Wisata Kuliner di Padang
10:32:00 AM
Hari ke-empat lebaran kami
bertiga (saya Bunda dan Nabil) menuju kota kelahiran saya yaitu Padang. Tujuan
utama bersilahturahmi dengan keluarga dan wisata kuliner serta jalan-jalan.
Kami berangkat dari Bukittinggi menuju Padang tidak melewati jalur utama tapi
melewati jalur alternatif yaitu Bukittinggi-Kelok 44-D. Maninjau-Lubuk
Basung-Pariaman-Padang. Cerita perjalanan kami bisa di baca di link berikut.
- Es Durian Iko Gantinyo
Sesampai di Kota Padang kami langsung menuju area tujuan wisata kuliner
kami yaitu makan es durian. Tujuan kami ada warung es durian Iko Gantinyo.
Warung ini adalah langganan kami tiap berkunjung ke Padang. Sedangkan di area
tersebut ada dua warung yang terkenal yaitu Iko Gantinyo dan Ganti nan Lamo.
Kedua warung ini sangat rama dikunjungi saat lebaran tiba oleh para pemudik.
Lokasi Es Durian (Iko Gantinyo) Coordinat by G-Map -0.959443, 100.360820 |
Es Durian buat kami da Es krim buat Nabil |
Saat itu kami hanya menikmati es Durian saja. Sebenarnya masih banyak menu lainnya, baik itu makanan atau minuman. Akan tetapi menu utama disini ada;lah es durian, jadi kami tidak memesan yang lain. Sedangkan untuk es durian sendiri ada beberapa tipe. Ada yang es durian beku, es durian special, es durian es cream dan es durian biasa. Sedangkan untuk Nabil tidak menyukai es durian kami belikan es cream. Untuk segelas es durian biasa diharga Rp. 21rb dan sedangkan es cream 3 spoon dihargai Rp. 21 rb juga. Untuk es durian saya merasakan porsi yang disajikan semakin sedikit dari tahun yang lalu. Untuk rasa masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Masih enak menurut saya.
- Soto Padang Karya
Selesai trip pertama wisata kuliner kami bergerak menuju lokasi kedua untuk wisata kuliner
adalah soto karya yang berada diantara bioskop Karya dan BNI. Posisinya yang
diujung jalan di perlimaan jalan alias
simpang lima.
Lokasi Soto Karya Coordinate by G-Map -0.954794, 100.360036 |
Porsi soto |
- Martabak Kubang Hayuda
Setelah kami istirahat dihotel dan juga telah mandi yang lama biar
wangi. Selesai sholat Magrib kami langsung berburu kuliner lain yaitu Martabak
Kubang Hayuda. Yang berlokasi di Jalan A. YAni Padang. Martabak ini sudah ada
semenjak saya kecil. Tiap libur lebaran menjadi target kuliner para pemudik dan
juga masyarakat Padang. Kami disambut dengan ramainya restoran saat itu. Bahkan
untuk mendapatkan kursi buat duduk bunda harus berjuang berebut dengan
pengunjung lainya.
Sekitar 10 menit bunda menunggu pengunjung lain selesai makan. Meja yang
kami dapat berbagi meja dengan tamu yang lain. Menu favorit di restoran ini
pastinya martabak kubang dan kemudian Nasi Goreng dan Sate (beda seller).
Lokasi Martabak Kubang Coordinate by G-map -0.951650, 100.356415 |
Martabak Sebelum dimakan |
Sesudah dimakan |
Para pekerja sibuk membuat martabak |
Semua penggorengan penuh dengan Martabak |
Ada yang mesti menunggu pembeli yang sedang makan |
Selesai saya makan, saya memberikan kursi saya kepada pengunjung yang
lain untuk duduk sedangkan bunda masih ada tugas untuk menyuapi Nabil. Saya
keluar untuk melihat proses pembuatan martabak.
Proses pembuatan martabak diawali dengan membuat kulit martabak yang
dilebarkan dengan menggunakan tangan alias manual oleh pekerja 1. Pekerja 2
memecahkan 3 buah telur ayam negeri dan dimasukkan kedalam mug steinless steel
kemudian diberikan kepada pekerja 3 yang akan memasukkan campuran daging, daun
seledri (kalau tidak salah) dan potongan daun bawang. Setelah itu, adonan dalam
mug diaduk menggunakan tangan dan kemudian diberikan kepada pekerja 1 (yang
membuat kulit lebar tadi) untuk dimasukkan kedalam martabak. Pembuat kulit atau
pekerja 1 akan melipat martabak menjadi bentuk kotak atau persegi.
Setelah selesai kemudian pekerja 1 akan meletakkan martabak yang masih
mentah ke loyang yang dipanaskan dengan api. Pekerja 4 akan memeriksa kondisi
martabak apabila sudah setengah matang maka martabak akan dipindah ke Loyang
satu lagi sampai martabak masak. Kemudian martabak akan dibawa oileh team
penyaji ke pengunjung.
Untuk mebuat adonan dibuat untuk satu martabak per mug. Jadi bukan
dibuat sekaligus. Tidak terbayang betapa capeknya para pekerja tersebut.
- Nasi bungkus Rumah Makan Singgalang
Selesai makan martabak kubang kami lanjut ke menu penutup yaitu nasi bungkus.
Kali ini saya membeli nasi bungkus di RM Singgalang yang berada di depan Mesjid
Muhammadiyah Padang. Rumah Makan ini hanya beroperasi malam hari sampai
selesai. Berjualannya pun hanya di
trotoar jalan. Saya tidak sempat mengambil foto kedai ini. Hanya foto nasi
bungkus yang saya foto. Walau berjualan di kaki lima rasa yang diberikan oleh
rumah makan ini sangat berbeda sekali dengan nasi padang yang saya makan di
Jabodetabek. Kalau waktu berbuka puasa kadang antrian pengunjung sampai harus
menunggu di luar restoran.
Lokasi Rumah makan Singgalang Coordinat by G-Map -0.951530, 100.359898 |
Siap untuk di habiskan |
- Nasi bungkus Rumah Makan Taman Surya
Keesokan harinya, saya tidak sempat melaksanakan rencanya saya untuk
makan Lontong sayur padang dan Sate Samsulir di Jati. Untuk mengobati
kekecewaan saya membeli nasi bungkus
kembali di dekat hotel yang juga menjadi langganan saya kalau mudik. Yaitu Beli
nasi bungkus di Rumah Makan Taman Surya yang berlokasi di Taman SIswa. Saya
sekalibelum banyak menu yang selesai masak. Saat itu hanya tersedia menu cancang
dan sayur toge.
Rumah makan Surya |
Masih banyak kuliner yang bisa dinikmati di Padang kota kelahiran
saya.Akan tetapi karena waktu yang mepet tidak bisa membuat saya mencicipi
semua itu. Insya Allah tahun depan saya akan kembali. Mungkin dari pembaca yang
lain yang juga mudik ke Padang bisa menambahkan kuliner di kota Padang, bisa
mengirimkan Foto Kuliner, lokasi, harga dan juga detail rasanya saat mencicipi
ke email saya di sony.azbil@gmail.com.
Sehingga bisa menambah pembendaharaan kuliner di blog saya.
6 komentar
Uda Sony,
BalasHapusSalam kenal, saya Benny....rumah nenek di Jalan Situjuh, Jati.
Itu Martabak Kubang masaknya udah ndak pakai kayu lagi ya? Udah pakai gas kayaknya....sayang betul ya...padahal itu salah satu khasnya.
BTW, tau juga Sate Samsulir. Udah dari jaman saya kecil itu sate.
Dulu nyebutnya sate Ande.....paling suka sama sate usus dan "susu" sapinya.
Sate Samsulir itu, sebelum di tempatnya yang sekarang, dulu itu tempatnya sewa tempat di rumah almarhumah nenek, pas di depan RS Yos Sudarso.
Uda Benny,
HapusSalam kenal juo, Jati banyak mahasiswa tuh... sama sekarang banyak makanan juga. Soalnya sekarang masaknya pakai gas, mungkin secara kayu susah didapatnya untuk jumlah yang besar.
Sate Samsulir adalah salah satu makanan pagi favorit keluarga kami. Sebelum rumah di Aur Duri dijual. Biasanya kami membeli di diseberang RS M Jamil Padang. Ga tau kalau di depan Yos Sudarso ada juga. Tapi rasanya memang mantap sekali rasanya. Kadang kalau mau makan disana nunggu yang selesai makan dahulu. Makanya kami lebih suka dibawa pulang satenya.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
HapusHe he he...iyo...jati banyak mahasiswa....rumah almarhumah nenek awak dulu sempat jadi kos2an...
BalasHapusRS M Jamil tuh dulu tampek awak jo adiak2 sunek....he he he he...
Di muko Yos dulu ado, rumah nan mambuek khan di dakek situ tapi kini lah indak tau...lah 10 tahun indak pulang.
Taragak bana ka pulang, apolai mambaco blog-blog nan pulang kampuang naiak oto surang...
Awal Agustus ko, ado adiak sepupu nan ka baralek....sadang mambujuak adiak2 untuk pulang naiak oto...alun ado nana barani lai...
Pulang kampuang naik oto tuh lain pulo pengalamannyo mah. Alah wak cubo bana sajak pertamo pulang. Perasaan takuik, gamang sanang bacampua jadi satu.
HapusCubolah sakali-kali pulang kampuang naik oto pribadi, InsayAllah nagih beko mah. Lebih baik bana pulang pas rayo. Kekurangannyo yo wakatu banyak habih dijalan.
thank you atas artikel menarik mengenai wisata kuliner di padang. bisa juga mampir ke artikel mengenai daftar mobil di bawah 100 juta jika berkenan. terima kasih
BalasHapus