Seperti yang sudah saya ceritakan pada cerita saya sebelumnya. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang pengiriman barang melalui EMS khususnya keluar negeri (emang ada ems yang kedalam negeri yah). Alhamdullilah dagangan lancar bahkan sudah ada beberapa kali yang beli dari luar negeri biasanya sih dari Malaysia dan Singapore , kali ini pembeli datang dari New Zealand . Lumayan jauh yah…
Ini kali pertama pembeli datang dari dari luar Singapore dan Malaysia. Kemaren ada pembeli dari Srilangka tapi mau ngirimnya ga tau caranya. Biasanya pakai EMS tapi karena ke Srilangka tidak ada pada tariff saya ragu kalau barang ga nyampe. Kan kasian si pembeli udah ngirim uang barangnya tidak sampe ke dia.
Nama pembeli dari New Zealand ini adalah Saadah. Kalau dilihat dari namanya, kayanya dia keturunan Arab. Soalnya masih jarangkan kalo orang bule main alat bekam. Dia memesan beberapa alat bekam sekaligus. Kop angin, pena dan jarumnya sekaligus. Saya sedikit bingung dengan biaya pengiriman. Soalnya kotak kop lumayan besar. Kalau biasanya saya kirim melalui JNE dihitung berdasarkan volume, kalau dihitung berdasarkan volume bisa tekor saya. Makanya saya info ke pelanggan kalau ongkos kirimnya berdasarkan volume. Rumus yang biasa dipakai oleh ekspedisi adalah panjang x lebar x tinggi/ 6000 (satuan cm). Hasil dari rumus tadi dikalikakn dengan ongkos kirim per kg. Kadang kalau pos dibuletin ke atas.
Setelah saya pulang dari pasar untuk membeli perlengkapan makan seminggu (wah ngeborong ye). Saya mempersiapkan barang yang dipesan Saadah. Paket di bungkus ama plastik aja dan di lakban. Kalo dibungkos pake kardus bisa nambah berat aja. Bahaya di ongkos kirim. Lakbak harus pada semua bagian sehingga tertutupi semua barangnya. Sebenarnya hari ini saya akan mengirimkan dua paket kiriman satu ke New Zealand dan yang lain ke Bondowoso. Kalau kiriman yang ke Bondowoso kiriman sudah saya rapikan kemaren soalnya barang ini adalah pengirman yang tertunda dan saya sudah minta maaf ke pelanggan saya.
Sesudah barang dibungkus dengan rapi dan saya selesai berganti pakaian. Saya minta izin ke bunda untuk mengirim barang dan mengambil uang ke kantor Pos. Setelah bunda ngijinin saya langsung berangkat (sekitar jam 8.45 pagi). Jarak tempuh ke Pos Pemuda dari rumah sekitar 10-15km dengan waktu tempuh 25 menit (berkendara santai soalnya hari Sabtu).
Kantor Pos Jl. Pemuda Jakarta Timur |
Sesampai di kantor Pos saya membaca Sms dari bunda kalau dia jatuh di dapur (padahal lagi hamil) karena panci panas. Tapi Alhamdulillah bunda ga apa-apa, Cuma memar aja. Dedek juga Alhamdulillah gak apa-apa.
Selesai mengurus pencairan dana pembelian pada loket Western Union, saya langsung menuju loket pengurusan surat kilat khusus dan EMS (karena berada pada satu loket). Loketnya berada pada sebelah kiri gedung, jadi begitu kita masuk dari pintu utama kita langsung belok kiri menuju loket no 9-11 yang melayani pengiriman surat kilat khusus dan EMS. Sebelum saya ada bapak-bapak yang mengirimkan surat. Pegawai loket tersebut bernama Desi Sinaga (kayanya orang Sumatera Utara hehehe) mungkin sodara Saktiawan Sinaga kali yah.
Tidak beberapa lama si Bapak selesai mengirim surat. Sekarang giliran saya.
Saya ”Mbak mau ngirim barang ke luar negeri”.
Desi ”Isi dulu pak formulir ini”. Sambil menyerahkan formulis pengiriman
Saya ”Tapi ini dikirim juga pake kilat khusus juga”
Desi mulai memasukkan data paket yang satu lagi.
Copy Formulir EMS |
Data yang harus Diisi
- nama Pengirim
- Alamat Pengirim
- Kota Pengirim
- Kode Pos Pengirim
- No telepon Pengirim
- Nama Penerima
- Alamat Penerima
- Kota Penerima
- Kode Pos Penerima
- No. Telepon Penerima
- Negara Tujuan
Jangan lupa mengisi isi paket dan harga barang (dalam dolar biasanya, tanya aja berapa harga dolar sekarang). Barang yang akan saya kirimkan juga saya kasihkan ke dia. Langsung barang kiriman ditimbang. Setelah itu mulailah Desi bekerja mengisi data-data yang saya isikan tadi, berhubung tulisan saya jelek, dia hanya melihat alamat di kotak barang saja (soalnya di print pake komputer sih). Dia bekerja dengan santai, karena saat itu tidak ada pelanggan lain dan sambil mendengarkan musik (waduh nyantai amat).Kalau dikantor saya bisa diomelin kali.
Untuk mengisi waktu luang (wah kaya ga ada kerjaan). Saya bertanya si Desi untuk sosialisasi.
Saya “Udah jadi karyawan atau masih kontrak mbak?”.
Desi “ Kontrak”.
Wah jawabnya singkat amat. Saya pun sadar diri untuk tidak mengganggu si desi. Dia pun bekerja sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Hampir dua lagu habis buat dia mengetik data paket.
Desi ”Pak ongkos kirimnya Rp. 322.000,-”
Saya ”Gapapa mbak, kirim aja. Totalnya berapa dengan yang tadi?”
Desi ”Rp. 346.000,-”
Saya ” Ok mbak”
Desi pun langsung melanjutkan memasukkan data lagi. Saya ga tau apa yang diketiknya ( yang pasti soal pengiriman saya kali yah).
Selesai dia mengetik, dia memberikan beberapa lembar sebagi bukti pembayaran dan saya membayar sesuai dengan jumlah yang tertera dengan di kuitansi
Kuitansi Pos |
Proses pengiriman pun selesai. Saya pun bergerak Pulang.