Ke Guci … itu lah ide yang saya berikan di komunitas RTS. Awalnya ide ini cuma iseng saja, berhubung karena lumayan jauhnya lokasi dari Jakarta. Respon yang diberikan oleh para anggota berbandig terbalik. Banyak yang tertarik untuk turing ke GUCI- Jawa tengah. Satu persatu para anggota mendaftarkan diri untuk mengikuti acara ini. Saya sedikit sangsi dengan rencana ini, apakah bisa terealisasi atau batal seperti waktu di Pucak waktu itu.
Awalnya turing ke Guci
merupakan turing lanjutan dari Turing ke Cileutuh yang dilakukan pada bulan
April. Demi memastikan acara turing ini terlaksana, maka saya buru-buru menutup
pintu pendaftaran turing. Dikarenakan kejadian pada saat lalu, akibat kebanyakan yang daftar
akhirnya malah turingnya tidak jadi
terlaksana. Maka dengan sigap langsung menutup pendaftaraan bagi peserta
yang ingin ikut turing. Saya tidak ingin hal yang sama terulang. Takut batal
lagi. Sekarang harus dimatangkan semua rencana ini.
Untuk penginapan ada beberapa
lokasi yang akan bisa kami pilih. Diantaranya Guci-ku, Hotel Sankita,
Penginapan Sampoerna (ide dari om Dedi) dan juga terakhir adalah Villa Mawar
Indah (informasi dari teman bunda). Alhamdulillah,
ada angota RTS yang bermukim di Tegal yang bersedia membantu. Dengan semangat
beliau memberikan support dalam
pemilihan dan pemberi informasi. Om Ardian dengan informative memberikan
informasi tentang kondisi dilapangan. Soalnya beliau sering jalan ke sana.
Bahkan untuk RTS beliau menyempatkan diri untuk melakukan survey lapangan
langsung. Beliau mengunjungi semua Villa dan hotel yang kami jadikan target
diatas. Terima kasih banyak om Arief Ardian.
Dari informasi om Ardian akhirnya
kami mendapatkan infomasi jelek kalau pada tanggal 5-6 Mei 2018 ternyata Wahana
Guciku telah dibooking oleh
pengunjung dari Jakarta juga. Padahal menurut om Ardian, kami bisa mendapatkan
diskon yang lumayan besar kalau kami bisa menginap disana. Kemudian pilihan
bergerak ke Hotel Sankita, akan tetapi hal yang sama juga terjadi di hotel ini.
Hotel ini juga ternyata telah di booking
oleh sebuah komunitas mobil dari Jakarta huhuhuhu.
Untuk Villa ide om Dedi ternyata tidak direkomendasikan oleh om Ardian karena lokasi yang sangat dekat dengan pasar dan tempat parkir yang akan susah nantinya. Tinggalah opsi terakhir yaitu Villa Mawar Indah. Om Ardian melakukan survey disana dan ternyata memberikan respon positif akan villa ini. Villa ini terdiri dari 4 Villa utama dan 5 kamar terpisah. Masing-masing Villa tediri dari 3 kamar (ada kamar mandi didalam dan juga diluar).
Untuk Villa ide om Dedi ternyata tidak direkomendasikan oleh om Ardian karena lokasi yang sangat dekat dengan pasar dan tempat parkir yang akan susah nantinya. Tinggalah opsi terakhir yaitu Villa Mawar Indah. Om Ardian melakukan survey disana dan ternyata memberikan respon positif akan villa ini. Villa ini terdiri dari 4 Villa utama dan 5 kamar terpisah. Masing-masing Villa tediri dari 3 kamar (ada kamar mandi didalam dan juga diluar).
Akhirnya kami memilih Villa Mawar
indah. Awalnya kami hanya menyewa 13 kamar akan tetapi om Yandri Irawan datang
pada saat terakhir kami akan berangkat. Jadi kami semua ada 15 orang anggota
RTS yaitu
- Om Rio (ketua panitia) RC
- Om Romi (02)
- Om Ridho, Om Dedi dan om Yudi (03)
- Om Yandri (04)
- Om Om Fikri (05)
- Om Harfin (06)
- Om Sulhan (07)
- Om Sony (08)
- Om Fendy (09)
- Om Arief (10)
- Om Wike (11)
- Om Werry (12)
- Om Zaki (SW)
Hari demi hari berlalu. Makin dekat dengan hari H,
mucul ide untuk membuat stiker sehingga mirip konvoi kendaraan komunitas seperti
biasanya. Saya mendesain stiker yang akan kami pakai nantinya. Dengan kemampuan yang standar saja
kemudian jadilah Stiker konvoi kami yang pertama diluar mudik.
Sedangkan di grup ibu-ibu alias
co-driver sudah sibuk mempersiapkan apa yang akan digunakan nantinya. Memang di
grup ibu-ibu ini hobi masak-masak. Setiap kami kopdar tidak pernah namanya kami
kelaparan. Pasti ada saja yang membawa makanan. Pokoknya sampai muntah
hahahaha.
Sedangkan saya mempersiapkan
makan kecil yang akan kami nikmati nantinya. Seperti kacang, kue-kue kecil,
kopi, teh gula dan lainnya. Untuk persiapan makanan utama, setiap keluarga membawa
menu sendiri dan menu untuk dimasak nantinya di villa.
Rundown Acara.... |
Untuk penomoran alias urutan
kendaraan berdasarkan nomor kedatangan. Siapa yang datang duluan akan
mendapatkan nomor awal dan yang datang belakangan akan mendapatkan jatah
sweeper.
Satu hari sebelum Hari H semua
barang yang akan kami bawa sudah masuk kedalam mobil dan disusun rapi. Jadi
keesokan harinya tinggal menu-menu saja yang masuk kedalam mobil.
Pada hari H tanggal 4 hari keberangkatan kami, saya dan bunda berangkat
kerja seperti biasa. Sedangkan Nabil dan kakak memang sedang libur sekolah
karena anak SD sedang ujian Nasional.
Saya wanti-wanti kepada bunda untuk tidak telat pulang karena berakibat
kami akan menjadi sweeper nantinya.
Seharian didalam grup Whatapps ternyata para peserta turing
yang lain sudah tidak bisa bekerja lagi. Mereka sudah tidak sabaran untuk
mengikuti turing kali ini. Ini adalah turing terjauh kami selain mudik. Hampir
seharian kami hanya membalas Whatsapp
dan tidak bekerja.
Jam 5 teng, saya langsung kirim
pesan ke bunda dan ternyata bunda sudah persiapan untuk pulang sedang menunggu
gojek. Tanpa berleha-leha jam 6.30 sampai dirumah. Saya langsung menuju kamar
untuk istirahat. Soalnya malam ini tidak akan tidur dijalan.
Tenyata didalam kamar saya tidak
bisa tidur. Putar kanan putar kiri. Mata ini tidak bisa dipejamkan. Waktu
sepertinya lama sekali berlalu. Jam 21.45 akhirnya saya keluar dari kamar dan
mulai mempersiapkan diri. Memasukkan barang-barang yang tersisa.
Jam 22.30 akhirnya kami
meninggalkan rumah untuk menuju meeting poin di rest area km 19. Rencanya kami
akan masuk dari pintu tol jati warna menuju Rest
Area Km 19 tol Jakarta Cikampek. Hebatnya baru saja akan masuk jalan besar
sudah dihadapkan kemacetan di menjelang masuk ke jalan Kodau. Kami memutar
balik menuju jalan Jatikramat. Ditengah
jalan saya juga melupakan antenna HT saya, kembali kami memutar balik menuju
rumah. Akhirnya kami berangkat jam 23.00 dari rumah.
Awalnya kami akan masuk tol dari Tol
Pondok Gede barat akan tetapi pas mengisi bensin di Pintu tol ternyata
kemacetan telah menghiasi jalan tol yang menuju Cikampek. Kami mengurungkan
niat menuju Pondok Gede Barat.
Kami mulai menyusuri jalan
Kalimalang dan kemudian masuk dari Pintu Tol Bekasi Timur. Perjalanan menuju
rest area tidak macet sama sekali kondisi saat itu bleh dikatakan ramai lancar.
Hanya pas masuk rest area saja ada antrian masuk soalnya susah mencari lokasi
parkir.
Di HT sudah diinfokan kalau kami
akan berkumpul dijalan keluar rest area didekat sebuah rumah makan cepat saji.
Satu persatu anggota mulai berdatangan. Saya mulai membagikan stiker mobil
berdasarkan kedatangan. Om Wike dan om Weri termasuk grup terakhir yang datang
akan tetapi seperti biasa masih ada om Zaki yang menjadi Sweeper kami, karena
beliau datang terlambat (seperti biasa). Sempat datang ide untuk meninggalkan beliau hihihihi.
Jam 01.15 kami mulai mengatur
barisan untuk meninggalkan rest area. Tenyata tidak mudah mengatur barisan
dikeadaan macet. Menjelang Km 30 atau
menjelang gerbang tol kemacetan masih bisa ditolerir. Akan tetapi sesudah
gerbang tol Cikarang Utama kami dihadapkan dengan kemacetan yang parah.
Berbagai macam truk keluar memenuhi jalan tol Cikampek. Bahkan untuk bahu jalan
pun sudah diisi oleh para penggunakan jalan. Tidak sedikitpun jalan yang lowong
tersisa. Ditambah Jalan yang berlobang akibat pembangunan tol layang Jakarta
Cikampek. Saya berpikir sampai berapa lama lagi ini akan terjadi.
Akhirnya kami kembali masuk ke
dalam rest area di kilometer 57. Disini kami menggunakan untuk buang air dan
istirahat sejenak setelah lebih 2 jam mengalami kemacetan.
Sebagian besar anggota membuang
hajat di kamar kecil didekat masjid. Sedangkan saya terpaksa membuang hajat di
sebuah lapangan didekat parkir mobil karena tidak memungkinkan meninggalkan
anak berdua di mobil, sedangkan si bunda juga menuju ke kamar kecil.
Tidak beberapa lama kami mulai
beriringan meninggalkan rest area km 57. Untuk menuju ke tol Cipali. Di
kilometer 60an di perpishan tol cikampek dan yang menuju tol Cipularang kami
melihat sebagian besar mobil menuju Bandung. Jalan tol yang kami lalui mulai terasa
lengang dan kami bisa menambah kecepatan kendaraan menuju Tegal.
Mobilnya istirahat dulu (tol Cipali) |
Supirnya juga istirahat |
Setelah itu kami kembali menyusun
barisan untuk melanjutkan perjalanan menuju Tegal. Pemimpin barisan tetap
dipimpin oleh om Rio dan RC sekarang Sweeper dadakan om Zaki.
Jalanan yang lumayan sepi bisa kami pacu sampai 100 kph. Kadang adrenalin
pembalap RC juga terpacu sehingga kecepan saya lihat bisa mencapai 120 kph.
Jalur Cipali yang lurus sangat
membosankan, akan tetapi kantuk kami bisa hilang akibat kami menggunakan HT
dalam berkomunikasi. Sehingga kantuk bisa diabaikan. komen dari para anggota
turing membuat kantuk saya hilang. Berhububung kami pertama kali turing kadang
ada saja hal-hal lucu dijalan. Yang RC nya ngajak peserta konvoi kaya ular lah, kadang kekiri dan kadang kenan . Ada juga peserta yang tidak memiliki HT jadi seperti
linglung hahahaha. Tidak tahu
informasi dari RC hanya mengikuti kendaraan didepannya.
Sepanjang tol Cipali tidak lupa
kami mengambil gambar peserta turing dari bahu jalan. Bergantian kami mengambil gambar. Mulai mendekati
pintu tol brexit mulailah terdengar teriakan-teriakan aneh di radio komunikasi
kami. Para peserta sudah mulai kelaparan. Jam baru menunjukkan pukul 7.30. Tapi
tidak memungkinkan untuk berhenti lagi di rest area.
Akhinya kami sudah keluar dari
jalan tol dan menuju Tegal. Jalan Pantura yang tidak bisa dikatakan bagus dan
banyaknya premotor menghambat perjalanan kami. Ditambahlagi Truk truk besar
yang berjalan pelan kian menyengsarakan kami. Pada jam 8 pagi akhirnya kami
sudah sampai di kota Tegal setelah beberapa puluh kilometer yang melelahkan.
Kami diarahkan menuju Alun-alun kota Tegal oleh om Ardian. Beliau sudah standby
disana menunggu dengan keluarganya.
Tidak berapa lama kami sudah
mengarah ke alun-alun kota tegal. Kami langsung parkir di depan kantor BRI
Tegal. Disana om Ardian sudah menunggu. Setelah beramah tamah para peserta
turing langsung menyerbu warung-warung kecil yang berada disekitar lokasi
Parkir. Ada lontong Padang dan juga Gudeg Jogya dan juga makanan khas kota
Tegal saya lupa namanya. Eh ingat ternyata nasi lengko yang disukai oleh om
Werry.
Sarapan pagi bersama |
Lonsay lageeeee |
Om Werry punya anak lagi |
Satu driver yang tepar |
Foto lagi ah...... |
Ternyata pada saat itu PLT
Walikota Tegal juga sedang sarapan di lokasi yang sama dengan kami sarapan.
Orangnya merakyat sekali makan dengan lokasi yang sama dengan para pengunjung
lainnya. Beberapa lama kami balik dari Tegal om Ardian menginformasikan kalau
beliau wafat.
Selesai kami sarapan kami kemudian
kami bergerak menuju Guci. Perjalanan menuju Guci pimpin oleh om Ardian Sebagai
RC dan kemudian om Zaki dititahkan sebagai Sweeper. Om Zaki sudah diwanti-wanti
kalau untuk teteap berada di bagian belakang barisan jangan berada dibelakang
RC hahaha… Baru kali ini ada Sweeper
berada didepan anggota turing. Sedangkan Ada juga RC yang berada dibelakang
anggota turing.
Pintu Gerbang wisata Guci |
Akhirnya dengan penuh perjuangan kami sampai juga . di pintu gerbang area wisata Guci. Om Ardian dengan sigap mengurus kedatangan kami. Ternyata kami semua bisa masuk dengan Gratis. Terima kasih om Ardian atas bantuannya… Kami mulai masuk di Villa yang kami sewa. Alhamdulillah area parkir kendaraan di Villa ini luas sekali dan enak buat parkir dan tidak mengganggu orang, karena letaknya turun dari jalan utama. Jadi nantinya kami tidak was was mengawasi anak akmi bermain diluar Villa.
Saat akan masuk ke penginapan |
Kamipun memulai melakukan bongkar
muatan kami didalam mobil saya membawa mobil saya keatas soalnya villa kami
berada diatas dan untungnya parkiran tersedia untuk 5 mobil dan beberapa
kendaraan.
Setelah bongkar muat selesai
kemudian dilanjutkan dengan acara santai. Sedangkan para co driver langsung saja bertugas setelah melakukan istirahat
panjang. Mereka langsung bertugas didapur. Para codrive sudah membagi tugas
untuk membawa menu yang akan kami masak nantinya. Dan juga ada yang memasak dari
rumah sehingga untuk makan siang kami memakan menu yang dibawa dari rumah
sedangkan untuk makan malam para co driver memasak dengan bahan makanan yang
dibawa dari rumah.
No. 88 makannya serem.... |
Segera habis |
Datang lagi supply makanan |
Eh habis lagi hihihihi |
Setelah makan saya langsung
menuju kamar untuk beristirahat, akan tetapi mata tidak bisa dipejamkan.
Setelah berusaha keras akhirnya saya menyerah dan keluar dari kamar. Diluar
kamar anak-anak mondar mandir dan membuat heboh Villa. Saya menuju ke bawah untuk
bergabung dengan rekan yang lain yang sedang berbincang dibawah.
Seperti biasa cerita mulai berpindah-pindah topiknya. Mulai dari cerita
dalam perjalanan. Persiapan mudik, Bahas mobil dan lainya . Pokoknya acara
diskusi bebas. Disaat diskusi suplai bahan makanan terus mengalir dari lantai
atas. Para co-driver tidak henti berkreasi. Mulai dari krupuk leak, dan
berbagai macam makanan lainnya. Pokoknya keuuuunyang buanget..
Kegiatan kami hanya berkumpul di
depan villa di bawah. Otomatis aktivitas kami disini hanyalah
berbincang-bincang dan tertawa bersama.
Pada saat Maghrib., Kami
berkumpul di vila bawah untuk melaksanakan makan malam. Untuk menu kali ini
masih dimasak oleh ibu-ibu yang dari siang telah telah mempersiapkan makanan
dan juga telah pergi ke pasar siang tadi untuk membeli bahan sayur mayur.
Lokasi Villa kami di berada tidak
jauh dari pasar Guci. Akan tetapi
masalahnya untuk menuju pasar itu jalan menanjak, yang membuat perjalanan menuju pasar itu
sedikit terhambat. Beruntung om Ardian dengan baik hati menolong ibu-ibu
Untuk mengantarkan ke pasar.
Pada saat makan malam kami semua
berkumpul di depan Villa yang berada di bawah 14 keluarga berkumpul di sana 14
keluarga berkumpul di sana. Suasana begitu meriah kami saling bercengkerama satu
sama lain sambil yang menikmati makan malam.
Diskusi bebas |
Selalu ada yang dijadikan alasan untuk melarikan diri dari kekalahan |
Ini saksi hidup kalau om Werry kalah dalam main domino |
Bagi yang tidak bisa bermain
Domino dan juga tidak bisa bernyanyi, kami hanya berbincang ringan dengan yang
juga tidak bisa main domino dan berkaraoke. Om Werri, om Yandri, om Dedi dan om
Yudi bermain domino di meja yang telah mereka persiapkan.
Om Fendi dan Om Romi serta Om
Ardian menikmati alunan lagu dari musik karaoke. Sedangkan sisa yang lain hanya
berdiskusi dan ketawa bersama bersama ketawa bersama. Dan itu termasuk saya. Makin malam makanan tidak
putus-putus tersedia di hadapan kami dan kami selalu menghabiskan makanan yang
datang.
Ada 1 kejadian yang aneh terjadi
di villa ini. Peralatan karaoke Om Fendi tidak bisa berfungsi dengan baik.
Entah kenapa suara tidak bisa keluar. Akhirnya karaoke dihentikan karena om
fendi sudah menyerah tidak bisa memperbaiki.
Akibat peralatan karaoke tidak
berfungsi lagi, akibat sebab yang tidak diketahui. Maka karaoke dihentikan dan dilanjutkan dengan ngobrol santai saja.
Tidak beberapa lama permainan
domino terhenti akibat om Werry kehilangan kunci kamar. Entah disengaja atau
tidak. Soalnya pada saat itu om Werry
dan om Yandri ada pada posisi yang dihukum akibat kalah. Langsung saja om Werry
meninggalkan lokasi permainan dengan alasan mencari kunci kamar dan lama kembali nya. Permainan terpaksa berhenti akibat kekurangan
pemain. Pasokan makanan datang silih berganti. Sampai perut ini begah. Sampai
akhirnya menu yang ditunggu itupun datang yaitu teh telor. Akan tetapi tidak
semua dapat menikmati teh telor ini, akibat minuman ini edisi khusus.
Malam makin dingin. Tidak terasa
waktu sudah menunjukkan tengah malam. Malam ini saya harus tidur soalnya besok
harinya akan mengemudikan mobil lagi balik ke rumah.
Sekitar setengah satu malam saya
kembali ke villa saya dan tidur enak sampai esok paginya.
Selepas sholat shubuh saya
melanjutkan tidur-tiduran di kamar sampai terdengar suara-suara dari luar kamar
yang menandakan kalau sebagian anggota ada yang bangun. Saya langsung turun ke
bawah dan bergabung dengan anggota lain yang sudah bangun. Langsung saja saya
bergabung dengan yang lain. Ternyata mereka ingin jalan kaki ke puncak alias
keatas lagi. Soalnya disana ada pemandian air panas. Kami di pandu oleh om
Ardian kemudian jalan kai menuju keatas. Saya sendiri tidak menemukan sandal jepit
saya dan kemudian nyeker keatas. Lumayan sakit juga kaki ini menginjak kerikil
tajam. Tapi biarkan saja.
Dilarang Photo |
Akhirnya sampai juga diatas |
Segera kami menuruni tanjakan
untuk menuju penginapan kami. Sesampai disana anak-anak sudah memulai mandi
[agi dikolam penginapan dan giliran bapak-bapak sesudahnya.
Dapur umum RTS terus berkreasi. Setelah
kami selesai mandi menu makanan pun sudah selesai dimasak. Sehingga kami
langsung menyantap hidangan pagi ini. Walau seadanya tapi enak kalau perut
lapar.
Main air hangat dulu |
Yang badannya gede cool banget hahahaha |
Berenang aja pake kacamata |
Setelah sarapan pagi kami mulai
berbenah, Tidak lupa kami mengabadikan momen ini bersama-sama. Mulai dengan
kamera hp atau kamera yang mahal.
Driver utama RTS |
Om Ridho yang menolong saya ganti ban..... |
Co-Driver RTS |
Generasi penerus RTS |
All member |
Makan siang dan istirahat di kota Tegal |
Gaya dulu ah sebelum makan |
Kondisi rumah makan tersebut
dalam keadaan ramai walau tersembunyi. Kami harus menunggu sampai kami
mendapatkan bangku kosong.
Berhubung kami berada di Tegal
kami memesan makanan khas tegal yaitu Stroto kalau tidak salah. Walau yang lain
juga ada yang memesan pesanan lain. Pas menu pesanan dating dan saya mencoba
ternayata lidah saya masih kurang cocok dengan menu tersebut. Dengan berat saya
menghabiskan menu tersebut.
Jam 2 siang kami mulai
melanjutkan perjalan menuju kota Cirebon yang rencananya akan membeli oleh-oleh
disana dan sekali makan empal gentong khas Cirebon. Perjalanan menuju kota
Cirebon bias dikatakan lancer jaya tanpa adanya masalah.
Setelah mengisi bensin kemudian
kami mulai menyusuri kota Cirebon. Berhubung kami semua orang Sumatra jadi
tidak ada yang paham daerah ini dan kami berputar-putar dikota ini sampai
akhirnya kami menemukan yang kami cari yaitu sentra oleh-oleh dan juga empal
Gentong.
Tapi yang terjadi adalah tidak
ada yang masuk kedalam restoran empal gentong H. Apud. Kami semua hanya bergerombol
disini dan menunggu yang lain berbelanja oleh-oleh. Entah apa yang terjadi.
Akhirnya setelah lengkap semua kami memulai kembali perjalan pulang dan
melupakan empal gentong yang nikmat huhuhuhu.
Suatu sore di jalan tol |
Ternyata saya salah perhitungan.
Awalnya jalan tol macet dan saya memutuskan untuk keluar dari told an melewati
jalur arteri. Jalan tol yang biasanya macet lancar dan saya terpaksa
berputar-putar di jalan arteri. Jam 23.30 saya sampai dirumah sedangkan rekan
yang lain pada jam yang sama juga sampai di Tangerang. Ah sudahlah jangan
disesali.
Sungguh ini liburan singkat dan
berkesan bagi kami sekeluarga. Semoga dimasa akan datang bisa diulang kembali.
Thank you for all RTS member who
joint this event and special thanks to om Ardian for your great support