Perjalanan Bukitting – Padang via Danau Maninjau
2:18:00 PMJalur Bukittingi - Padang via Danau Maninjau |
Kali ini saya ingin mengambil jalur terjauh yaitu Jalur Bukittingi –
Kelok 44 – Danau Maninjau – Lubuk Basung – Pariaman - Lubuk Alung – Padang. Jarak yang akan kami
tempuh nantinya hampir dua kali lipat dari jarak yang biasa saya pakai. Sekitar
160 km mesti kami tempuh apa bila kami melewati jalur ini, dan dibutuhkan waktu
5 jam untuk menuntaskan perjalanan ini. Sebenarnya masih ada jalur alternatif
yang bisa dipakai kalau terjadi macet yaitu via malalak dan nanti keluar di
Sicincin, tapi opsi melewati daerah ini kami abaikan.
Perjalanan kami dimulai pada hari Sabtu pagi jam 5.30 pagi. Saat itu
Matahari belum menunjukkan cahayanya. Kami bertiga (saya, bunda dan Nabil) meninggalkan
rumah di Tilatang Kamang. Saya memacu menuju keluar Bukittiingi melewati
perempatan bypass dan terus naik Flyover menuju Padang Luar. Diperempatan
Padang Luar kami berbelok kekanan menuju arah Maninjau. Kami berhenti sejenak
untuk setting kamera. Sedikit masalah terjadi pada mengatur kamera dan menyita
waktu sekitar 45 menit.
Setelah semua selesai kemudian perjalan kamipun dimulai. Hamparan sawah
dikaki gunung singgalang menyegarkan mata kami. Jalan yang sedikit sempit tidak
membuat kami surut. Sebenarnya kami ingin singgah di Puncak Lawang akan tetapi
karena kami belum tahu jalan menuju kesana, maka rencana ini kami batalkan.
Mendekati Kelok 44 jalanan mulai mendaki dan menurun serta berkelok-kelok.
Jalanan seperti ini sangat menghilangkan kantuk dan menguji kemampuan dari
pengemudi.
Pas dikelok 43 kami berhenti disebuah warung kecil yang menyediakan parkir buat 2 mobil saja. Bunda ingin foto-foto dulu sebelum turun kebawah dan sekalian saya ingin membuang hajat kecil terlebih dahuklu. Air di WC umum yang unlimited sangat dingin sekali. Air yang bersumber dari mata air ini sangat jernih dan dingin. Tiada henti terpancar dari sumbernya. Walau penuh tetap akan keluar.
Pas dikelok 43 kami berhenti disebuah warung kecil yang menyediakan parkir buat 2 mobil saja. Bunda ingin foto-foto dulu sebelum turun kebawah dan sekalian saya ingin membuang hajat kecil terlebih dahuklu. Air di WC umum yang unlimited sangat dingin sekali. Air yang bersumber dari mata air ini sangat jernih dan dingin. Tiada henti terpancar dari sumbernya. Walau penuh tetap akan keluar.
Foto diambi dari kelok 43 |
Indahnya |
Kombinasi tradisiona dan hijau |
Di pemberhentian ini terlihat pemandangan yang sangat indah sekali.
Disini kita bisa melihat betapa indahnya Sumatera Barat dan begitu besarnya
anugrah Allah terhadap negeri ini. Hijau pohon dan hamparan sawah membentang
terlihat dari atas. Ditambah dengan indahnya biru danau Maninjau. Keindahan
alam ini ditambah lagi dengan adanya rumah Bagonjong didekat danau. Menambah
kekhasan negeri Minangkabau.
Bunda dan Nabil masih melanjutkan foto selfi-selfi dan kemudian saya
mengajak mereka melanjutkan perjalanan kembali karena masih jauh dari tujuan
utama kami.
Kami mulai menghitung mundur kelok 44 dari atas. Kelokan yang patah dan
jalanan yang kecil menjadi tantangan bagi pengemudi. Kendaraan yang dari bawah
harus didahulukan oleh kendaraan dari atas.
Satu persatu kelok kami lalui dengan baik sampai akhirnya kami menemukan binatang liar
yaitu monyet yang sering telihat disana yaitu monyet. Monyet terlihat di
beberapa tinkungan terakhir menjelang danau Maninjau. Bunda dan Nabil sempat
ketakutan melihat monyet tersebut seakan akan melompat masuk kedalam mobil.
Si baruak |
Kami melanjutkan perjalanan menuju Lubuk Basung. Perjalanan menuju Lubuk
basung dihiasi oleh persawahan. Jalan
kadang lebar kadang kecil. Memasuki Lubuk Basung jalan sudah 2 arah dan ada
separatornya. Jalan yang bagus dan sepi membuat saya mempercepat laju
kendaraan.
Persawahan |
Jalan yang licin |
Pebukitan |
Hmmm no comment |
Lubuk Basung |
Jalan menuju Pariaman kami di hidangkan pemandangan yang sedikit
berbeda. Pohon kelapa menghiasi perjalanan kami. Ini menandakan kalau kami
sudah memasuki daerah pisisir barat Sumatera. Ditambah lagi jalanan yang
sedikit bergelombang. Perjalanan kami diperparah dengan banyaknya premotor yang
akan berlebaran atau yang akan menikmati libur lebaran, akan tetapi cara bawa
motor mereka sangat membawa motor sangat membuat saya stress. Kadang mereka
ditengah jalan dengan kecepatan rendah. Pas diklakson bukannya minggir tapi malah
melihat ke kita. Aduhhhhh.
Dengan perjungan yang sangat melelahkan saya melewati para bikers
tersebut. Setelah melewati Pariaman menuju Padang. Bertambah lagi ujian kepada
saya. Sekarang ditambah dengan angkutan umum yang berhenti ditengah jalan demi
menghalangi saingan dibelakang untuk melewatinya.
Perjalanan menuju pada diberikan pemandangan yang beragam mulai dari persawahan,
deretan pohon kelapa serta perumahan pendduduk. Banyak sekali rumah makan yang
ingin disinggahi tapi apa daya waktu tidak cukup.
Kami sampai di Padang pada jam 13.00 setelah satu jam beristirahat di
Lubuk Alung. Perjalanan 5 jam yang sangat melelahkan tapi menyenangkan.
7 komentar
versi video lagu2 minangnya mantap om.
BalasHapusHehehehe.... Ini lagu wajib kalau jalan dari Jawa ke Sumatera om. Nambah semangat di jalan. Tapi kadang suara saya yang merusak lagu. Terima kasih atas kunjungannya.
HapusHehehehe.... Ini lagu wajib kalau jalan dari Jawa ke Sumatera om. Nambah semangat di jalan. Tapi kadang suara saya yang merusak lagu. Terima kasih atas kunjungannya.
Hapusklo yg hobi jalan2 jalur ini keren n komplit viewnya,selain via lubuk basung ada jalur singkarak via solok sitinjau lauik yg tp tetap jalur pdg pjg lembah anai selalu jd favorit walau bermacet2an ketika musim lebaran dan untuk lagu minang saat berkendara sepaham kita om hehehee..
BalasHapusBener sih om kalau lewat Singkarang lebih variasi lagi viewnya. Danau, pemandangan alam dll. Ada lagi lewat malalak dankeluar Pariaman atau Sicincin juga bagus vienya. Berhubung saya hanya sekali ke Padang, jadi hanya lewat Maninjau yang saa coba. Lain kalai saya aka coba Bukittinggi-Padang Panjang-Singkarak-Solok-Padang atau Bukittinggi-Baso-Batu Sangkar-Danau Singkarak-Solok-Padang. Sepertinya layak dicoba.
Hapusklo via solok bisa nikung ke kebun teh dan danau atas danau bawah om.....
BalasHapusHeran kenapa tidak kepikiran itu jalur yah. Sekarang baru kepikiran itu jalur.... Ya Allah. Padahal lumayan nambah-nambah buat postingan blog.
Hapus