dari otoritas |
Gede banget yah (orangnya) |
Akhirnya setelah sore kami sampai
di lokasi pertama jalan-jalan kami. Kami memarkirkan kendaraan di depan sungai
dan didekat sana banyak sekali orang yangsedang berolahraga. Kami ternyata
menuju Semacam kuil yang berada diseberang parkir. Memang di Thailand banyak
sekai kuil Budha di negeri ini.
Secara saya sudah diajak kemari
ya waktu saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengambil gambar. Banyak
sekali patung Budha dipahat disini. Setelah puas mengambil photo kami bergerak
meninggalkan lokasi kuil
Ini lokasinya apa yah? |
Lokasi berikutnya adalah semacam
istana dari raja Thailand. Kata Ittichai sih. Saya sendiri tidak tahu menahu
mengenai lokasi ini. Akan tetapi saya tidak bisa masuk kedalam karena sudah
sore dan kami hanya bisa mengambil foto-foto dari luar. Lokasi parkir yang
disediakan luas sekali dan juga tesedia warung-warung yang menjual souvenir dan
juga makanan.
Poto dulu |
Kaya candi kalau di Indonesia |
Ini muka Budha asli atau dipahat? |
Ambil gambar dulu |
Yang seperti ini banyak di Thailand |
Naik Tuk Tuk yang mirip bemo tapi kenceng cuy |
Kemudian kami menuju lokasi ketiga yaitu pusat pemerintahan
Thailand jaman dahulu. Katanya lagi (lah namanya juga diajak dia bilang itu kerajaan
Majapahit juga saya bilang ita juga)…. Lokasi ini begitu luas. Juga ada kepala
buda yang nongol dari akar pohon beringin. Entah… sepertinya di pahat. Kemudian
Ittipol mengajak kami berkeliling menggunakan Tuk tuk. Kendaraaan roda tiga
yang disana lumayan kencang juga mesinnya.
Kami berkeliling area ini kurang
lebih 20 menit dan berhenti bebrapa kali. Hari sudah menunjukkan jam 6 lewat
dan mulai beranjak gelap.
Setelah turun dari Tuk tuk kami
langsung menuju mobil yang membawa kami untuk beranjak dari lokasi ini. Wah…
sampai di hotel jam berapa nih pikir saya. Saya belum belajar dan ini sudah
pasti jauh dari hotel. Ahhh… berdoa
saja semoga berhasi besok hahahaa.
Kemudian saya dibawa ke daerah
yang lumayan gelap dan ditambah lagi saat itu turun hujan yang deras. Ternyata
kami diajak makan malam yang berlokasi di kampung-kampung begitu. Katanya kalau
biasanya rame dan saat itu sudah sepi sekali. Ternyata benar saja restorannya
sudah tutup. Wajar saja kalau sepi.
Restoran tengah danau |
Attichai kemudian berdiskusi
dengan Ittipol dan akhirnya kami dibawa kesebuah rumah makan yang berada diatas
kolam. Suasana rumah makan tersebut agak sepi mungkin dikarenakan hari masih
dalam keadaan hujan dan juga sudah lumayan malam saat itu.
Order makanan dulu |
Kami tidak bisa memesan makanan
yang dimaksud karena semua berbahasa Thai. Jadilah tuan rumah memesan makanan
buat kami semua. Katanya kami akan memesan
dua macam Tom Yam dan menu lainnya. Ya sudah kita makan saja, semua yang sudah
dipesan.
Tom Yam 1 |
Tom Yam 2 |
Minumannya |
Ketika menu datang dan kami mulai
menikmati menu yang dihidangkan . Rasa makan yang dihidangkan sangat sesuai
dengan selera saya. Saya dan Dwijo sangat menikmati makanan yang disediakan.
Semua makanan langsung habis dengan cepat.
Selesai makan kami masih terus
berbincang-bincang sampai akhirnya hujan berhenti dan kamipun beranjak pulang.
Ketika sampai di hotel jam sudah menunjukkan jam 10 malam dan saya pun sudah
kecapean untuk belajar (sangat sangat capek), akhirnya saya memutuskan untuk
tidur dan belajar besok saja (kalau mau).
Hari Pertama training
Keesokan harinya adalah hari
pertama kami mengajar training di luar negeri. Untuk mencapai lokasi training
tidak ada transportasi penjemputan. Sehingga kami menggunakan taksi sebagai
alat transportasi kami. Untuk mencapai lokasi training kami membayar rata-rata 500 baht untuk
perjalanan selama 30 menit perjalanan. Sarapan pagi dihotel lumayan enak dan
banyak yang bisa dibawa kedalam kamar untuk menemani saya nonton film dikamar
hahahha.
Training dulu yah |
Training kali ini menggunakan
peterjemah karena sebagian besar peserta tidak mengerti Bahasa Inggris. Dua
orang penerjemah dipersiapkan oleh panitia. Singkat training hari ini dimulai
dari Dwijo dahulu baru saya yang nanti melanjutkan. Untuk training sendiri
terdiri dari dua sesi yaitu sesi pagi dan siang. Tiap sesi diberi waktu
istirahat didalamnya.
Nah sekarang sampai ke bagian yang saya suka yaitu makan siang. Untuk peserta trainee akan makan dilokasi training sedangkan kami akan makan di warung muslim. Kami dibawa oleh direktur operasional perusahaan itu ke sebuah ruma makan muslim yang berada di Thepharak Rd dan berjarak sekitar 6 km dari lokasi training. Sebuah restoran untuk masyarakat muslim di Thailand. Jujur saya tidak bisa membaca karakter huruf Thailand. Saya mengetahui kalau itu halal dari lambing bintang dan Bulan sabit yang mengartikan itu restoran yang menjual makanan halal.
Nah ini restoran favorit kami untuk makan siang |
Menu sop yang selalu hadir setiap hari |
Nah ini dia si Bapak yang mengantar kami makan siang |
Saya memperhatikan kalau
disebelahnya juga menjual makanan halal juga. Wah enak juga kalau banyak yang
menjual makanan halal seperti ini. Kemudian saya memesan sop daging beserta
nasi. Tuan rumah tidak lupa menambahkan beberapa menu tambahan sebagai
pelengkap. Jujur sopnya seger sekali kalau tidak inget masih training bakalan
nambah saya.
Saya makan dengan lahap sekali.
Sepertinya menu Thailand ini cocok sekali dengan selera saya (apa saya saja
yang kegedean lambung kali ya hahahaha)…
Restoran ini tidak terlalu ramai tapi pembelinya datang pergi dan silih berganti. Jadi selalu ada pembeli yang
membeli makanan disana. Kadang suatu saat memang semua bangku full book. Penjualnya saja memakai
jilbab jadi tenang saya makan siang disana.
Selesai makan kami kembali ke
training dan siap melanjutkan pengajaran sampai jam 4 sore. Jadi saya tidak
perlu menceritakan secara detail progress trainingnya. Soalnya pasti kurang
menarik.
Selesai training saya dan Dwijo
mulai berbenah dan akan menuju pulang. Kami ditawari oleh salah satu translator
disana untuk nebeng mobilnya. Akhirnya kami berdua menumpang bapak tersebut
(maaf pak kami lupa nama bapak). Dia sekalian akan menuju Paradise Mall yang
berada sekitar 2 km dari hotel kami menginap.
tuh kan trotoarnya lebar banget |
Menguruskan badan |
Perjalanan dari lokasi training
menuju Paradise Park kami lalui dengan kondisi lalu lintas cukup padat. Saya
merasakan kalau jalanan di Bang Na ini lebar-lebar sekali dan untuk memutar
balik saja disediakan jembatan layangnya. Jakarta agak sedikit tertinggal dalam
urusan hal ini pikir saya.
Sesampai di Paradise Park kami
langsung berpisah dengan bapak translator karena dia akan menuju konter HP,
sedangkan kami akan berpusing-pusing ria terlebih dahulu…. Kami mulai
menjelajah mall ini. Akhirnya kami menemukan tempat favorit kami yaitu di
lantai bawah. Disini banyak menjual makanan, kami mulai mencari barangkali ada
sesuatu yang bisa dibawa pulang untuk dijadikan makan malam. Sebenarnya saya mencari es gulung yang biasa
saya dilihat di Youtube akan tetapi saya tidak menemukannya disini. Padahal
saya berangan-angan untuk menikmati langsung disini.
Setelah membeli beberapa makanan,
kemudian kamipun beranjak pulang. Nah untuk menuju pulang ini sedikit
kebingunngan mengunakan moda transportasi apa. Kalau taksi apakah mau jarak 2
km saja? Kalau menggunakan bus nanti kalau bilang stopnya pakai apa dan
bagaimana? Akhirnya kami memilih cara tradisional untuk pulang. Yaitu dengan
berjalan kaki. Lumayan jauh sih tapi tidak mengapa sekalian sambil jalan-jalan
sore. Olahraga yuksss.
Makan malam dikamar |
Sepanjang perjalanan saya
memperhatikan banyak toko-toko yang menjajakan mobil bekas atau ada juga dealer
mobil baru. Pejalan kaki sepertinya dianak emaskan disini. Trotoarnya sangat
luas dan kita bisa berjalan tanpa diganggu para pemotor (walau saya juga
pemotor hihihihi).
Tidak terasa saya dan Dwijo
sampai di hotel tempat kami menginap. Kami langsung masuk kedalam kamar dan
tidak ada rencana keluar untuk malam ini. Jadi kami akan istirahat full malam
ini.
Hujan lebat……..
Keesokan harinya rutinitas kami
berjalan seperti hari sebelumnya. Pagi berangkat ke lokasi training, mengajar
dan makan siang di lokasi yang sama dan menu yang sama (hihihi) Cuma sekarang kami ditemani oleh karyawan perusahaan
tersebut yang beragama Islam. Sayang sekali kamunikasi kami sedikit terhambat
oleh masalah Bahasa.
Pulang dari lokasi trainingpun
dengan menggunakan transpotasi yang sama alias nebeng hahaha. Rencananya malam
ini kami akan berangkat bekeliling daerah sekitar hotel. Tujuan pasti belum ada
tapi yang pasti kami akan keluar mencari makan malam.
Selesaai mandi dan sholat, saya
mendengar tetesan air dari luar kamar. Saya kemudian membuka gorden dan melihat
keluar. Teryata diluar sedang hujan deras dn hujan ini belum berhenti dalam
waktu sejam dan akhirnya kami putuskan kalau kami akan istirahat lagi malam ini
dalam kamar saja…. Huhuuuhuhuhu…. TV
pun menjadi pelampiasan kegagalan saya bejalan-jalan keluar.
Bang Na Banjir
Saya bangun seperti biasa,
menjalankan ibadah subuh dan kemudian mandi. Jam 7 pagi kemudian turun kebawah
untuk menikmati sarapan pagi. Namanya gratis pokoknya ga mau rugi deh. Sekitar
30 menit saya menikmati sarapan di resto hotel tersebut bersama Dwijo. Kami
tidak menyadari apa yang terjadi diluar hotel.
Banjir bukan hanya di Jakarta |
Setelah menyelesaikan sarapan
pagi, kami berdua beranjak keluar hotel untk mencari taksi. Sewaktu sampai
diluar saya terkejut ternyata parkiran mobil hotel sudah menjadi lautan air.
Ternyata hujan semalam telah menyebabkan banjir disekitar hotel. Saya berpikir
wah lumayan nih libur training. Ternyata masih ada taksi yang mau mengantarkan
kami ke lokasi training dna tentu saja harganya menjadi dua kali lipat. Tapi
biarlah semua kantor yang bayar. Akhirnya dengan biaya 800 Baht kami sampai
juga di lokasi training. Dua kali lipat dari biasanya.
Sore harinya sepulang dari
mengajar kami berencana untuk mengunjungi Mega Bang Na Mall yang berada di sebelum
lokasi training kami dan berjarak 8 km. Kami menggunakan free shuttle bus yang
disediakan oleh hotel.
Setelah mandi sore dan berdandan cantik, saya turun kebawah untuk bertemu Dwijo karena kami sudah berjanji akan jalan keluar. Setelah menginformasikan pihak hotel kami diberitahukna kalau kita akan segera berangkat.
Mobilnya lega banget |
Setelah manggunakan Hyundai H-1
untuk menuju mall tersebut. Kali pertama saya menggunakan kendaraan jenis
bongsor ini. Walaupun sore hari jalanan di daerah ini tidak terlalu macet.
Kondisinya bisa dikatakan lancar. Tidak sampai 20 menit kami sampai di Mega
Bang Na.
Orang Thailand sangat hormat sekali dengan Raja dan Ratunya |
Duduk di air muncrat dewek |
Bagian luar mall yang dijdikan untuk panggung dan cafe |
Bagian dalam mall yang biasa saja |
Tidak banyak yang bisa
diceritakan disini, karena mallnya mirip-mirip mall yang ada di Indonesia. Cuma
luasnya yang lumayan melelahkan untuk dikelilingi. Dibagian bawah kami
menemukan sebuah toserba yang menjual makanan kecil yang bisa dijadikan
oleh-oleh bagi teman kantor. Akhirnya Cuma disini kami berbelanja dan
selebihnya kami Cuma melakukan foto session.
Awalnya kami ingin mencari makan
diluar mall, seperti street food gitulah karena di Thailand kan terkenal dengan
street food nya. Akan tetapi setelah
beberapa lama berjalan kaki kami tidak mendapatkan tempat yang dimaksud karena
sudah ada yang tutup. Sedangkan yang sedang bejualan lumayan meragukan
kehalalalanya.
Setelah beberapa jauh berjalan
kami memutuskan untuk kembali ke hotel dengan menggunakan taksi. Kami awalnya akan menggunakan bus akan tetapi
takut nyasar, akhirnya taksi menjadi pilihan paling logis. Makan malam untuk
mala mini adalah bungkusan dari restoran tempat kami makan siang, karena sopnya
enak kami membungkus untuk makan malam dari pada susah mencari makan malam
lagi.
Sesampainya kami di hotel kami
langsung menuju kamar masing-msing dan saya melanjutkan dengan makan malam
dengan makanan yang sudah kami beli siang tadi.
Perjalanan ke komunitas muslim….
Untuk Hari kamis perjalanan diluar
perjalanan harian kami, kali ini adalah ingin mengunjungi komunitas muslim
didaerah sana, disekitaran Areeya Mandarina Village. Daerah ini berjarak
sekitar 8 km dari hotel kami tinggal.
Naik taksi dulu |
Selesai training dan kembali ke
hotel kami langsung beberes. Selesai dandan kemudian kami langsung berangkat k
eke komunitas muslim tersebut. Kami menggunakan taksi untuk menuju lokasi
tersebut.
Lalulintas yang lancar membuat
perjalanan kami lebih cepat sampai menuju tujuan kami. Kami sampai hampir
mendekati magrib. Kami mendengar suara adzan dari sebuah masjid yang berada di
dalam kawasan tersebut. Tenyata dibagian dalam kawasan tersebut juga ada pasar
yang sepertinya didominasi oleh pedagang muslim.
Kami langsung menuju masjid kecil yang berada di belakang pasar. Setelah mengambil wudhu, kami masuk da bersiap melaksanakan sholat magrib. Langsung saya didampuk menjadi imam besar (badannya yang besar). Waduh…. Jadi demam panggung. Tapi Alhamdulillah saya bisa melaluinya dengan baik.
Sholat dahulu |
Ada yang bisa baca? |
Selesai berdoa kami melanjutkan perjalanan kami untuk melihat sekitar komunitas ini. Kami langsung melihat
toko-toko sekitar masjid. Ada yang menjual baju, makanan dan lainnya. Hal
paling menarik bagi kami yaitu dagangan kaki limanya dan tentu saja di sini
kebanyakan yang halal.
Daganganntya menarik tapi ga tau rasanya |
Pertama kami membeli makanan yang
akan dijadikan menu makan malam kami. Kami membeli nasi gule ayam. Namanya juga
di Bangkok. Potongan ayamnya serem-serem. Guede-guede banget. Kemudian diikuti
dengan cemilan yang akan kami makan disepanjang perjalanan kami pulang ke hotel.
Ini sumpah enak banget |
Sate ayam |
Saya berdiskusi dengan Dwijo
bagaimana kami akan pulang nantinya. Setelah debat kusir berkepanjangan dan
akhirnya kami berjalan kaki menuju rumah eh
hotel. Kami menikmati perjalanan sembari menikmati cemilan yang kami beli tadi.
Kami berjalan santai menuju hotel.
Memang jalan kaki disini lebih tenang dibanding di negeri sendiri. Trotoarnya
lebar dan rata. Kami sangat menikmati sekali jalan kaki disini. Kami melihat
sebuah masjid di seberang sana dan cukup besar, akan tetapi kami susah akan
menyeberang karena jembatan penyebrangannya cukup jauh.
Ini dia Masjidnya |
Sudah lama kami berjalan dan kami
merasa kok belum sampai juga di hotel. Padahal kami juga sudah juga berhenti
sebentar untuk istirahat di sebuah SPBU (kencing padahal). SPBU disini lebih
bagus dari pada di Indonesia. Termasuk kamar mandinya cuy…..
Beli minuman dulu |
Namanya kok mirip-mirip yah |
Kami sampai juga di Paradise Park
Mall, itu berarti masih 2 km lagi menuju hotel. Padahal kaki ini sudah capek
sekali. Kami juga tidak bisa masuk kedalam mall karena mall nya sudah tutup.
Padahal jam masi menunjukkan jam 8an. Cepet sekali toko disini tutupnya.
Padahal kami sudah merencanakan untuk masuk kedalam mall untuk melihat-lihat
lagi.
Aduh ini gambar busnya kok miring |
Batalah kesempatan kami untuk
melihat kembali Paradise Park Mall. Untuk menuju hotel kami menyerah dan
memutuskan untuk menggunakan menggunakan bus soalnya sudah kecapean. Kami naik
dari halte didepan mall, naik bus apa saja yang melewati kami. Awalnya kami
memilih milih bus apa yang akan kami naiki. Soalnya tulisan tidak bisa kami
baca. Inilah pertama kali kami
menggunakan bus di Thailand. Cukup murah bayaran bus di sini. Bus hanya
berhenti di halte saja dan untungnya didepan hotel kami ada halte bus sehingga
kami bisa bilang ke kondukturnya saat menagih ongkos.
Makan malam halal |
Hari Terakhir Training di Thailand
Pada hari terakhir terakhir
training selesai lebih cepat dari pada biasanya soalnya sebagian siswa ada yang
akan pulang ke kampung halaman sore itu juga.
Sebelum pulang kami makan siang
dahulu di sop Thailand langganan kami untuk terakhir kalinya. Seperti biasanya
kami makan dengan lahapnya. Hari ini hari panjang karena kami akan menjelajah
Bangkok siang ini.
Selesesai makan siang, kami
angsung pulang dengan menebeng dengan translator kami seperti biasanya. Kami
pamit dengan semua orang disini karena besok kami sudah terbang balik ke
Indonesia.
Selepas meletakkan barang di
hotel kami menggunakan taksi untuk menuju stasiun BTS Udom Suk. Ada pilihan stasiun untuk menuju Bangkok
yaitu Stasiun Bang na dan Udom Suk. Kami memilih Udom Suk karena lebih mudah
dicapai. Kami membeli tiket terusan untuk satu hari. Sehingga nanti naik turun BTS
tidak perlu membeli tiket kembali. Tiket Seharga 140 Baht.
Mudah-mudahan nanti di Indonesia juga kaya gini |
Pintu pemeriksaan karcis |
Ini dimana yah? |
Sekali lagi transportasi di
Thailand lebih maju dari Indonesia. Dengan menggunakan rel sendiri, jam keberangkatan
dan kedatangan BTS ini lebih tepat waktu. Kondisi interior kereta juga lebih
nyaman. Didalam AC nyaman dan ada
penunjuk informasi next station alias stasiun berikutnya jadi kita bisia
siap-siap.
Ini informasi stasiun yang ada didalam kereta |
Perjalanan kami awali menuju
stasiun Siam dari sana kami menghabiskan waktu untuk melihat lihat beberapa
tempat seperti Siam Paragon, Siam Discovery Siam Square dan lainnya. Jadi
tujuan wisata ini memang seperti wisata belanja seperti umumnya. Banyak juga kami temui bule-bule entah dari
mana. Tidak lama kami menghabiskan waktu disini.
Suasana dalam mall |
Makanan..... |
Madame Tossods mahalnya |
Kemudian kami menuju stasiun BTS
lagi untuk menikmati wisata sungai. Dari Siam kami menggunakan MRT jalur Bang Na dan berhenti di stasiun Saphan Taksin.
Naek kapal dulu |
Awalnya masih kosong |
Didalam perjalanan |
Dari stasiun kita keluar turun dan berjalan menuju dermaga. Didermaga tersedia loket penjualan tiket kapal. Disini
ada penjualan tiket terusan yang mana kita bisa naik turun semaunya atau tiket
yang satu kali saja. Kami memilih tiket terusan yang harnya 150 Baht. Untuk
naik kapal juga ternyata kapalnya berbeda juga. Untuk wisata kapalnya lebih
lambat, kalau yang cepat memang hanya untuk pindah-pindah.
Kalau makan mewah naik kapal ini dengan harga yang berbeda |
Diatas kapal guide memberikan
informasi yang rada kurang jelas bagi kami soalnya mix dengan Bahasa Thai. Yang
pasti kami mendengar jelas instruksinya walau tidak ngerti hehehe. Kita bisa
berpindah-pindah kapal kalau keadaaannya kosong.
Cakep nih Tuk Tuk |
Kampung Cina di Thailand |
Sayang fotonya blur |
Kami turun di China Town (N5) dan
jalan menuju pecinaan. Sesampai disana tidak banyak yang kami lihat kecuali
dagangan para penjual aksesori dan saya kurang berminat untuk membeli. Setelah
ambil fot-foto, kami kembali ke dermaga untuk
menuju ke Garden Palace.
Tidak lama menuju kapal menuju
Grand Palace. Disini harus membayar
beberapa baht untuk bisa masuk dan didalamnya bisa melihat patung budha tidur
mulu. Kurang menarik bagi saya soalnya tisur mulu Budhanya.
Ini Grand palace bukan yah? |
Tidur lagi.... |
Besar sekali ini patung |
Selesai melakukan foto-foto,
kemudian keluar dan dipinggir jalan banyak terlihat tuk tuk dengan modifikasi
maksimal. Kami hanya melihat-lihat saja dan teru menuju tempat penjualan
souvenir. Sesampai di toko penjual souvenir ternyata tidak ada yang kami beli
karena ingin belanja besok saja di Chatucak (JJ market) besok.
Tuk Tuk yang antri menungu penumpang |
Akhirnya kami belanja di jualan
seorang pedagang muslim yang menjual pisang bakar ala Thailand. Namanya pisang kalau sudah diberi keju dan coklat
mah pasti enak saja bener tidak.
Ini dia penjual pisang yang lumayan mahal |
Perjalanan kemudian dilanjutkan
menuju tujuan akhir kami yaitu Asiatique. Lokasi ini merupakan tujuan wisata
yang berada pinggir sungai. Disini banyak dijual macam-macam souvenir dan juga
makanan dan juga pakaian, bahkan pijit
ikan pun ada. Kembali kami tidak membeli souvenir disini. Kami hanya membeli es
Thailand dan Dwijo membeli kebab.
Asiatique |
Kebab.... |
Area wisata ini cukup luas dan
juga tersedia Bianglala. Awalnya kami ingin menjajalnya dan keinginan ini surut
setelah melihat harga yang cukup mahal untuk menaikinya.
Setelah puas berkeliling akhirnya kami
meninggalkan Asiatique dan beranjak menuju ke lokasi awal kami naik pertama
kali untuk menuju stasiun BTS Saphan Thaksin.
Perjalan menuju ke hotel kami
harus transit di Stasiun Siam dan lanjut menuju menggunakan BTS menuju Udom
Suk. Kondisi penumpang didalam kereta lumayan padat karena barengan dengan
orang pulang kerja dan juga barengan turis yang pulang juga.
Dari stasiun BTS Udom Suk kami
menggunakan taksi untuk menuju hotel. Kami langsung beristirahat untuk
persiapan besok pagi.
Berbelanja di Chatucak dan Pulang
Pagi hari tanggal 27 Agustus
2016, saya sudah selesai packing dan langsung akan check out dari hotel. Kami
berdua akan berbelanja oleh-oleh di Chatucak. Kami check out terlebih dahulu
takut telat pulang dari Chatucak dan bisa kena 1 day lagi….
Add caption |
Setelah selesai check out kami
langsung naik taksi menuju stasiun Udom Suk untuk menuju Mo Chit. Kereta ini juga aka melewati Siam
akan tetapi kami tidak turun karena memang tujuan kami hanya Chatuchak.
Kami sampai di Chatuchak pagi
sekali bahkan toko-toko belum buka. Kami menunggu degan sabar toko-toko buka,
makin siang makin banyak toko yang buka. Kami mulai mengitari kawasan ini.
Kawasan ini sangat sangat luas dan capek untuk mengelilinginya. Segala macam
pernak pernik dijual. Mulai dari baju, sepatu, aksesoris, makanan dan banyak
lainnya (soalnya ga bisa dikelilingi semua). Setelah beberapa kali berbelanja
akhirnya saya menyerah dan duduk saja menunggu Dwijo selesai berbelanja.
Toko yang masih belum buka |
Ini dia restoran muslim yang lumayan besar itu |
Buah Thailand enak |
Denah lokas Chatuchak |
Penjual kaos |
Masih banyak yang lain |
Selesai berbelanja kami berdua
menuju sebuah restoran muslim yang berada disekitar kawasan Chatuchak. Sebenarnya
masih ada restoran lain yang agak besar, akan tetapi perut sudah lapar. Kami
memilih untuk makan disini saja. Capek kalau mencari lagi. Sepertinya kalau
berbelanja disini harus disediakan waktu seharian full hanya untuk kesini.
Makan siang dulu |
Ternyata banyak juga pengunjung dari Indonesia |
Katanya self Service tapi pada padahal tidak |
Makan siang saya (tom yam) |
Ini dia gambar lapangan Chatuchak dari stasiun BTS |
Selepas maka kami beranjak untuk
kembali ke hotel dengan menggunakan BTS dan taksi. Kami sampai di hotel sebelum
jam 12 siang sehigga kalaupun kami belum check
out tidak akan kena denda. Tapi sudahlah nasi sudah jadi bubur dan mending
bikin bubur ayam saja. Kami langsung menuju Bandara Swarvabhumi dengan
menggunakan taksi.
Kami sampai dibandara dan waktu flight masih lama, kembali perut yang
besar ini lapar. Kami berdua bergerilya
menjadi makanan halal di bandara yang besar ini. Kami mencari makanan di lantai
bawah. Kantin yang katanya untuk karyawan. Ternyata yang belanja lebih banyak
penumpang. Soalnya kantin letaknya di pojok dan lantai bawah.
Makan lagi |
Setelah makan, kami masuk kedalam
bandara untuk check in dan mengurus
Imigrasi. Proses imigrasi lumayan memakan waktu karena antrian yang cukup
panjang. Setelah itu, kami kembali menukarkan uang kembali ke dolar karena
nanti harus payback kekantor.
Alhamdulillah perjalanan menuju Jakarta berjalan lancar dan
disetelah landing saya di jemput oleh keluarga tercinta. Walau malam kedua anak
saya masih dengan setia menunggu ayahnya datang. Kami kemudian berangkat menuju
rumah dengan menggunakan taksi.
Sesampai dirumah anak-anak sudah tepar didalam taksi dan begitu juga saya yang kecapean seharian jalan. Alhamdulillah perjalanan ini lancar.