RTS Goes To Guci (liburan euuuuyyy)

3:33:00 PM


Ke Guci … itu lah ide yang saya berikan di komunitas RTS. Awalnya ide ini cuma iseng saja, berhubung karena lumayan jauhnya lokasi dari Jakarta. Respon yang diberikan oleh para anggota berbandig terbalik. Banyak yang tertarik untuk turing ke GUCI- Jawa tengah. Satu persatu para anggota mendaftarkan diri untuk mengikuti acara ini. Saya sedikit sangsi dengan rencana ini, apakah bisa terealisasi atau batal seperti waktu di Pucak waktu itu.

Awalnya turing ke Guci merupakan turing lanjutan dari Turing ke Cileutuh yang dilakukan pada bulan April. Demi memastikan acara turing ini terlaksana, maka saya buru-buru menutup pintu pendaftaran turing. Dikarenakan kejadian pada saat lalu, akibat kebanyakan yang daftar akhirnya  malah turingnya tidak jadi terlaksana. Maka dengan sigap langsung menutup pendaftaraan bagi peserta yang ingin ikut turing. Saya tidak ingin hal yang sama terulang. Takut batal lagi. Sekarang harus dimatangkan semua rencana ini.

Untuk penginapan ada beberapa lokasi yang akan bisa kami pilih. Diantaranya Guci-ku, Hotel Sankita, Penginapan Sampoerna (ide dari om Dedi) dan juga terakhir adalah Villa Mawar Indah (informasi dari teman bunda). Alhamdulillah, ada angota RTS yang bermukim di Tegal yang bersedia membantu. Dengan semangat beliau memberikan support dalam pemilihan dan pemberi informasi. Om Ardian dengan informative memberikan informasi tentang kondisi dilapangan. Soalnya beliau sering jalan ke sana. Bahkan untuk RTS beliau menyempatkan diri untuk melakukan survey lapangan langsung. Beliau mengunjungi semua Villa dan hotel yang kami jadikan target diatas. Terima kasih banyak om Arief Ardian.

Dari informasi om Ardian akhirnya kami mendapatkan infomasi jelek kalau pada tanggal 5-6 Mei 2018 ternyata Wahana Guciku telah dibooking oleh pengunjung dari Jakarta juga. Padahal menurut om Ardian, kami bisa mendapatkan diskon yang lumayan besar kalau kami bisa menginap disana. Kemudian pilihan bergerak ke Hotel Sankita, akan tetapi hal yang sama juga terjadi di hotel ini. Hotel ini juga ternyata telah di booking oleh sebuah komunitas mobil dari Jakarta huhuhuhu.

Untuk Villa ide om Dedi ternyata tidak direkomendasikan oleh om Ardian karena lokasi yang sangat dekat dengan pasar dan tempat parkir yang akan susah nantinya. Tinggalah opsi terakhir yaitu Villa Mawar Indah. Om Ardian melakukan survey disana dan ternyata memberikan respon positif akan villa ini. Villa ini terdiri dari 4 Villa utama dan 5 kamar terpisah. Masing-masing Villa tediri dari 3 kamar (ada kamar mandi didalam dan juga diluar).

Akhirnya kami memilih Villa Mawar indah. Awalnya kami hanya menyewa 13 kamar akan tetapi om Yandri Irawan datang pada saat terakhir kami akan berangkat. Jadi kami semua ada 15 orang anggota RTS yaitu
  1. Om Rio (ketua panitia) RC
  2. Om Romi (02)
  3. Om Ridho, Om Dedi dan om Yudi (03)
  4. Om Yandri (04)
  5. Om Om Fikri (05)
  6. Om Harfin (06)
  7. Om Sulhan (07)
  8. Om Sony (08)
  9. Om Fendy (09)
  10. Om Arief (10)
  11. Om Wike (11)
  12. Om Werry (12)
  13.  Om Zaki (SW)

Hari demi  hari berlalu. Makin dekat dengan hari H, mucul ide untuk membuat stiker sehingga mirip konvoi kendaraan komunitas seperti biasanya. Saya mendesain stiker yang akan kami pakai nantinya.  Dengan kemampuan yang standar saja kemudian jadilah Stiker konvoi kami yang pertama diluar mudik.
Spanduk komunitas

Stiker konvoi
Sedangkan di grup ibu-ibu alias co-driver sudah sibuk mempersiapkan apa yang akan digunakan nantinya. Memang di grup ibu-ibu ini hobi masak-masak. Setiap kami kopdar tidak pernah namanya kami kelaparan. Pasti ada saja yang membawa makanan. Pokoknya sampai muntah hahahaha.

Sedangkan saya mempersiapkan makan kecil yang akan kami nikmati nantinya. Seperti kacang, kue-kue kecil, kopi, teh gula dan lainnya. Untuk persiapan makanan utama, setiap keluarga membawa menu sendiri dan menu untuk dimasak nantinya di villa.
Rundown Acara....
Untuk jadwal acara kami telah dipersiapkan oleh om Rio secara detail saya hanya bertugas merapikan jadwal tersebut dalam bentuk M. Word. Terdapat perdebatan dimana kami akan berkumpul apakah di KM 39 atau di KM 19. Akhirnya ditetapkan juga kalau kami akan berkumpul di KM 19. Setelah melalui perdebatan yang cukup serius.

Untuk penomoran alias urutan kendaraan berdasarkan nomor kedatangan. Siapa yang datang duluan akan mendapatkan nomor awal dan yang datang belakangan akan mendapatkan jatah sweeper.

Satu hari sebelum Hari H semua barang yang akan kami bawa sudah masuk kedalam mobil dan disusun rapi. Jadi keesokan harinya tinggal menu-menu saja yang masuk kedalam mobil.

Pada hari H tanggal 4 hari  keberangkatan kami, saya dan bunda berangkat kerja seperti biasa. Sedangkan Nabil dan kakak memang sedang libur sekolah karena anak SD sedang ujian Nasional.  Saya wanti-wanti kepada bunda untuk tidak telat pulang karena berakibat kami akan menjadi sweeper nantinya.

Seharian didalam grup Whatapps ternyata para peserta turing yang lain sudah tidak bisa bekerja lagi. Mereka sudah tidak sabaran untuk mengikuti turing kali ini. Ini adalah turing terjauh kami selain mudik. Hampir seharian kami hanya membalas Whatsapp dan tidak bekerja.

Jam 5 teng, saya langsung kirim pesan ke bunda dan ternyata bunda sudah persiapan untuk pulang sedang menunggu gojek. Tanpa berleha-leha jam 6.30 sampai dirumah. Saya langsung menuju kamar untuk istirahat. Soalnya malam ini tidak akan tidur dijalan.

Tenyata didalam kamar saya tidak bisa tidur. Putar kanan putar kiri. Mata ini tidak bisa dipejamkan. Waktu sepertinya lama sekali berlalu. Jam 21.45 akhirnya saya keluar dari kamar dan mulai mempersiapkan diri. Memasukkan barang-barang yang tersisa.

Jam 22.30 akhirnya kami meninggalkan rumah untuk menuju meeting poin di rest area km 19. Rencanya kami akan masuk dari pintu tol jati warna menuju  Rest Area Km 19 tol Jakarta Cikampek. Hebatnya baru saja akan masuk jalan besar sudah dihadapkan kemacetan di menjelang masuk ke jalan Kodau. Kami memutar balik  menuju jalan Jatikramat. Ditengah jalan saya juga melupakan antenna HT saya, kembali kami memutar balik menuju rumah. Akhirnya kami berangkat jam 23.00 dari rumah.

Awalnya kami akan masuk tol dari Tol Pondok Gede barat akan tetapi pas mengisi bensin di Pintu tol ternyata kemacetan telah menghiasi jalan tol yang menuju Cikampek. Kami mengurungkan niat menuju Pondok Gede Barat.

Kami mulai menyusuri jalan Kalimalang dan kemudian masuk dari Pintu Tol Bekasi Timur. Perjalanan menuju rest area tidak macet sama sekali kondisi saat itu bleh dikatakan ramai lancar. Hanya pas masuk rest area saja ada antrian masuk soalnya susah mencari lokasi parkir.

Di HT sudah diinfokan kalau kami akan berkumpul dijalan keluar rest area didekat sebuah rumah makan cepat saji. Satu persatu anggota mulai berdatangan. Saya mulai membagikan stiker mobil berdasarkan kedatangan. Om Wike dan om Weri termasuk grup terakhir yang datang akan tetapi seperti biasa masih ada om Zaki yang menjadi Sweeper kami, karena beliau datang terlambat (seperti biasa). Sempat datang ide untuk meninggalkan beliau hihihihi.

Jam 01.15 kami mulai mengatur barisan untuk meninggalkan rest area. Tenyata tidak mudah mengatur barisan dikeadaan macet.  Menjelang Km 30 atau menjelang gerbang tol kemacetan masih bisa ditolerir. Akan tetapi sesudah gerbang tol Cikarang Utama kami dihadapkan dengan kemacetan yang parah. Berbagai macam truk keluar memenuhi jalan tol Cikampek. Bahkan untuk bahu jalan pun sudah diisi oleh para penggunakan jalan. Tidak sedikitpun jalan yang lowong tersisa. Ditambah Jalan yang berlobang akibat pembangunan tol layang Jakarta Cikampek. Saya berpikir sampai berapa lama lagi ini akan terjadi.

Akhirnya kami kembali masuk ke dalam rest area di kilometer 57. Disini kami menggunakan untuk buang air dan istirahat sejenak setelah lebih 2 jam mengalami kemacetan.

Sebagian besar anggota membuang hajat di kamar kecil didekat masjid. Sedangkan saya terpaksa membuang hajat di sebuah lapangan didekat parkir mobil karena tidak memungkinkan meninggalkan anak berdua di mobil, sedangkan si bunda juga menuju ke kamar kecil.

Tidak beberapa lama kami mulai beriringan meninggalkan rest area km 57. Untuk menuju ke tol Cipali. Di kilometer 60an di perpishan tol cikampek dan yang menuju tol Cipularang kami melihat sebagian besar mobil menuju Bandung. Jalan tol yang kami lalui mulai terasa lengang dan kami bisa menambah kecepatan kendaraan menuju Tegal.
Mobilnya istirahat dulu (tol Cipali)

Supirnya juga istirahat
Di KM 102. Kami kembali berhenti karena harus menunaikan ibadah sholat shubuh. Mungkin sekitar 30 menit kami berhenti disana. Tidak lupa para potograper dadakan langsung mengambil gambar untuk dijadikan kenang-kenangan.

Konvoi dijjalan tol



Setelah itu kami kembali menyusun barisan untuk melanjutkan perjalanan menuju Tegal. Pemimpin barisan tetap dipimpin oleh om Rio dan RC sekarang Sweeper dadakan om Zaki. Jalanan yang lumayan sepi bisa kami pacu sampai 100 kph. Kadang adrenalin pembalap RC juga terpacu sehingga kecepan saya lihat bisa mencapai 120 kph.

Jalur Cipali yang lurus sangat membosankan, akan tetapi kantuk kami bisa hilang akibat kami menggunakan HT dalam berkomunikasi. Sehingga kantuk bisa diabaikan. komen dari para anggota turing membuat kantuk saya hilang. Berhububung kami pertama kali turing kadang ada saja hal-hal lucu dijalan. Yang RC nya ngajak peserta konvoi kaya ular lah, kadang kekiri dan kadang kenan . Ada juga peserta yang tidak memiliki HT jadi seperti linglung hahahaha. Tidak tahu informasi dari RC hanya mengikuti kendaraan didepannya.

Sepanjang tol Cipali tidak lupa kami mengambil gambar peserta turing dari bahu jalan.  Bergantian kami mengambil gambar. Mulai mendekati pintu tol brexit mulailah terdengar teriakan-teriakan aneh di radio komunikasi kami. Para peserta sudah mulai kelaparan. Jam baru menunjukkan pukul 7.30. Tapi tidak memungkinkan untuk berhenti lagi di rest area.

Akhinya kami sudah keluar dari jalan tol dan menuju Tegal. Jalan Pantura yang tidak bisa dikatakan bagus dan banyaknya premotor menghambat perjalanan kami. Ditambahlagi Truk truk besar yang berjalan pelan kian menyengsarakan kami. Pada jam 8 pagi akhirnya kami sudah sampai di kota Tegal setelah beberapa puluh kilometer yang melelahkan. Kami diarahkan menuju Alun-alun kota Tegal oleh om Ardian. Beliau sudah standby disana menunggu dengan keluarganya.

Tidak berapa lama kami sudah mengarah ke alun-alun kota tegal. Kami langsung parkir di depan kantor BRI Tegal. Disana om Ardian sudah menunggu. Setelah beramah tamah para peserta turing langsung menyerbu warung-warung kecil yang berada disekitar lokasi Parkir. Ada lontong Padang dan juga Gudeg Jogya dan juga makanan khas kota Tegal saya lupa namanya. Eh ingat ternyata nasi lengko yang disukai oleh om Werry.
Sarapan pagi bersama

Lonsay lageeeee

Om Werry punya anak lagi

Satu driver yang tepar
Foto lagi ah......
Saya sendiri makan gudeg jogya yang harganya ekonomis. Bunda juga makan makanan yang sama. Jadi ada tiga macam pilihan didekat sana Nasi lengko, nasi Gudeg dan juga Lontong Padang. Tentu saja mudah ditebak mana yang paling rame. Ya....Lontong padang yang paling rame pengunjungnya. Ini peserta jauh-jauh turing ga bisa move on dari makanan padang.

Ternyata pada saat itu PLT Walikota Tegal juga sedang sarapan di lokasi yang sama dengan kami sarapan. Orangnya merakyat sekali makan dengan lokasi yang sama dengan para pengunjung lainnya. Beberapa lama kami balik dari Tegal om Ardian menginformasikan kalau beliau wafat.

Selesai kami sarapan kami kemudian kami bergerak menuju Guci. Perjalanan menuju Guci pimpin oleh om Ardian Sebagai RC dan kemudian om Zaki dititahkan sebagai Sweeper. Om Zaki sudah diwanti-wanti kalau untuk teteap berada di bagian belakang barisan jangan berada dibelakang RC hahaha… Baru kali ini ada Sweeper berada didepan anggota turing. Sedangkan Ada juga RC yang berada dibelakang anggota turing.

Pintu Gerbang wisata Guci
Perjalanan agak tersendat dikarenakan kondisi lalu lintas sudah mulai ramai. Jalanan yang kami lalui mulai terus terus menanjak dan kondisi konvoi sudah mulai putus. Kami tidak bisa melakukan regrouping karena tidak bisa menunggu anggota yang lain dipinggir jalan. Jalan kecil dan bahu jalan juga kecil. Kalau mobil 7 berjejer saja sudah membuat macet.

Akhirnya dengan penuh perjuangan kami sampai juga . di pintu gerbang area wisata Guci. Om Ardian dengan sigap mengurus kedatangan kami. Ternyata kami semua bisa masuk dengan Gratis. Terima kasih om Ardian atas bantuannya… Kami mulai masuk di Villa yang kami sewa. Alhamdulillah area parkir kendaraan di Villa ini luas sekali dan enak buat parkir dan tidak mengganggu orang, karena letaknya turun dari jalan utama. Jadi nantinya kami tidak was was mengawasi anak akmi bermain diluar Villa.
Saat akan masuk ke penginapan
Sesampai disana pembagian kamar dilakukan dengan cara pengundian. Ini dilakukan karena saya tidak mau ada salah persepsi diantara peserta. Sehingga dengan undian terbuka ini lebih transparan. Untuk Villa 1 yang berada dibagian kiri bangunan ada 3 kamar diisi oleh om Romi, om Rio dan om Harpin. Villa kedua yang berada ditengah diisi oleh om Ridho dan grup, om Sulhan dan om Fikri. Villa 3 didepan kolam renang diisi oleh om Arief, om Zaki dan om Fendy. Sedangkan om Werry, om Wike dan Saya di Villa 4. Om Ardian dan om Yandri di kamar tersendiri yang juga dibagian atas Villa.

Kamipun memulai melakukan bongkar muatan kami didalam mobil saya membawa mobil saya keatas soalnya villa kami berada diatas dan untungnya parkiran tersedia untuk 5 mobil dan beberapa kendaraan.

Setelah bongkar muat selesai kemudian dilanjutkan dengan acara santai. Sedangkan para co driver langsung saja bertugas setelah melakukan istirahat panjang. Mereka langsung bertugas didapur. Para codrive sudah membagi tugas untuk membawa menu yang akan kami masak nantinya. Dan juga ada yang memasak dari rumah sehingga untuk makan siang kami memakan menu yang dibawa dari rumah sedangkan untuk makan malam para co driver memasak dengan bahan makanan yang dibawa dari rumah.
No. 88 makannya serem....

Segera habis

Datang lagi supply makanan

Eh habis lagi hihihihi
Kami langsung makan dengan makanan yang kami bawa dari rumah.  Makan disajikan di Villa bawah.  Berbagai macam menu tersaji. Dengan lahap kami semua menyantap menu yang tersedia. Kegiatan setelah makan adalah acara bebas. Praktis rencana yang telah disusun berantakan karena kami tidak jadi ke Wana Wisata Guci. Di Villa sudah ada kolam renang jadi buat apa lagi kami main ke sana. Mending diVilla kami saja mandi-mandi.. Disamping gratis juga gampang mengawasi anak-anak yang bermain air. Mereka bisa mandi sampai kisut.

Setelah makan saya langsung menuju kamar untuk beristirahat, akan tetapi mata tidak bisa dipejamkan. Setelah berusaha keras akhirnya saya menyerah dan keluar dari kamar. Diluar kamar anak-anak mondar mandir dan membuat heboh Villa. Saya menuju ke bawah untuk bergabung dengan rekan yang lain yang sedang berbincang dibawah.

Seperti biasa cerita mulai  berpindah-pindah topiknya. Mulai dari cerita dalam perjalanan. Persiapan mudik, Bahas mobil dan lainya . Pokoknya acara diskusi bebas. Disaat diskusi suplai bahan makanan terus mengalir dari lantai atas. Para co-driver tidak henti berkreasi. Mulai dari krupuk leak, dan berbagai macam makanan lainnya. Pokoknya keuuuunyang buanget..

Kegiatan kami hanya berkumpul di depan villa di bawah. Otomatis aktivitas kami disini hanyalah berbincang-bincang dan tertawa bersama.

Pada saat Maghrib., Kami berkumpul di vila bawah untuk melaksanakan makan malam. Untuk menu kali ini masih dimasak oleh ibu-ibu yang dari siang telah telah mempersiapkan makanan dan juga telah pergi ke pasar siang tadi untuk membeli bahan sayur mayur.

Lokasi Villa kami di berada tidak jauh dari pasar Guci.  Akan tetapi masalahnya untuk menuju pasar itu jalan menanjak,  yang membuat perjalanan menuju pasar itu sedikit terhambat. Beruntung om Ardian dengan baik hati menolong ibu-ibu Untuk mengantarkan ke pasar.

Pada saat makan malam kami semua berkumpul di depan Villa yang berada di bawah 14 keluarga berkumpul di sana 14 keluarga berkumpul di sana. Suasana begitu meriah kami saling bercengkerama satu sama lain sambil yang menikmati makan malam.
Diskusi bebas

Selalu ada yang dijadikan alasan untuk melarikan diri dari kekalahan
Ini saksi hidup kalau om Werry kalah dalam main domino
Selesai makan malam om fendi mempersiapkan peralatan yang dibawain dari rumah dari rumah untuk  berkaraoke. Ada juga yang mempersiapkan meja untuk dijadikan tempat bermain Domino. Pokoknya acara bebas deh.....

Bagi yang tidak bisa bermain Domino dan juga tidak bisa bernyanyi, kami hanya berbincang ringan dengan yang juga tidak bisa main domino dan berkaraoke. Om Werri, om Yandri, om Dedi dan om Yudi bermain domino di meja yang telah mereka persiapkan.

Om Fendi dan Om Romi serta Om Ardian menikmati alunan lagu dari musik karaoke. Sedangkan sisa yang lain hanya berdiskusi dan ketawa bersama bersama ketawa bersama. Dan itu termasuk saya. Makin malam makanan tidak putus-putus tersedia di hadapan kami dan kami selalu menghabiskan makanan yang datang.

Ada 1 kejadian yang aneh terjadi di villa ini. Peralatan karaoke Om Fendi tidak bisa berfungsi dengan baik. Entah kenapa suara tidak bisa keluar. Akhirnya karaoke dihentikan karena om fendi sudah menyerah tidak bisa memperbaiki.

Akibat peralatan karaoke tidak berfungsi lagi, akibat sebab yang tidak diketahui. Maka karaoke dihentikan dan dilanjutkan dengan ngobrol santai saja.

Tidak beberapa lama permainan domino terhenti akibat om Werry kehilangan kunci kamar. Entah disengaja atau tidak.  Soalnya pada saat itu om Werry dan om Yandri ada pada posisi yang dihukum akibat kalah. Langsung saja om Werry meninggalkan lokasi permainan dengan alasan mencari  kunci kamar dan  lama kembali nya.  Permainan terpaksa berhenti akibat kekurangan pemain. Pasokan makanan datang silih berganti. Sampai perut ini begah. Sampai akhirnya menu yang ditunggu itupun datang yaitu teh telor. Akan tetapi tidak semua dapat menikmati teh telor ini, akibat minuman ini edisi khusus.

Malam makin dingin. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan tengah malam. Malam ini saya harus tidur soalnya besok harinya akan mengemudikan mobil lagi balik ke rumah.

Sekitar setengah satu malam saya kembali ke villa saya dan tidur enak sampai esok paginya.

Selepas sholat shubuh saya melanjutkan tidur-tiduran di kamar sampai terdengar suara-suara dari luar kamar yang menandakan kalau sebagian anggota ada yang bangun. Saya langsung turun ke bawah dan bergabung dengan anggota lain yang sudah bangun. Langsung saja saya bergabung dengan yang lain. Ternyata mereka ingin jalan kaki ke puncak alias keatas lagi. Soalnya disana ada pemandian air panas. Kami di pandu oleh om Ardian kemudian jalan kai menuju keatas. Saya sendiri tidak menemukan sandal jepit saya dan kemudian nyeker keatas. Lumayan sakit juga kaki ini menginjak kerikil tajam. Tapi biarkan saja.
Dilarang Photo

Akhirnya sampai juga diatas
Pada saat itu ada komunitas GL Pro yang juga sedang mengadakan Jamnas di area yang sama dengan kami sehingga banyak sekali komunitas motor yang menginap disana ditambah lagi bus-bus yang parkir. Kondisi pemandian umum yang kami lihat sudah muali ramai didatang pengunjung sehingga kami tidak betah berlama-lama disana, diatmbah perut sudah minta diisi.


Segera kami menuruni tanjakan untuk menuju penginapan kami. Sesampai disana anak-anak sudah memulai mandi [agi dikolam penginapan dan giliran bapak-bapak sesudahnya.
Main air hangat dulu
Yang badannya gede cool banget hahahaha
Berenang aja pake kacamata
Dapur umum RTS terus berkreasi. Setelah kami selesai mandi menu makanan pun sudah selesai dimasak. Sehingga kami langsung menyantap hidangan pagi ini. Walau seadanya tapi enak kalau perut lapar.

Setelah sarapan pagi kami mulai berbenah, Tidak lupa kami mengabadikan momen ini bersama-sama. Mulai dengan kamera hp atau kamera yang mahal.
Driver utama RTS
Om Ridho yang menolong saya ganti ban..... 
Co-Driver RTS
Generasi penerus RTS
All member
Sekitar jam 11 siang kami mulai bergerak menuruni gunung slamet ini untuk menuju kota Tegal. Maksud hati mau menikmati makan siang di kota Tegal. Kami dipimpin oleh om Ardian selaku tuan Rumah. Sedangkan kami dengan rapi dibelakangnya.
Makan siang dan istirahat di kota Tegal
Gaya dulu ah sebelum makan
Kami sampai di kota Tegal tepat pada adzan sholat zuhur dan baristirahat di Alun-alun kota Tegal sambil berkoordinasi. Setelah melaksanakan ibadah sholat. Kami makan dahulu di restoran khas tegal yang berada tidak jauh dari lokasi kami parkir.

Kondisi rumah makan tersebut dalam keadaan ramai walau tersembunyi. Kami harus menunggu sampai kami mendapatkan bangku kosong.
Makan Stroto yang fenomenal
Berhubung kami berada di Tegal kami memesan makanan khas tegal yaitu Stroto kalau tidak salah. Walau yang lain juga ada yang memesan pesanan lain. Pas menu pesanan dating dan saya mencoba ternayata lidah saya masih kurang cocok dengan menu tersebut. Dengan berat saya menghabiskan menu tersebut.

Jam 2 siang kami mulai melanjutkan perjalan menuju kota Cirebon yang rencananya akan membeli oleh-oleh disana dan sekali makan empal gentong khas Cirebon. Perjalanan menuju kota Cirebon bias dikatakan lancer jaya tanpa adanya masalah.

Setelah mengisi bensin kemudian kami mulai menyusuri kota Cirebon. Berhubung kami semua orang Sumatra jadi tidak ada yang paham daerah ini dan kami berputar-putar dikota ini sampai akhirnya kami menemukan yang kami cari yaitu sentra oleh-oleh dan juga empal Gentong.
Apud Gate

Tapi yang terjadi adalah tidak ada yang masuk kedalam restoran empal gentong H. Apud. Kami semua hanya bergerombol disini dan menunggu yang lain berbelanja oleh-oleh. Entah apa yang terjadi. Akhirnya setelah lengkap semua kami memulai kembali perjalan pulang dan melupakan empal gentong yang nikmat huhuhuhu.

Suatu sore di jalan tol
Di jalan tol Cipali kendaraan masih bisa dipacu kencang dan kami kembali beristirahat di rest area km 102 sembari melaksanakan ibadah sholat dan mengisi e-money. Akan tetapi semua merchant disana mempunya masalah dengan top up e-money. Sepertinya pengisian e-money dilakukan di loket nantinya. Cukup lama kami beristirahat disana sebelum kami menghadapi mimpi buruk yang sebenarnya yaitu kemacetan di tol Cikampek.

Ternyata saya salah perhitungan. Awalnya jalan tol macet dan saya memutuskan untuk keluar dari told an melewati jalur arteri. Jalan tol yang biasanya macet lancar dan saya terpaksa berputar-putar di jalan arteri. Jam 23.30 saya sampai dirumah sedangkan rekan yang lain pada jam yang sama juga sampai di Tangerang. Ah sudahlah jangan disesali.

Sungguh ini liburan singkat dan berkesan bagi kami sekeluarga. Semoga dimasa akan datang bisa diulang kembali.

 Thank you for all RTS member who joint this event and special thanks to om Ardian for your great support

You Might Also Like

8 komentar

  1. Luar biasa kekompakannya... penulis blog ini pastinpribadi yg berwibawa, tampan dan baik hati segingga touringnya berjalan menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi curiga dengan yang nulis komen ini.....

      Hapus
  2. Pak Bagaimana cara bergabung komunitas RTS apakah ada form atau iuran bulanan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan siapa ini.... ? Komunitas pemudik dari sumatra tentu saja ada form dan tidak ada iuran bulanan.

      Hapus
  3. waduh rame euy jalan jalannya jadi pingin ikut nih kalau ada acaranya lagi !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba om yoyo ikut enak tuh makin rame Ertiganya.... Yang pasti asinan bakal hadir disana hahahaha. Insya Allah lain waktu om...

      Hapus
  4. Uda...bagaimana cara bergabung dengan komunitas RTS??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kirim saja WA ke nomor saya om 08128102524... Sony

      Hapus

Like us on Facebook

Flickr Images