Liburan Sekolah - Liburan ke Desa Baduy
5:13:00 PM
Sesuai dengan postingan saya yang
sebelumnya (klik disini), saya ingin anak-anak kami menikmati liburan tapi ada
sesuatu yang bisa mereka ambil dari liburan tersebut baik itu ilmu pengetahuan mengenai budaya,
teknologi, sejarah atau apapun itu. Jadi tidak hanya liburan yang benar-benar
liburan. Minggu lalu kami (saya dan bunda) membawa Nabil dan kakak menikmati liburan dengan
menggunakan Kereta Listrik. Alias (KRL).
Ini akan saya buat juga postingan mengenai hal ini nantinya.
Saya membaca di postingan media
sosial dimana saya menjadi anggota Ertiga Club Indonesia bahwa akan diadakan acara Touring Sporadis (ga tau bener saya ini
maksudnya apa). Kali ini akan
mengunjungi suku Baduy Luar dan mengenal
tentang kehidupan dari suku Baduy. Rencananya acara ini akan diadakan pada
tanggal 1 Januari 2016. Wah ini acara yang lumayan menarik untuk diikuti. Anak
saya bisa mengenal salah satu suku yang ada di Indonesia. Paling tidak menambah
wawasan mereka.
Sebenarnya saya sedikit galau
akan keberangkatan saya menuju Baduy ini, karena kami harus membawa Ibu mertua saya untuk berobat alternatif
sedangkan keberangkatan juga pada hari yang sama. Akhirnya kami memutuskan untuk membawa Nenek
Nabil berobat pada hari sebelumnya pada tanggal 31 Desmber 2015. Ternyata eh
ternyata saudara-saudara saya belum beruntung…. Ternyata tempat pengobatan
alternatif tempat nenek Nabil berobat ternyata tutup (mau ngerayain tahun baru
juga barankali). Padahal kami sudah jauh-jauh datang dan meluangkan waktu. Namanya
kurang beruntung ya sudah mungkin minggu depan kami akan kembali ke sini.
Akhirnya saya memastikan kalau kami akan berangkat bergabung dengan 37 rekan
ERCI Tangerangers yang lain beserta keluarga menuju Baduy.
Berikut adalah undangan yang
disampaikan oleh ERCI melalui media social :
SPORADISSSS……
Rangers Goes to Baduy..
Jumat, 01/01/16
Tikum Jam : 05.30 WIB Pagi di Depan Wendys,
Flavour Bliss Alam Sutra.
Brangkat Konpoi Jam : 06.30 WIB Pagi,
Harap tepat Waktu.
- Mengenal Budaya Baduy.
- Jajanan Duren Baduy dan Oleh2 Khas Baduy
- Tracking ke Desa Gajebo Baduy
- Launching Stiker Poni Rangers, Gratis buat
yang Ikut Touring.
Book
Your Calender and Prepared Your Engine.
Estimasi Biaya yg Harus disiapkan /Keluarga/Mobil
Rp. 180.000 (Makan Siang Bareng ala Pedesaan, Registrasi Desa, Biaya Pemandu
Tracking dan Parkir Mobil)
Biaya akan di Kolektif saat di Tikum oleh om
Budi Altavista.
Bawa HT untuk Mempermudah Komunikasi Konpoi
dengan Setting Frekuensi 144.212
Keluarga Masing-masing Mohon siapkan :
- Payung/Jas Hujan
- Air Minum
- Sepatu Tracking/Sports
- Makanan Anak-anak
- Obat2an Pribadi
- Balsem buat yang sdh Lanjut Usia
Acara Touring ke Baduy kali ini,
mempunyai agenda yaitu antara lain:
1.
Mengenal Budaya Baduy
2.
Tarcking ke Desa Gajebo Baduy (Baduy Luar)
3.
Jajanan Duren Baduy dan oleh-oleh khas Baduy.
Sedangkan
untuk persiapan touring ke Wilayah Baduy, para panitia meminta menyiapkan
beberapa hal berikut ini:
PENGUMUMAN
BAGI PESERTA TRIP KELUARGA RANGERS TO BADUY
Akomodasi yg harus dibawa :
-
HT di
frekuensi 144.212
-
Dress Code
: Baju/kaos Hitam beserta lomar nya – bawa juga baju ERCI NASIONAL buat klik
view
-
Jas Hujan
anak-anak dan dewasa biar simple daripada payung
-
Sepatu /
Sendal tracking, jangan pakai sepatu high heels
-
Emak emak
diusahakan pakai tas model ransel saja jangan tas belanja
-
Bekal
makan anak walaupun disana nanti sudah disiapkan masakan ala baduy
-
Tupperware
/ Lock and Lock / sejenisnya utk yg mau bawa pulang duren
-
Air minum
yang cukup
-
Obat-obatan
pribadi dan balsam urut atau sejenisnya
-
Yang suka
narsis diharap membawa powerbank rn disana tidak ada listrik
-
Bensin,
silakan full tank sebelum berangkat (estimasi 200 ribu PP)
-
Biaya Tol
: estimasi 25 ribu PP (masuk tol tangerang – keluar tol tangerang)
-
UANG
COLLECT ACARA : 180 ribu / kendaraan, nanti minta kerjasamanya untuk kumpulin
dananya ke Budi di tikum , mohon uang pas disiapkan krn bagian collector tidak
bawa uang kembalian
-
Silakan yg
mempunya pakaian layak pakai dan sudah tidak dipakai untuk dibawa, akan sangat
berguna bagi warga baduy setempat
-
Bagi
keluarga yang tidak ikut tracking, nanti bisa menunggu kelarga yg tracking dg
belajar menenun di koordinasi dengan baduy : GRATIS
-
Uang tunai
secukupnya bagi yang mau belanja oleh-oleh khass baduy
-
Malam
sebelum keberangkatan diharapkan istirahat yg cukup
TERIMAKASIH – TTD
WARGA SUKU BADUY CAMPURAN ASLI
Adapun rundown Ekspedisi menuju ke Baduy ini adalah sebagai berikut :
Rundown
Ekspedisi Rangers ke Baduy.
Bismillahirohmanirrahim…
Jumat, 02/12/16
05.30
– 06.30
WIB
-
Tikum
Flavourbliss Alam Sutra
-
Kolektif
Biaya/Keluarga + Absensi
-
Celebrasi
Penempelan Stiker Poni Rangers
06.30
– 10.30 WIB
-
Konpoi
Rangers
-
Perjalanan
Menuju Ke Ciboleger Baduy
10.30
– 12.30 WIB
-
Photo
Bersama
-
Persiapan
Sholat Jumat Berjamaah
-
Makan
Siang Bareng ala Baduy
-
Kolektif
dan Pengumpulan Pakaian Layak Pakai
-
Istirahat
13.00
– 15.00 WIB
-
Untuk yang
Ikut Tracking.
-
Photo
Bersama
-
Mengenal
Lingkungan Budaya Baduy
-
Perjalanan
dengan diPandu Guide menuju Desa Gajebo
-
Untuk yang
tidak Ikut Tracking.
-
Photo
Bersama
-
Di Lokasi
Istirahat bisa Ikut Belajar Menenun dan Kerajinan Tangan Baduy serta Membatik
15.00
– 16.00 WIB
-
Sholat
Ashar
-
Penyerahan
Kenang2an dari Rangers
-
Menikmati
Duren Baduy
-
Belanja
Oleh-Oleh Baduy
16.00
– 20.00 WIB
-
Konpoi
Rangers Kembali
-
Perjalanan
Kembali ke Tangerang
Terimakasih
Suku Badui Campuran Asli &
Panitia Hore
Malam tanggal 31 Desember, bunda
mulai mempersiapkan semua yang akan kami bawa keesokan harinya sedangkan saya
mempersiapkan HT yang nantinya akan dipergunakan selama perjalanan
nantinya. Pada pukul 22.30 saya beranjak
tidur dan saat itu sudah banyak bunyi kembang api yang dibunyikan. Padahal hari
belum menunjukkan pukul 12 malam. Sungguh sayang sekali kita
menghambur-hamburkan uang demi sesuatu yang tidak berguna. Saya langsung tidur
dengan memasang earphone ke telinga saya untuk menghindari saya terkejut pada
jam 12 nanti malam.
Saya terbangun pada pukul 03.40
dinihari sesuai dengan alarm yang telah saya atur semalam. Saya heran saya
tidak mendengar suara bunyi kembang api semalam dan 3 anggota keluarga yang
lain juga tidak terbagun biasanya si kakak dan nabil pasti terbangun dan kali
ini mereka berdua tidak terbangun sama sekali. Apakah perayaan tahun baru kali
ini kurang meriah? Alhamdulillah. Mudah-mudah sudah banyak saudara kita yang
lain telah sadar kalau perayaan tersebut tidak ada gunanya (amiinnnnn).
Saya tidak langsung bangun tapi
hanya tidur-tiduran saja. Mulai pada pukul 04.00, saya mulai mandi dan
kemudian saya membangunkan bunda dan anak-anak.
Sementara Bunda dan anak-anak bersiap
saya memasukkan semua yang telah saya siapkan kemarin malam kedalam mobil.
Sekitar jam 5. 15 kami berempat meninggalkan
rumah menuju tempat lokasi meeting point kami semua di The Flavour Bliss Alam
Sutera melewati jalan tol JORR dan masuk alam sutera dari karang tengah. Satu
jam kemudian kami sampai ke tempat yang dituju dan bergabung dengan rekan-rekan
ERCI yang lain. Saya langsung membayar uang untuk mengikuti Toring ini sebesar
Rp. 180.000,-
Brifing singkat |
Foto Jaim |
Foto Ancur |
Sebelum keberangkatan semua
peserta dibrifing singkat oleh para panitia. Terjadi perubahan jalur frekuensi
yang kami gunakan. Keberangkatan akan diberangkatkan sekali jalan jadi lebih
dari 35 mobil akan berangkat secara beringirangan menuju Baduy. Juga mengenai
jalur yang akan digunakan nanti. Kali ini kami akan keluar dari Gerbang tol
Balaraja Barat dan melewati jalur biasa menuju Rangkasbitung dan terakhir
menuju Ciboleger. Tidak lupa juga melakukan foto bersama sebelum keberangkatan.
Entah mengapa saya merasa kok kali ini tidak ada doa bersama sebelum berangkat
(apa perasaan saya saja yah??).
Molor 30 menit dari jadwal
keberangkatan kami menuju Ciboleger yaitu lokasi wisata Baduy yang akan
kunjungi. Dari lokasi keberangkatan satu
persatu kendaraan peserta keluar dari lokasi parkir. Menuju jalan raya BSD
menuju gerbang tol. Dari Gerbang Tol kami berbaris rapi menuruti arahan Road
Captain. Kondisi jalanan saat itu cenderung sepi karena mungkin para pengguna
jalan yang lain masih terlelap tidur akibat begadang semalaman.
Berbaris dijalan tol yang sepi |
Line up dulu di pinggir jalan menunggu yang lain |
Kemudian mendekati pintu tol
Balaraja Barat kami belok kiri untuk keluar dari jalan tol. Keluar dari Jalan
tol ini dimulailah perjuangan kami menghadapi tantangan dari para bikers dan
angkoters. Pada awalnya kondisi jalan raya masih agak lengang dan jalannya
mulus sekali. Tapi ini tidak bertahan lama setelah kami berbelok kekiri menuju
daerah Wisata Baduy jalan mulai mengecil. Perjalanan menuju Rangkas Bitung
diwarnai dengan jalanan yang bervariasi akan tetapi sebagian besar jalan yang
kami lewati adalah jalan beton. Ada perbaikan jalan disana-sini jadi jalan ada
yang buka tutup. Jadi harus dipersiapkan uang receh secukupnya kalau
kesini. Pak ogahnya banyak sekali.
Saya juga meilhat disebelah jalan
juga ada jalur listrik untuk kereta. Ternyata untuk menuju Rangkasbitung ini
telah tersedia jalur Kereta Listrik dari Tanah Abang. Banyak para warga rangkas
ini yang bekerja sebagai pelayan toko di daerah Tanah Abang. Walaupun Cuma satu jalur tapi lumayan lah
untuk menambah pilihan transportasi warga menuju dan dari Rangkasbitung.
Selepas dari kota Rangkasbitung ,bebabagai
macam jalan jelek kami lewati mulai dari lubang kecil, sedang dan besar. Jalanpun
juga berkontur. Kadang menanjak dan menurun. Kadang kami melewati tanjakan
tajam yang ada jalan jelek ditengahnya. Jadi kami tidak bisa beriringan jalan,
kalau ditengah tanjakan harus berhenti itu yang buat saya kadang bingung.
Terkadang ban mobil spin karena putaran ban yang cukup tinggi dan ban mobil
slip ke jalan. Mending kami membiarkan
kendaraan didepan lepas dahulu dari tanjakan baru kemudian kendaraan berikutnya
naik tanjakan. Untuk kendaraan yang
rendah seperti sedan dan kendaraan yang dimodofikasi, jalur ini tidka
direkomendasikan. Ada kemungkinan bagian bawah kendaraan anda akan menyentuh
jalanan yang rusak. Ini terbukti dengan adanya bodykit salah satu rekan kami
yang pecah akibat menghantam jalan jelek.
Kondisi Jalan |
Gerbang Kota Rangkas Bitung |
Masih di Rangkas Bitung |
Jalan setelah kota Rangkas Bitung |
Pemandangan seperti jalan lintas Sumatera |
Ada jalan jelek ada yang bagus ada juga yang jelek banget |
Serasa mudik ke sumatera lagi |
Pemandangan menuju daerah wisata
Baduy ini beragam dari kampung, kemudian ada juga hutan-hutan kecil. Sedangkan
untuk jalan sendiri, seandainya saya jalan sendiri, sudah pasti ini akan menyiksa
badan saya yang besar ini. Berhubung
jalannya bersama-sama ya dinikmati aja.
Pemandangan yang lumayan indah |
Cuaca cerah mendukung perjalanan
kami kali ini. Sampai disuatu mesjid, Road Captain menghentikan laju kendaraan
ternyata banyak para peserta turing yang kebelet untuk buang air. Sewaktu saya
turun setelah memarkirklan mobil ternyata antrianya panjang sekali (mana
kebelet banget lagi). Selesai buang air kami semua melanjutkan perjalanan
menuju ke Ciboleger.
Pintu Gerbang |
Parkir Mobil dulu |
Terminal Ciboleger hampir penuh |
Jam menunjukkan pukul 11.00 saat
kami sampai dilokasi alias terminal Ciboleger. Telat 30 menit dari jadwal
diatas. Kemudian kami semua menyusun kendaraan kami diparkiran. Setelah itu kami semua menuju rumah orang
baduy yang kami jadikan basecamp selama kami berada disana. Ada 3 rumah yang kami gunakan sebagai
basecamp disana, yang mana 3 kepala keluarganya kami minta untuk menjadi guide
kami disana. Guide ini akan mengantarkan kami menuju desa baduy luar yang
berdekatan dengan baduy dalam yaitu desa Gajebo. Kami hanya boleh mengunjungi
Baduy luar saja sedangkan untuk Baduy dalam hanya yang mempunyai undangan saja
yang bisa masuk.
Istirahat sebentar sebelum sholat Jum'at |
Gambarnya kok ga bisa diputar ya??? |
Sebelum kami melakukan perjalanan
menuju menuju desa Gajebo, kami
melaksanakan kewajiban kami sebagai umat muslim yaitu sholat jumat di Mesjid
terdekat. Sedangkan para wanita dan yang peserta yang beragama lain
dipersilahkan menunggu di rumah warga baduy tersebut sembari menikmati makan
siang sedang dipersiapkan oleh mereka. Kami berjalan menuju mesjid yang masih
berada disekitaran area parkir mobil
dan setelah sampai ke mesjid
langsung mengambil wudu’ dan kemudian mengikuti ceramah oleh ustad setempat. Ceramah
dimesjid tersebut menggunakan bahasa arab jadi saya pribadi tidak terlalu
memahami isi ceramah yang disampaikan oleh sang ustad.
Menu makan siang sudah keluar di rumah tengah rumah baduy |
Dapur rumah baduy |
Selesai menunaikan sholat Jumat
kami balik arah menuju basecamp untuk menikmati makan siang bersama (kloter ke
dua) dengan menu ayam goreng, ikan asin, mentimun, dan sayur asem plus sambel
(agak manis sih kalau orang padang sulit sekali menerima rasa sambal yang manis)….
Walau sederhana kami menikmati sekali menu yang dihidangkan. Di tambah lagi
makan bersama-sama dengan rekan yang lain. Rebutan menu yang membuat makan kami
menjadi seru ditambah lagi kondisi cahaya yang sangat kurang, karena dirumah
warga baduy itu tidak dilengkapi penerangan listrik sama sekali. Jadi bener-bener
makan bersama saat gelap jadi romantis gitu (halaaah).
Sewaktu saya menikmati makan
siang ini saya memperhatikan rumah orang baduy ini masih tradisional sekali. Atapnya
terbuat dari daun yang disusun rapi (saya lupa namanya). Kayu yang digunakan
bagus sekali dan lantainya terbuat dari bamboo. Dibagian depan ada beranda,
kemudian ruang tengah dan ada dua kamar tidur. Sedangkan bagian belakang ada
dapur yang cukup luas. Dinding rumah terbuat dari anyaman. Pokoknya kalau
berada didalam rumah mereka sejuk sekali yang saya rasakan.
Rumah warga baduy yang menjajakan suvenir |
Selesai makan siang dan
istirahat, saya mulai melihat lihat souvenir yang diperjual belikan oleh para
warga baduy luar, ada madu hutan, ikat kepala khas baduy (yang segitiga dan
segi empat). Kain sarung, tas khas baduy dan lain sebagainya. Saya tertarik
dengan ikat kepala khas baduy alias lomar tapi saya pikir nanti saja belinya.
..............and the Journey begins |
Nabil dengan mandiri jalan sendiri |
Lumbung orang baduy |
Tidak berapa lama kami semua
bergerak untuk melakukan kunjungan ke Desa Gajebo yang jaraknya sekitar 3 km
(katanya sih) dari posisi kami beristirahat. Saya, bunda, Kakak dan Nabil ikut
dalam perjalanan ini. Pada awal perjalanan kami melewati rumah warga baduy yang
sedang selesai panen durian. Tidak jarang kami berpapasan dengan para pembawa
durian yang membawa durian dari dalam desa. Bahkan anak kecil disini sudah
membawa durian ke bawah tempat dimana
mobil pembawa durian menunggu. Untuk setiap durian yang mereka bawa merak
diberikan upah Rp. 100-200/butir. Kemarin saya menghitung seorang anak kecil
bisa membawa 8-14 butir durian/ sekali turun.
Sehari mereka bisa bisa mendapatkan uang sekitar Rp. 30.000,- dari
membawa durian saja. Mereka ini tidak disekolahkan oleh para orang tuanya
karena masih mengikuti adat yang berlaku (katanya sih). Padahal sekolah dasar
ada didepan pintu gerbang desa wisata
ini.
Menata durian yang akan digendong ke bawah |
Si kecil yang sudah mulai bekerja membanting tulang |
Kami disuguhkan dengan jalanan yang kecil dan menanjak. Untung saja saat itu tidak turun hujan, kalau tidak jalanan tersebut sangat licin sekali. Baru beberapa lama berjalan saya sudah kecapean membawa beban tubuh saya yang berat ini (ampunnnnnnn).
Kami melewati disamping lumbung para warga Baduy. Jalanan terus menanjak sedikit jalan datar dan kemudian menanjak lagi. Air minum yang kami bawa sebentar saja sudah habis kami minum secara bergantian. Padahal perjalanan masih baru dimulai. Setiap 200 meter menanjak kami beristirahat dan minum dan wajar saja air yang kami bawa langsung saja habis
Para galawer |
Walau galau tetap narsis |
Masih dalam keragu-raguan |
Galau tingkat dewa |
Nabil sedang menikmati jalan santai |
.Tepat di sebuah perempatan, kami sekeluarga telah
kehabisan air minum padahal perjalanan kami masih jauh dan sebagian besar
adalah tanjakan. Disinilah banayak sekali keluarga yang galau apakah akan
melanjutkan perjalanan atau balik lagi ke base camp. Termasuk juga keluarga
saya. Kakak berkeras kalau untuk kembali ke Basecamp sedangkan Nabil Berkeras
untuk melanjutkan perjalanan menuju desa Gajebo. Memang Nabil sepertinya sedikit mempunyai
kegemaran bepertualang. Sedangkan Saya dan bunda sedang menghitung
apakah kami terus melanjutkan perjalanan atau balik lagi. Behubung air minum
kami telah habis maka diputuskan kalau kami kembali lagi ke base camp kami,
walau sedikit berat karena kami tidak sampai ke tujuan akhir.
Nah kalau yang ini turis asli (hahahaha) |
Sebenarnya kami malu dengan berpapasan dengan para warga baduy yang lewat bahkan nenek warga baduy yang lewat naik turun bukit dengan santainya tanpa istirahat sedangkan kami istirahat lebih lama dari waktu kami berjalan. Tapi biarlah daripada dipaksakan nanti tidak bisa turun dan mesti dipandu, kami memutuskan berbalik arah.
Desa Gajebo |
Kami balik melewati jalur lain
untuk kembali ke Base camp. Untuk kembali kami melewati lumbung padi para warga
baduy yang digunakan untuk menyimpan hasil bumi mereka (barang kali) dan tidak
lupa kami berfoto ria terlebih dahulu. Kami juga melewati desa baduy yang lain
yang juga tidak dialiri listrik (mungkin masih satu desa mungkin, karena
lokasinya berdekatan dengan lokasi base camp). Para wanita sedang asik menenun
untuk dijual nantinya. Sedangkan para pria biasanya berkebun.
Jalan balik menuju Basecamp |
Gaya dulu ah....... |
Trio kwek kwek 2 |
Desa dalam perjalanan pulang |
Menenun |
Mendekati lokasi kumpul kami,
kami bertemu dengan rumah baduy yang berjualan air minum. Kami berhenti terlebih
dahulu untuk membeli air minum dan beristirahat. Banyak sekali durian yang
dikumpulkan disini. Harga durian ini
sekitar Rp. 10.000,- sedangkan untuk
durian jatuhan harganya adalah Rp. 20.000,- dan masih bisa dinego kalau beli
banyak. Berhubung saya tidak suka buah durian maka saya melewatkan buah yang banyak digemari orang ini.
Durian |
Masih durian |
Durian maimbau |
Durian again |
Tidak berapa lama kami
melanjutkan perjalan menuju base camp kami dan saya langsung masuk kerumah
untuk beristirahat rebahan meluruskan pinggang.
Tidak berapa lama hujan deraspun turun. Saya bersukur kami sudah sampai dirumah ini, kalau
tidak tentu kami akan kehujanan.
Pada jam 3 sore para peserta sudah
berangsur-angsur balik ke lokasi base
camp. Ada yang kehujunakan dan ada yang kering, entah bagaimana mereka bisa
selamat dari kehujanan. Saya sempat ketiduran didalam rumah warga baduy ini tappa
peralaskan apapun, akan tetapi kesejukan yang rasakan membuat mata ini susah
sekali dibuka.
Hujan-hujan enaknya tidur |
Waktu terus berlalu sedangkan
para peserta masih terus saja berburu durian. Jam 5 terlewati, sempat terpikir
kalau saya pulang duluan. Soalnya saya harus meneruskan perjalanan menuju
Cilegon mengunjungi rumah ibu saya. Akan tetapi tidak bisa dilakukan karena
posisi mobil saya tertutupi oleh kendaraan yang lain, ya sudahlah kami tetap
menunggu para peserta lain untuk turun. Soalnya jalan yang kami lalui tersebut
banyak lobang dan banyak tanjakan dan turunan serta tidak terlalu lebar. Jadi
lebih baik dilalui kalau hari masih siang.
Foto dulu |
Sembari menunggu tidak lupa kami
berfoto bersama dengan tugu warga baduy yang berada ditengah area parkir. Bergantian para wisatawan lokal bergantian
untuk berfoto ditempat tersebut.
Pada jam 6 sore kami meninggalkan
lokasi Ciboleger untuk balik menuju Jakarta dan saya menuju Cilegon. Hari sudah mulai beranjak gelap. Kami semua
berpacu untuk mencari mesjid terdekat untuk melaksanakan sholat Magrib.
Kami menemukan sebuah mesjid
kecil entah dimana itu daerahnya. Kami berhenti dan kami membuat lalu lintas
menjadi sedikit macet. Biasa dibayangkan 30 mobil lebih parkir dibahu jalan
yang kecil ditambah 1/3 lebar jalan.
Sedangkan jalan itu sendiri hanya pas
dilewati 2 kendaraan. Jadi Mobil yang berselisih harus menunggu diujung dahulu.
Selesai menunaikan ibadah sholat
kami melanjutkan perjalanan ditengah gelapnya malam (baru jam 7an sih). Kami
terus jalan bersama mengikuti jalanan menuju kota Rangkasbitung. Sebelum
memasuki kota Rangkas kami bertemu dengan sebagian peserta yang duluan jalan
dan meminta kami untuk masuk dan istirahat sejenak. Berhubung jalan saya masih
panjang menuju Cilegon dan saya belum hapal benar jalan menuju kesana, maka
saya memisahkan diri disana dan lanjut menuju Cilegon, sambil meminta ijin
untuk jalan duluan. Saya mengikuti GPS yang terdapat di Handphone bunda. Kami
memilih menghindari jalur Pandegelang karena pada GPS terlihat garis merah pada
kondisi lalu lintas sehingga kami
menghindari jalur tersebut. Saya memilih Jalu tengah dan sumpah baru kali ini
saya melewati jalan ini.
Jalanan yang kami lalui malam itu
relatif bagus sekali. Saya berpikir kenapa tidak melalui jalur ini saja pas
waktu berangkat. Kekurangan jalan ini cuma penerangan yang kurang memadai
sehingga membuat urat leher saya merasa tegang selalu, soalnya leher saya harus
selalu tegak berdiri memperhatikan jalan. Sekitar 90 persen jalan yang saya
lalui bagus semua dan hanya 10 persen yang jelek itupun karena saya salah
memilih jalur juga juga akibat kesalahan GPS yang menuyuruh kami memutar
padahal ada jalur lain.
Sekitar jam 10 malam saya sampai
di rumah nenek di Cilegon setelah 2 kali salah mencari pintu gerbang masuk
kerumah nenek yang masih terbuka. Capeknya badan tidak terhingga, akan tetapi
pengalaman yang saya dan keluarga dapat juga bagus buat menambah wawasan
pengetahuan anak saya. Paling tidak mereka merasakan liburan yang berbeda
dengan yang lain.
3 komentar
nafas smokers jd teruji dg jalur trackingnya hehee., ..wahh...bisa kalap saya klo liat duren segini banyak, secara kami suami istri doyan duren, jd klo pulkam ke sumbar pasti berburu duren walau kadang lg ga musim tp kegemaran atas duren ini ga turun ke anak2...heheee
BalasHapusBener banget om, secara saya jarang banget kaya ginian. Mana mendaki lagi. Sekali jalan langsung ngos ngosan,
HapusSaya tidak terlalu gila yang namanya duren bgt juga dengan istri saya. Kemaren temen juga nawarin duren malah ga kepegang sama sekali. Durennya beda ama duren sumbar. Duren sini dagingnya tipis tipis. Duren sana tebel dagingnya.
pengalaman yang sangat istimewa kak, kunjungi web Freight Forwarder Jakarta kami juga ya
BalasHapus