Liburan Sekolah - Naik Kereta Listrik ke Bogor
5:13:00 PM
Libur sekolah telah tiba,
pertanyaan yang paling sering disampaikan bunda kepada saya adalah “Kemana
libur kita kali ini?”. Ini berhubungan dengan postingan saya yang baru lalu mengenai liburan anak (klik disini).Sungguh pertayaan yang berat untuk dijawab (hehehe),
karena saya orangnya paling malas keluar rumah apalagi jalan-jalan. Sudah terbayang
dipelupuk mata seandainya nanti saya bertemu dengan kemacetan panjang dijalan.
Bisa stress triple kuadrat saya. Jawaban mengenai pertanyaan diatas belum saya
berikan walaupun anak saya telah menikmati libur sekolah. Alhamdulillah mereka
tidak terlalu memaksakan keinginan mereka tapi kadang Bunda yang jadi
provokator dan kedua anak saya pasti menurut apa yang dikatakan sang ibunya. (huhuhuhuhu)
Pada tanggal 23 Desember pagi
hari adalah hari terakhir kami bekerja pada minggu itu soalnya akan ada long
weekend kata orang londo sana. Kami berangkat kerja melewati jembatan tol di Jatibening untuk menuju rumah
sakit Islam Pondok Kopi untuk memeriksa keadaaan luka Bunda akibat kecelakaan
yang kami alami 2 minggu yang lalu.
Sewaktu kami melewati jembatan tol tersebut saya terkejut bahwasanya
kondisi lalu lintas menuju arah Cikampek
dalam keadaan macet dan berhenti, saya perkirakan ujungnya sudah sampai Gerbang Pondok Gede
Barat. Saya memberitahukan ke bunda “ Tuh kalau kita mau jalan ke Yogya atau ke
Dieng, pasti kena macet!” ujar saya. Bunda hanya terdiam dan saya gembira
karena bisa menikmati liburan dirumah saja hahahaha. Ternyata saya tetap diberikan
pertanyaan yang sama kemana kita liburan kali ini? Aduuuuuuuuhhhhhhhhhhh.
Hari Kamis yang bertepatan dengan
peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, ternyata kemacetan semakin parah di
jalan tol dan nyaris di semua ruas tol di Jabotabek. Kemudian di hari Jumat
masih dihiasi dengan pemberitaan tentang kemacetan. Wah kalau ke luar kota
sudah pasti saya coret dalam rencana liburan kali ini. Kenapa tidak berwisata
menggunakan transportasi umum misalnya Kereta Listrik (KRL) alias Commuter Line
(namanya sekarang), Kedua anak saya sangat antusias dengan rencana ini. Mereka
termasuk jarang bepergian dengan menggunakan angkutan transportasi massal ini.
Sekalinya mereka naik KRL mereka sangat senang sekali.
Sekarang yang dibahas kemana
tujuan kami, ada beberapa pilihan. Yaitu Kota, Bogor dan TIM (Taman Ismail
Marzuki). Untuk Kota mungkin bias dikunjungi nanti, sedangkan TIM kami takut
Planetoriumnya tutup. Maka pilihan Jatuh pada Kota Bogor. Petualangan ke kota
Bogor menggunakan 90% KRL. Direncanakan kami pergi pada hari Sabtu Tanggal 26
Desember pagi, sekalian memeriksa kondisi jahitan di kaki bunda.
Entah kenapa pada hari sabtu itu,
saya berat sekali meninggalkan rumah dan akhirnya perjalanan kami menuju Kota Bogor
ditunda. Padahal dari kemaren bunda sudah mempersiapkan makanan dan sedari pagi
sang Kakak selalu bertanya kapan kita berangkat. Akhirnya diputuskan kalau kami
akan berangkat pada hari minggu (delay ya nak, jalan-jalannya).
Minggu pagi hari semua anggota
telah siap berdandan dan siap berangkat. Nenek terpaksa tidak dibawa karena
tidak bisa berjalan jauh. Pada Jam 7 kami semua meninggalkan rumah menuju Rumah
Sakit Islam Pondok Kopi. Perjalanan menuju rumah sakit tidak memakan waktu lama
kurang lebih hanya 20 menit dari rumah kami. Kondisi jalanan yang masih kosong
pada hari minggu. Kami melewati Jalan Caman, menyeberang tol dan menuju
transito kemudian melewati pemakaman umum Pondok Kelapa dan dilanjutkan ke
Pondok Kopi.
Saya langsung masuk ke area parkir
rumah sakit dan meminta Bunda jalan ke rumah sakit sendirian sedangkan saya
menjaga anak-anak di mobil. Selesai memakirkan mobil saya dan anak-anak menunggu
bunda di pintu keluar Rumah sakit. Tidak berapa lama bunda keluar dari Rumah
sakit dan bergabung dengan kami . Kemudian kami berjalan ke stasiun kereta Klender
Baru yang memang tidak jauh dari sana.
Sesampainya kami disana, di
Stasiun bunda langsung membeli tiket kereta api untuk 2 orang, berhubung kami telah mempunyai 2 buah E-money. Untuk
membeli tiket kereta kita harus deposit uang sebesar Rp. 10.000, - sebagai jaminan kartu. Jadi kalau kita ke Bogor kita
harus membayar deposit plus harga tiket. Bunda membayar Rp. 32.000,- unutk dua
tiket.
Berfoto ria dahulu sebelum berangkat |
Ikutan juga ah..... |
Duduk manis menunggu kereta |
Kondisi stasiun yang jauh lebih rapi dibanding dulu |
Kereta kami datang |
Kami langsung masuk ke stasiun
melewati pintu otomatis. Saya memegang kartu Kakak sedangkan Bunda memegang
kartu Nabil. Kemudian kami langsung menuju peron untuk menunggu kereta yang ke arah
Jakarta. Sebelum kami naik Kereta tidak lupa poto-poto dahulu. Di stasiun ini
ada petunjuk Tujuan kemana dan lokasi keta sekarang berada. Tidak berapa lama
kereta pun datang, Kami langsung masuk kedalam gerdong bagian tengah. Kereta
bagian depan dan belakang (Gerbong no 1 dan 8) diperuntukkan bagi para wanita
dan anak-anak. Tetapi kalau hari kerja gerbong wanita inilah yang paling keras
kehidupannya kata bunda (apa semua wanita kali ya?). Para wanita lebih sangar
dari laki-laki. Makanya bunda lebih suka naik di kereta campuan alias bagian
tengah.
Jalur Commuter Line |
Berdiri didalam kereta |
Kondisi kereta pagi itu |
Tidak sesak penumpang yang
mengisi gerbong kami, akan tetapi kami tetap tidak mendapatkan tempat duduk.
Tapi tidak apa, sewaktu kereta mulai berjalan saya melihat raut muka anak saya ,
keduanya sangat senang sekali. Mata mereka selalu ingin melihat keluar
memperhatikan jalan. Walaupun ada kursi kosong dan disuruh duduk Kakak dan
nabil tetap tidak mau duduk mereka mau melihat jalan jawab mereka. Kami
sekarang berada di jalur yang biru dan nanti akan berpindah ke Jalur merah.
Penumpang silih berganti naik dan
turun di stasiun yang kami lewati. Stasiun Buaran – Klender – Jatinegara kami lewati. Kami tidak berganati kereta di
Stasiun Jakarta Kota tapi distasiun Manggarai walau kemungkinan duduknya kecil.
Stasiun Manggarai adalah salah satu stasiun transit dari dan menuju ke beberapa
tujuan. Sesampainya kami di Stasiun Manggarai pada pukul 8.35 pagi, kami semua
turun dan kemudian berpindah peron ke
peron yang menuju Bogor. Akan tetapi peron sudah dipenuhi dengan calon
penumpangyang tampaknya juga menuju Bogor seperti halnya kami.
Ramainya penumpang |
Waktu saat kami menunggu kereta |
Nabil dan Kakak masih semangat |
Kereta ke Bogor datang (bukan kereta kami) |
Saya dan Bunda memutuskan untuk
menunggu kereta berikutnya demi kenyamanan anak kami kami menunggu kereta
berikutnya. Tapi yang tersedia baru kereta yang menuju Depok. Saya berpikir
kalau kereta menuju Depok ini tidak terlalu penuh maka kami akan naik kereta
ini dan akan menyambung kereta. Selama menunggu Kakak dan Nabil terlihat riang
sekali menikmati perjalanan mereka.
Hmmmmm |
Tidak berapa lama kereta menuju
Depok pun datang dan ternyata kereta tidak terlalu penuh. Masih banyak bangku
yang kosong, dengan sigap kami semua masuk kedalam gerbong dan mengambil tempat
duduk. Pintu keretapun mulai menutup pintu tidak lama kemudian dan memulai
perjalanan menuju Depok. Sekarang tidak ada lagi kereta eksekutif pakuan Bogor
yang hanya berhenti dibeberapa stasiun. Yang ada sekarang hanya kereta ekonomi
AC yang lumayan bagus menurut saya walau second hand dan walau namanya kereta
Ekonomi AC.
Stasiun demi stasiun kami lewati,
mulai Stasiun Tebet – Cawang – Duren Kalibata – Pasar Minggu Baru – Pasar Minggu
– Tanjung Barat – Lenteng Agung – Pancasila –UI- Poncok Cina – Depok Baru dan
terakhir kami turun di Stasiun Depok. Selama perjalanan Nabil dan kakak sangat
memperhatikan jalan yang mereka lewati. Menghitung berapa stasiun lagi menuju
tujuan akhir dan bertanya ini dan itu. Sepertinya seperti yang saya tulis
diatas mereka sangat menikmati perjalanan mereka. Jarak antar stasiun menuju
Depok ini dirasa sangat berdekatan.
Turun dari gerbong kami kemudian
menunggu kembali kereta yang akan menuju Bogor. Ketika bunda memeriksa lokasi
kereta yang akan menuju Bogor, didapatkanlah informasi kalau masih ada 2 kereta
lagi yang menuju Bogor.
Selang beberapa lama kereta
pertama datang dengan kondisi penumpang yang penuh dan ditambah lagi dengan
tambahan penumbang yang dari Depok yang membuat kereta semakin padat. Kami
menunda keberangkatan kami menuju bofor dan menunggu kereta berikutnya.
Tidak lama kemudian kereta
berikutnya datang dan ternyata tidak terlalu padat penumpangnya walau tidak bisa
dikatakan kosong. Sebenarnya antara Stasiun Depok dan Bogor hanya selang 3
stasiun tapi jarak anatara satu satsiundan lainya berjarak cukup jauh sehingga
terasa lama dikereta. Kami melewati Stasiun Bojong Gede – Cilebut dan akhirnya
sampai di Stasiun Bogor.
Ramainya penumpang yang datang |
Kami keluar dari kereta dan
berjalan menuju jalan keluar, akan tetapi Bunda, nabil dan kakak harus buang air
dahulu sementara saya menunggu di peron sambil duduk dilantai. Cukup lama BUnda
dan kedua anak saya pergi ke kamar keci. Selesai mereka balik dari kamar kecil
kemudian kami berjalan menuju pintu keluar. Pintu keluar stasiun juga dipenuhi
oleh penumpang yang akan keluar masuk stasiun.
Stasiun ini sepertinya hanya menyediakan 1 pintu masuk yang tepusat
sehingga penumpang tumplek disatu lokasi. Belum lagi ditambah calon penumpang
yang akan membeli tiket, yang top up saldo dan lainya. Sekedar saran saja kenapa tidak dipecah saja
ya pintu masuk Stasiun ini sehingga juga
bias memecah keramaian massa.
Sebelum keluar Bunda ingin
membeli tiket untuk kembali dari pada nanti harus antri lagi kata bunda. Cukup
lama bunda antri di loket pembelian tiket. Ternyata eh ternyata tiket yang
dibeli tadi tidak perlu direfund. Jadi bisa langsung di top up di loket. Tapi
ya sudah lah…..
Loket pembelin tiket |
Pintu masuk dan keluar Stasiun |
Pintu keluar yang satu aja.... |
Kami bergerak ke luar dan
lagi-lagi untuk keluar stasiun pun kita dipaksa untuk menuju satu jalur. Kita
dipaksa memutar jalan walau sebenarnya ada jalan pintas yang ditutup. Keluar
daru pintu kerumunan dipecah menjadi 3 tujuan yang berbeda berbelok ke kiri kearah
Taman Raya, kekanan saya tidak tahu kemana dan juga menyeberang melewati
jembatan penyeberangan orang dengan tujuan yang saya juga tidak tahu.
Keadaaan kota Bogor saat itu
sangat panas alias cerah sekali. Kami tidak tahu mau menuju kemana, sebelumnya
kami tidak mencari informasi kemana tujuan kami selama kami di Bogor. Baru
sebentar saja kami berjalan menuju Kebun Raya Bogor rasa haus sudah mendera
kami, ditambah dengan Bunda yang tidak sarapan pagi. Untuk mengisi perut kosong
Bunda membeli Dorayaki (katanya sih). Akibat cerahnya cuaca membuat kami
gampang lelah. Kami memutuskan untuk kembali lagi ke stasiun. Tapi sebelum
masuk stasiun kami makan dahulu di Soto Bogor.
Setelah makan kami langsung
menuju Stasiun dan masuk kedalam. Hari sudah menunjukkan jam 12 siang. Di
stasiun telah tersedia satu kereta menuju Jakarta dan sayangnya sudah dipenuhi
penumpang. Saya tidak mungkin menaiki
kereta tersebut karena sudah penuh. Kami menunggu kereta berikutnya. Ternyata kereta
berikutnya menuju stasiun Sudirman. Ya sudah lah kalau gitu naik kereta ini
saja dan turun di Manggarai. Bergegas kami berempat bergerak menuju peron yang
disebutkan oleh petugas tadi kalau tidak salah peron no 7 (yang tidak ada
pelindung). Akan tetapi masuk lagi kereta menuju Stasiun Kota lainnya terlebih
dahulu. Baru disusul kereta menuju Stasiun Sudirman. Jadi otomatis kereta yang
menuju Kota berangkat terlebih dahulu baru kemudian kereta kami. Biarlah kereta
lain yang penumpang di stasiun lain, yang penting kami semua bisa duduk dengan nyaman.
Tidak berapa lama kereta kami pun
memulai perjalananya menuju Jakarta. Kami semua kecapean bahkan Nabil , bunda dan
saya tertidur selama diperjalanan secara bergantian. Hanya kakak yang bisa
bertahan tanpa tidur sama sekali dalam perjalanan ini. Sesampai di Manggarai kami menunggu kereta
yang ke Bekasi yang belum tersedia. Sehingga kami harus menunggu dahulu.
Ternyata di Handphone Bunda diinformasikan bahwa akan masuk kereta
Bekasi-Manggarai yang akan kembali Ke Bekasi. Selang beberapa menit kami lihat
kereta yang dimaksud. Kami bergegas ke peron dimana kereta itu berhenti.
Setelah Penumpang keluar kami langsung masuk dan mengambil tempat duduk.
Tenyata kereta ini tidak berhenti
lama, dan langsung memulai perjalanan menuju Bekasi. Kereta saat situ bisa dikatakan
kosong dan seperti inilah yang saya inginkan.
Sesampainya kami di Stasiun
Kledndr Baru kami turun dan berjalan menuju Mini Market terdekat untuk membeli
mnum. Kerongkongan ini sangat kering sekali. Segar rasanya ketika air menyentuh
tenggorakan saya. Kemudian kami berempat berjalan santai menuju Rumah Sakit
Pondok Kopi untuk mengambil mobil dan kemudian mengarah pulang. Sekitar jam 14.
30 kami sampai dirumah dan langsung Bunda serta saya tepar tidak sadarkan diri
akibat kecapean. Sedangkan saya keesokan harinya mengalami demam dan
Alhamdulillah sembuh dalam dua hari.
Akhirnya salah satu poin yang
saya jadikan rencana liburan pada postingan saya sebelumnya bisa jadi
kenyataan. Saya senang bisa membuat anak-anak kami bisa menikmati liburannya
walau murah meriah.
2 komentar
bagus utk edukasinya anak2 om Sony ,jd mengenal angkutan umum walau hanya berpindah stasiun dan kereta saja..hehee..
BalasHapusIntinya saya ingin mengenalkan angkutan umum kepada anak saya, sebenarnya saya ingin mengejak mereka berkeliling kota Bogor apa daya orang tuanya sudah kelelehan duluan dan kami tidak tahu kemana harus berkunjung. Melihat angkot kota Bogor saja sudah bikin malas berkeliling hehehehe.
Hapus