Mudik Bareng KASKUS Road to Sumatera Jilid 2 (Mudik ke Bukittinggi 2016) via Jalur Lintas Tengah
1:08:00 PM
Hari yang kami sekeluarga nanti-nantikan selama beberapa bulan belakangan ini telah tiba. Hari dimana kami akan
mudik bersama ke kampung halaman kami di Sumatera Barat setelah selama setahun
merantau dinegeri orang. Perbedaan tujuan akhir tidak menyurutkan kami untuk
bersama-sama menuju kampung halaman. Pagaralam, Dhamasraya, Kerinci, Curup,
Padang, Bukittinggi, Batu sangkar, Payakumbuh, Bangka, Bangkinang, Medan,
Pariaman, Solok, Baturaja, Jambi, Kisaran adalah tujuan dari peserta mudik kali
ini. mengenai pembetukan grup mudik "KASKUS Road to Sumatera Jilid II" telah saya ceritakan di postingan saya sebelumnya. Clik here (KASKUS Road to Sumatera Jilid II)
Kali ini saya mendapatkan grup dengan anggota om Heri, om Panca dan
Herlan. Herlan rekan saya di S3rious dan
juga di ERCI walau beda Chapter. Sebelum keberangkatan kami sepakat kalau akan
menggunakan HT nantinya selama perjalanan. Tujuan untuk mempermudah kami dalam
berkomunikasi selama diperjalanan. Kami menetapkan frequensi yang akan
digunakan selama perjalanan dan menentukan juga frequensi cadangan seandainya
berbenturan dengan pengguna lain.
Barang-barang yang akan kami bawa pada saat mudik telah dipersiapkan
bunda dan telah di packing dengan rapi jauh sebelum hari keberangkatan. Jadi
saya hanya tinggal memasukkan barang tersebut kedalam kabin mobil dan juga
kedalam roofbox. Pemasangan Roofbox
telah selesai dilakukan seminggu sebelum keberangkatan dan tentu saja dibantu oleh asisten saya yang paling
cantik dan setia yaitu istri saya hehehehe. Akan tetapi pada beberapa hari
sebelum keberangkatan saya mendapatkan kabar kalau didaerah 4 lawang(Sumatera
Selatan). Bagi yang memakai roof rack kena razia. Saya sendiri sedikit terkejut
mengenai hal ini. Apa yang harus saya lakukan? Tetap memakai roofbox atau
melepasnya. Kalau saya melepasnya tentu saja barang akan semakin pada didalam kabin.
Mudik kali ini formasi mudik kami sekeluarga adalah 4 orang dewasa dan 2 orang
anak-anak. Jadi lumayan padat didalam kendaraan, jika ditambah lagi barang maka
pasti akan bersempit-sempitan. Kalau tetap mamakai tetap memakai roofbox maka
kemungkinan akan terkena razia nantinya. Saya akhirnya memilih opsi tetap
memakai roofbox dikarenakan kami ingin mudik kami nyaman.
Jarak yang mesti kami tempuh by G-map 1356km |
Tanggal 1 Juli 2016 ba’da Shubuh, saya mulai memasukkan barang-barang
kami kedalam mobil dan juga kedalam roof box dibantu oleh bunda. Bunda telah
selesai memasak menu yang akan kami bawa nantinya pada saat perjalanan. Adapun menu kami kali ini sedikit elit dan
lengkap yaitu dendeng lado mudo, ayam goreng bumbu, telor rebus bulat dan teri
kacang balado merah plus sayur mentimun. Barang telah tersusun rapi didalam box
yaitu barang yang tidak akan dibongkar selama diperjalanan. Sedangkan barang yang ada di dalam kabin
adalah barang yang akan dipergunakan selama perjalanan, yaitu makanan kecil,
menu makan, alat sholat dan air minum.
Selesai memasukkan barang kedalam mobil, saya mengantarkan bunda menuju
stasiun kereta terdekat dengan rumah kami pada jam 6.30 pagi. Hari itu bunda
masih masuk kerja. Padahal sudah saya minta bolos saja, tapi karena tanggung
jawabnya tinggi tetap masuk kerja. Sekembalinya saya dari mengantar bunda saya
langsung melanjutkan tidur, karena nantinya saya akan tidak tidur selama 24
jam. Menjelang jam 11 siang saya bangun
dan bergerak mandi dan setelah itu mengambil obat asma bunda ke apotik dan
kemudian berangkat menuju masjid untuk melaksanakan sholat Jumat.
Selepas Jumat saya kemudian melanjutkan berbenah karena rencananya kami
akan berangkat dari rumah sekitar jam 13.30 menuju area pick up bunda dan
meeting point dengan Herlan yaitu Jl. Jend. A. Yani dekat SPBU swasta yang
bergambar kerang. Uncu yang kali ini ikut juga sudah hadir dirumah. Dia minta
ijin kerja setengah hari saja.
Menunggu bunda di bypass |
Kami berdua langsung tancap gas menuju Tikum 1 yaitu Rest Area KM 43.
Tol Jakarta Merak, melalui Tol Pluit tembus ke tol Karang tengah. Kondisi
jalanan yang cenderung ramai lancar, Gerbang tol adalah yang rata-rata
penyumbang kemacetan jalan. Jam 5 sore kami berdua sampai di tujuan pertama kami.
Kondisi Tol Jakarta Merak |
Supir Lintas Sumatera |
Kondisi didalam mobil |
Saya langsung memarkirkan kedaraan dan bergegas menuju konter penjualan
tiket kapal ferri yang berada di area rest area tersebut. Untuk melakukan
pembelian tiket feri tersebut. Pembeli diminta menyiapkan STNK dan KTP.
Kemudian akan diberikan formulir pembelian tiket yang nanti akan diisi dengan
nama penumpang yang ada di mobil berikut jenis kelamin dan umur.
Selesai mengisi formulir tersebut kemudian kita
menuju meja pertama kita meminta formulir yang kemudian untuk meminta nomor
antrian. Sekarang sembari menunggu nomor kita dipanggil kita dapat melihat dua
layar besar yang tersedia. Disini juga terdapat layar yang memberikan kita
informasi mengenai dimana kita nantinya
masuk kedalam pelabuhan Merak. Posisinya sendiri berada paling kiri pintu
masuk. Sedangkan layar yang lain terdapat CCTV yang memantau kondisi Merak
terkini. Saat saya melihat kondisi Merak saat itu masih dalam keadaan kosong
baik itu digerbang masuk maupun di dermaga.
Saat itu om Heri anggota team saya telah dahulu
meluncur meuju Merak. Hari sudah menjelang berbuka puasa. Saya agak ragu
menunggu berbuka dahulu atau lanjut saja. Saya masih menyempatkan membagikan
kaos yang saya dapat dari KASKUS ke om Ardian, om Panca, om Fendy, om Herlan
dan anggota mudik yang berada di rest area tersebut. Akhirnya saya memutuskan
kalau saya ingin mengejar kapal saja ke Perlabuhan Merak. Soalnya semua anggota
saya telah lengkap dan saya tidak ingin
nantinya macet dijalan atau antri masuk kedalam pelabuhan.
Beberapa menit sebelum adzan magrib, saya dan
om Fendy keluar dari area rest area tersebut dan langsung tancap gas menuju
Pelabuhan Merak. Saat melewati gerbang to Merak masih sangat lancar sekali.
Antrian mobil hanya ada beberapa mobil membayar tiket tol. Satu jam kemudian
kami sampai di pintu Gerbang Pelabuhan Merak. Kami disambut oleh sedikit macet
menjelang masuk kedalam pelabuhan. Penyebabnya kemungkinan akibat jeleknya
jalan masuk menuju Pelabuhan.
Kondisi macet saat akan masuk Gerbang Merak |
Pintu Khusus buat kendaraan pribadi yang membeli tiket di rest Area |
Selepas masuk kedalam Gerbang Utama Pelabuhan Merak,
kondisi loket penjualan tiket masih sepi dan pintu masuk pembelian untuk
kendaraan yang langsung di Pelabuhan dan yang telah beli di rest area dipisah.
Kami langsung mengambil jalur paling kiri dam masuk kedalam pelabuhan menuju
loket penukaran tiket kapal. Kemudian pada loket saya memberikan bukti
pembayaran yang telah diterima tadi dengan tiket untuk naik kapal. Proses
penukaran tiket berlangsung kurang dari 1 menit dan tersedia 3 loket penukaran
(kalau tidak salah)
Didalam pelabuhan kami langsung diarahkan oleh
petugas ke dermaga 2. Ternyata om Heri telah antri paling depan. Saat itu kapal
masih bongkar muat. Hanya sekitar 15 menit mobil mulai dimasukkan satu-persatu kedalam
kapal. Dan sekitar jam 19 malam kapal kami berangkat meninggalkan Pelabuhan Merak
menuju Pelabuhan Bakauheni.
Saat akan naik ke atas kapal |
Kapal mulai penuh dengan mobil pemudik |
Posisi mobil kami yang sangat strategis |
Kendaraan kami dapat posisi dilantai atas kapal
dan sangat strategis sekali. Dibagian depan kapal dan samping kiri pagar kapal.
Jadi Nabil dan kakak dapat leluasa menikmati suasana di kapal. Kapal yang kami
naiki ini tergolong sangat bersih sekali selama saya naik ferri. Geladaknya
tidak terdapat sampah dan catnya masih baru. Musholla full ac dan kamar
mandinya sangat bersih. Sayang sekali saya tidak melihat nama kapal ini.
Pelabuhan Merak dari atas Kapal |
Ramainya pemudik yang ada diatas kapal |
Selama diatas kapal saya langsung turun dan
bertemu dengan Herlan. Kami langsung menuju ke lantai atas untuk menikmati
malam diatas kapal. Setelah puas menikmati angin malam kami bergerak turun,
karena saya belum makan malam dan sholat tarawih. Saya melaksanakan sholat
Magrib dan dijamak dengan Isya dan kemudian melakukan sholat Tarawih di Musholla
yang nyaman. Saya kembali ke mobil setelah melaksanakan kewajiban dan kemudian
makan dan dilanjutkan istirahat untuk perjalanan panjang. Seperti biasa mata
ini tidak bisa dipejamkan walau untuk sekejap.
Jam 21.30 kami mulai merapat di Bakau Heni….
Wooowwwwcepat sekali iini kapal. Pasti pakai NOS ini kapal hehehe. Satu
persatu mobil turun dari kapal tentu saja kendaraan di geladak bawahlah yang
pertama keluar. Kemudian diikuti oleh kendaraan yang berada diatas. Kami satu
grup melakukan re-group di luar pelabuhan Bakauheni.Sebelum SPBU pertama.
Setelah re-group kami melanjutkan perjalanan
secara beriringan saya di letakkan sebagai RC (waduh salah ni)…. Seperti tahun
lalu. Kalau saya di posisi ini saya cenderung suka injek gas terus dan kadang
lupa temen. Beberapa kali rekan konvoi saya tertinggal dibelakang karena saya
terlalu cepat overtaking.
Akhirnya sampai suatu saat saya benar-benar
tidak bisa berkomunikasi lagi dengan mereka. Akhirnya sebelum masuk kota Bandar
lampung jam 23.30, saya berhenti di RM Begadang V untuk istirahat sejenak dan
menungu rekan saya. Lebih dari 15 menit saya menunggu mereka tidak muncul, saya
memutuskan untuk melanjutkan ke Tikum 2 yaitu RM taruko Jaya II. Sekalian saya
bisa istirahat disini sambil menungu mereka.
Kondisi lalu lintas yang sudah sepi
meningkatkan adrenalin sembalap saya. Sebagian besar pengguna jalan saat itu
adalah pemudik yang menuju kampung halaman di Sumatera. Jalanan di Lampung bisa
dikatakan bagus walau ada beberapa bagian yang bergelombang. Jalanan yang cukup
lebar dan banyak lurusnya mempermudah saya dalam melewati kendaraan pemudik
yang lain.
Pada jam 01.10 saya sendiri sampai di Tikum II
yaitu RM taruko Jaya II. Kondisi Rumah makan saat itu dipenuhi oleh para
pemudik dan parkirannya juga sudah sangat penuh sekali. Tidak lama saya
istirahat saya bertemu dengan anggota Mudik bareng saya yang lain yaitu nte
Lily dan keluarga, yang juga istirahat disana. Kami berdua dan keluarga
menunggu rekan yang lain dibelakang. Saya menelpon Herlan untuk
menginformasikan kalau saya sudah sampai. Tidak lama kemudian 3 anggota saya
yang lain menyampaikan kalau mereka tidak berhenti di Taruko II karena tidak
melihat RM tersebut. Mereka berhenti di RM Taruko I yang berada di 5 km di
depan. Saya dan nte Lily langsung menyusul ke tempat yang dimaksud.
Tidak beberapa lama saya sampai di RM Taruko I
dan bertemu dengan anggota grup yang lain. Kondisi RM tersebut juga dipenuhi
oleh para pemudik yang beristirahat. Saya cukup kesulitan menemukan spot parkir.
Kami tidak lama disana, karena semua ingin melanjutkan perjalanan lagi.
Jam 02.44 kami melanjutkan perjalanan menuju
Baturaja. Jalanan masih dalam kondisi bagus dan berkelok. Jalanan yang sepi
membuat saya memacu kendaraan. Kembali 3 anggota grup saya tertinggal
dibelakang. Tetapi mobil nte Liliy tetep setia mengikuti dari belakang. Kami
berdua menyusuri jalanan Sumatera didaerah lampung. Saya mengisi Bensin pertama
kali di daerah sumatera didaerah way kanan. Memang di Jalur tengah lintas
Sumatera ini SPBU sangat banyak sekali tersedia mulai dari yang dimiliki
Pemeritah (Kuda Laut) dan Swasta (AKR), Karena belum masuk waktu subuh saya kembali
melanjut perjalanan. Sekitar jam 5 pagi
kami berhenti disebuah SPBU didaerah Martapura. Tetapi kondisi air disana
sangat menyedihkan untuk buang air kecil saja harus menampung air dahulu,
apalagi untuk berwuduk. Air yang kecil tidak menghalangi saya mengambil wudhu
dan kemudian melanjut melaksanakan sholat shubuh.
Selesai sholat Shubuh, mata ini sangat berat
sekali mau tidak mau saya harus istirahat dahulu alias tidur. Nte lily tetap
melanjutkan perjalanan karena dia mempunyai supir cadangan. Sedangkan saya tertidur
selama 30 menit. Dan ternyata 3 rekan
grup saya yang lain juga tidur di SPBU yang lain.
Foto Mobil Parkir di SPBU
Ngantuk tidur dulu di SPBU Way Kanan |
Bangun tidur membuat badan menjadi fit dan
segar, kembali saya menjajal jalanan Sumatera menuju kota Baturaja. Jam 07.04
pagi hari saya sampai di kota Baturaja dan kemudian saya memutuskan menunggu
rekan saya yang lain. Sembari menunggu mereka didepan Gelanggang Olah Raga
Baturaja. Kami menikmati sarapan pagi (dikarekan kami tidak puasa). Kami
selesai menyantap sarapan pagi dan tidak lama rekan saya datang menghampiri
saya. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Muara Enim. Ternyata om Heri
minta kami berhenti sejenak untuk mencari sarapan dan juga mengisi Bensin. Ada
30 menit kami berhenti di Baturaja. Om Heri membeli soto dan ternyata Nabil
juga dibelikan Nasi goreng oleh Bunda untuk sarapan.
Menunggu rekan yang lain |
Kami melanjut perjalanan menuju Muara Enim
dengan dipimpin oleh Herlan. Saya tidak mau kembali meninggalkan mereka.
Kondisi jalan menuju Muara Enim sebagian besar bagus dan hanya ada beberapa
titik yang masih hancur. Kondisi hancurnya jalan sebagian besar berada diluar
pemukiman berbeda dengan tahun yang lalu saya lewati
Jalan yang masih tetap jelek (walau tidak terlalu parah) |
Sekarang ada fenomena baru di jalur tengah
wilayah Sumatera Selatan adalah bayaknya badan jalan yang longsor. Bahkan ada juga Jembatan yang setengahnya bolong dan harus jalan
bergantian. Saya menghitung lebih dari 4 jalan longsor yang kondisinya beragam.
Ada yang masih dalam perbaikan bahkan ada yang Cuma diberi pagar pembatas garis
Polisi saja dan dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk meminta sumbangan.
Badan jalan longsor 1 (Baturaja - Lahat) |
Badan jalan longsor 2 (Baturaja - Lahat) |
Badan jalan longsor 3 (Baturaja - Lahat) |
Badan jalan longsor 4 (Baturaja - Lahat) |
Bergantrian posisi urutan kendaraan kami.
Kadang Herlan didepan saya kadang, om Panca dan kadang om Heri. Terkadang kami
menunggu om Panca dan om Heri yang tertinggal dibelakang. Menjelang memasuki
wilayah Lahat ditandai dengan terlihatnya Gunung Jempol. Kami terpisah menjadi
dua group. Om heri dan saya berada didepan, sedangkan om Panca dan Herlan
berada dibelakang.
Gunung Jempol Lahat |
Tikum kami di RM Telaga Biru |
Foto dulu ah walau panas-panasan |
Pada jam 12.40 kami sampai di Tikum kami yaitu
di RM Telaga Biru. Saya dan om Heri masuk kedalam untuk beristirahat sembari
menunggu om Panca dan Herlan. Satu jam kami berada disana untuk istirahat,
sholat dan makan siang (sekali lagi tidak berpuasa hehehehe). Om heri terus
menghubungi Herlan dan om Panca di Grup WA akan tetapi no respond. Ternyata
mereka melewati Tikum tersebut dan lanjut menuju ke Linggau.
Setelah ishoma kemudian kami melanjutkan
perjalanan, akan tetapi tidak berapa lama kami mendapatkan antrian . untuk melewati
badan jembatan yang longsor. Saling berganti kami melewati jembatan tersebut.
Walau pendek antrian tersebut lumayan menyita waktu. Kali ini tidak ada
pungutan karena yang melakukan pengaturan adalah Polisi.
Polisi yang mengatur buka tutup jalan |
Mendekati Lubuk linggau Jalan sudah lebih
besar, akan tetapi sedikit sulit melewati kendaraan didepan karena sering
adanya belokan. Sewaktu saya akan melewati kendaraan didepan ternyata pas juga
jalan jelek pada kecepatan kencang saya menghantam jalan bergelombang dan
akibatnya speaker serta sub saya mati. Suara music hanya terdengar dari speaker
kursi penumpang. Wah…. Apalagi kerusakannya ini?. Kerusakan ini tidak diketahui
sumbernya sampai kami di bukittingi.
Tepat jam 17.30 kami telah sampai di Lubuk
linggau dan kami sekeleluarga melewati pempek idaman bunda yaitu Pempek
Familidin. Ternyata toko itu buka. “Kita
mandi dulu baru habis itu kita kesana” kata bunda. Tidak berapa lama kami
kami sampai di Hotel Abadi hotel langganan
kami. Di group Whatsapp ternyata nte lily sudah duluan singgah ke Pempek
Familidin. Ternyata om Panca sudah duluan sampai di hotel. Dua puluh menit
kemudian om Heri pun sampai ditempat yang sama. Herlan terus meneruskan
perjalan menuju Padang dikarenakan mempunyai supir cadangan. Sedangkan saya
yang single driver sudah melemparkan bendera putih alias kecapean hehehe.
Ternyata om Panca sudah duluan sampai |
Bunda yang melakukan proses check in. Kami
memilih kamar dengan harga Rp. 485rb/ malam, karena akan diisi oleh 6 orang
manusia didalamnya. Selesai check in kami semua masuk kekamar untuk mandi dan
istirahat.
Pada jam 19.30 saya dan bunda keluar dari hotel
menuju toko pempek Familidin. Sedangkan anak kami masih senang tinggal dikamar
hotel. Sesampai kami di lokasi toko, kembali bunda kurang beruntung ternyata
toko tersebut sudah tutup. Terpaksa kami mencari pempek disekitar lokasi jalan
raya yang bisa kami temui. Kembali kami menikmati pempek Owen yang rasanya
masih standar saja. Bahkan untuk model mereka bukannya memasukkan model yang
benar akan tetapi menjadikan pempek kapal selam menjadi bahan model… Pertama
kali menemukan hal yang seperti ini. Kami juga bertemu dengan om Heri yang
membeli sate kambing disebelah warung pempek kami. Setelah selesai saya meminta
menunggu sebentar, soalnya akan datang rekan S3rious asal Linggau. Cukup lama
saya menunggu apakah ada kepastian dia mau datang atau tidak. Akhirnya saya
putuskan kalau kami balik ke hotel
Model jadi-jadian |
Pempek Murah meriah ala kadarnya |
Tekwan tapi masih enak yang di Baturaja |
Sesampai di hotel, rasa kantuk hebat menghampiri
saya. Tidak mampu lagi dibendung. Langsung saya menuju kamar dan langsung tidak
sadarkan diri sampai jam 3 pagi. Saya bangun dan kemudian melaksanakan
kewajiban saya sebagai umat islam. Badan saya saat itu masih pegal sekali.
Setelah itu saya kembali melanjutkan tidur.
Paginya setelah
sholat shubuh. Saya meminta anggota keluarga mulai mandi karena kita akan
berangkat jam 7 pagi. Sedangkan nte lily akan berangkat jam 9 pagi karena mesti
menunggu Pempek pesanan dari Familidin (iri banget deh kita). Sedangkan om
Panca menginformasi kalau dia akan jalan duluan.
Setelah proses check out selesai, saya dan om
Heri (berikut keluarga) melakukan forto bersama yang belum pernah kami lakukan
selama ini.
Foto bareng dengan om Heri dan keluarga |
Kami melanjutkan perjalanan menuju kampung
halaman masing-masing. Om heri sudah dekat sekali dengan kampungnya sedangkan
saya masih 12 jam lagi. Jam 07.18 kami meninggalkan Hotel Abadi Lubuk Linggau
dengan formasi saya didepan dan om Heri dibelakang saya. Kejadian yang sama
kembali terulang kembali. Om Heri kembali tertinggal dibelakang saya (maafkan
saya ya om)….
Dua jam kemudian kami sampai di Sorolangun. Jalanan yang lurus dan lebar mempercepat sampainya kami di kota-kota selanjutnya. Pada jam 10.15 sudah masuk ke kota Bangko. Perjalanan kami masih diteruskan menuju kampung kami. Muara Bungo kami lewati jam 11.00 pagi.
Menjelang Tikum terakhir kami. Saya melihat mobil om Panca sedang parkir di sebuah Mesjid. Saya berpikir kenapa tidak di RM Umega saja. Ternyata alasanya dia mencegah anaknya batal puasa. Saya masuk kedalam area parker RM Umega jam 13.00 dan ternyata om Werry sudah menunggu lama disini. Padahal dia dibelakang kami sewaktu diMerak. om Werry jalan terus tanpa menginap seperti saya. Sebelum berangkat melanjutkan perjalanan om Werry singgah di tempat parkir saya untuk foto bareng dengan saya.
Spot parkir kami di Gunung Medan |
Foto dengan om Werry plus baju kebanggan hahahaha |
Satu jam kami menghabiskan di Rumah makan
Favorit kami. Pada jam 14.17 kami melanjutkan perjalanan menuju Bukittingi.Saya
sudah tidak bertemu dengan om Heri lagi. Perjalanan sangat mengasikan. Jalanan
yang 90% mulus dan 10% agak jelek membuat saya menikmati perjalanan saya.
Seringkali saya meleati kendaraan pemudik lain yang berjalan santai.
Tujuan kami berikutnya ada Sijunjung –
Batusangkar – Baso – Bukttingi. Kami sampai di belokan Sijunjung jam 16.50 dan
langsung saya mengambil belok kanan. Perbaikan jalan menyambut kedatantangan
kami. Jalan masih dalam proses pengaspalan ulang.
Menjelang Batusangkar jalan masih lancar walau
jalanan sedikit sempit dan kadang truk besar melewati jalan ini. Yang
memperlambat kami adalah lambat truk didepan kami. Bersusah payah kami melewati
truk tersebut. Selepas melewati truk jalan lebih lancar dan sepi.
Kondisi jalan yang bagus (Sijunjung - Sangkar) |
Pemandangan yang terlihat (Sijunjung - Sangkar) |
Istana Pagaruyung dari luar saja |
Kami menyempatkan berhenti di Pagaruyung tapi
tidak turun karena harus mngejar pulang kerumah. Setelah foto sejenak dari
dalam mobil kami melanjutkan perjalanan menuju Baso. Selepas dari kota
Batusangkar, kendaraan kami seringkali terhambat oleh banyaknya pasar pabukoan
yang ada dispepanjang jalan.
Kondisi jalan Batusangkar-Baso yang mulus |
Walau jalan kecil tapi mulus |
Simpang Baso menuju Bukitting saat akan berbuka puasa |
Kami sampai dirumah jam 19.00. Alhamdulillah
perjalan mudik “KASKUS Road 2 Sumatera” kali ini berjalan mulus. Kecuali om
Fendy anggota mudikers yang lain sampai dengan selamat dirumah. Om Fendy
akhirnya juga sampai di kampung setelah diganti mobilnya di Bakauheni.
Semoga Allah bisa mempertemukan kami kembali di
Mudik bareng berikutnya…
Catatan Tambahan:
KM Berangkat : 39239
KM Sampai Bukittingi : 40660
Jarak perjalanan Bekasi-Bukittingi : 1421
Total Bahan Bakar ; Rp. 620.000,- (78,4 liter)
Jenis Bahan Bakar : Pertamax (mumpung harga turun)
Konsumsi Bahan Bakar : 1 liter ; 17,2 km (metoda pengukuruan full to full dari KM 43 rest area).
KM Berangkat : 39239
KM Sampai Bukittingi : 40660
Jarak perjalanan Bekasi-Bukittingi : 1421
Total Bahan Bakar ; Rp. 620.000,- (78,4 liter)
Jenis Bahan Bakar : Pertamax (mumpung harga turun)
Konsumsi Bahan Bakar : 1 liter ; 17,2 km (metoda pengukuruan full to full dari KM 43 rest area).
26 komentar
cerita mudik yang sama dari tahun ketahun yang selalu mengasyikan dan tidak pernah bosan untuk kembali membancanya!!! siiip om Sony teruskan membuat ceritanya!!!
BalasHapusBenar om Yoyo. Walaupun cerita hampir sama tapi pasti ada yang beda dan ada tambahan cerita baru. Yang paling terpentig sudah tidak tahan untuk kembali menjajal tanah Sumatera lagi. Kangen untuk Mudik lagi. Padahal belum sebulan balik ke tanah rantau. Seperti kata om Yoyo, tidak pernah bosan..... Dijamin para anggota kita yang lain juga kepngin jalan darat lagi.
HapusOm lebaran haji ini ada rencana ke bukit lagi ga? Klo mau gabung KRS gimana caranya?
BalasHapusYah om baru juga balik dari Bukittingi. Insya Allah, Idul Fitri Tahun depan kita semua bakalan mudik. Cutinya belum unlimited om. Emang mau mudik juga tahun depan? Kita biasanya ngobrol di Whatsapp om. Tapi paling rame sih emang saat sebulan sebelum puasa sampai sebulan udah puasa.
HapusOm Sony kalau baca blog om Sony terus terang semakin menggoda untuk dibaca juga ngangenin untuk kembali mengarungi jalur lintas tengah yang sangat menantang!!!!
BalasHapusAlhamdulillah, senang mendengarnya om Yoyo. Saya saja tidak sabaran lagi mau menjajal aspal Sumatera. Sampai tiap hari saya ajak anak saya meeting buat pulang kampung padahal mudiknya masih jauh sekali. Tahun depan mudik lagi kan om Yoyo? Barengan ya kita biar sesama Ertiga.
Hapuslebaran ini mungkin saya nggak mudik om Sony!!! Insya Allah tahun depan lah kalau ada umur!! maklum cutinya giliran!! tapi nanti saya tunggu cerita om Sony tentang perjalanan mudiknya pasti sangat seru!! ok om Sony terima kasih!!
BalasHapusYahhh berkurang lagi anggota mudik kita. Mudiknya pada gantian hehehe.....Insya Allah om ane buat cerita. Padahal saya pikir om Yoyo mudik juga...
HapusUda Sony, senang baca cerita mudiknya uda sony, sepertinya asik bingits hehe...Da Son (sok akrab..hehe) kira-kira lebaran 2017 mudiknya tanggal berapa ya, pengen mudik bareng euy...
HapusUda unknown. Bener banget om asyik banget. Insya Allah mudik tahun ini tanggal 16an. Tapi mumgkin grup kami yang lain berangkat pasti ada yang beda. Kalau mau gabung ayo aja om. Silahkan wa saya di 08128102524. Kalau ga bareng saya masih bisa barengan yang lain.
Hapushop...kok unknow ya...hehe
BalasHapusHop kenapa om yos. Maksudnya opo?
Hapusjadi pengen konvoi bareng untuk mudik 2017 sebelumnya selalu jalan sendiri saja mudik ke padang
BalasHapusKita disini konvoi ya mencari temen seperjalanan aja om. Soalnya susah menyakan keberangkatan tiap anggota keluarga. Tapi ada juga yang bisa sama tanggal berangkatnya. Jadi disini ada yang mengalah demi mengatur keberangkatan bersama.
HapusSaya juga awalnya mudik sendiri juga di 2013. Baru ketemu teman seperjalanan di 2014 itupun ketemu dikapal. Baru di 2015 dan 2016 mulai jalan bersama.
Kalau mau mudik lagi silahkan gabung ama kita om, barangkali aja bisa ketemu barengannya. Rata-rata sih kita mudik ke Sumatera Barat atau Utara tapi sebagian besar ke Sumatera Barat. Sebagian besar lewat Lintas Tengah walau juga ada melewati jalur Lintas Timur
sejak 2010 istri tidak mau lagi lewat timur karena hampir kena begal di daerah Kyai Agung waktu pulang ke Padang liburan tahun baru
BalasHapusDaerah Kayu Agung atau Kyai Agung? Solanya saya tahunya cuma Kayu Agung. Bukannya itu daerah masih dekat dengan Palembang? Saya pernah punya pengaman, demi menghindari macetnya jalur utama akibat truk batubara, saya melewati jalur alternatif yang rutenya bikin deg degan. Mana mobil habis tabrakan lagi di Palembang dan lampu cuma hidup satu. Serem banget takut dibegal. Jalurnya rimba gitu deh, yang sepiii sekali.
HapusTapi kronologisnya gimana tuh om Bayu ceritanya?
Selamat siang om Sony. Saya Sulhan boleh gabung mudik tahun ini sy mudiknya ke sumatera utara biasanya sy jalan sendiri aja kepengin juga jalan konvoi. Terima kasih 081289478573
BalasHapusSiap om Sulhan.... selamat bergabung, semoga betah ya.
HapusTerima kasih om sony.
HapusAssalamualikum om sony..perkenalkan nama saya Arief..setelah bbrpa kali saya baca pengalaman om sony dan tmn2 semua..saya jg pgn ikut bergabung ikut konvoi bareng mudik ke sumatra khususnya ke Medan..bila om dan tmn2 berkenan..saya akan senang sekali..krn ini pengalaman pertama saya nyetir sendiri dan bawa kelrga..dan ini no.telp saya 081282000209,thx
HapusOk om Arief nanti saya masukin grup. Atau sapa saya di 08128102524
HapusAssalamualikum om sony..perkenalkan nama saya Arief..setelah bbrpa kali saya baca pengalaman om sony dan tmn2 semua..saya jg pgn ikut bergabung ikut konvoi bareng mudik ke sumatra khususnya ke Medan..bila om dan tmn2 berkenan..saya akan senang sekali..krn ini pengalaman pertama saya nyetir sendiri dan bawa kelrga..dan ini no.telp saya 081282000209,thx
HapusAssalamualaikum om sony..saya indra saya senang sekali membaca perjalanan mudik bareng dari om sony...kalo boleh saya ikut gabung untuk konvoi bareng tahun ini...apakah masih bisa? Dan berangkat tgl berapa?
HapusIh.... banyak komen yang kelewat nih...
HapusAssalamu'alaikum !! om Sony Kapan kopdar lagi nich! sudah kangen ketemuan dgn para petualang lintas sumatera!!
BalasHapusInsya Allah kita adain lagi bulan April saja om Yoyo. Udah kangen ama asinan Bogor.
Hapus