Pengalaman Nonton di Blitz Grand Galaxy Park Bekasi
1:30:00 PMAkhir pekan kemarin bunda mengajak kami untuk menonton film Iqra. Sebuah film yang bernuansa islami yang katanya diproduksi oleh rumah produksi Salman ITB. Resensi film ini, akan saya ceritakan di postingan saya selanjutnya (klik disini). Kemudian kami memilih mau nonton di bioskop mana. Apakah di 21 Cineplex atau di Blitz? Berhubung film tersebut juga ditayangkan di Blitz Grand Galaxy Park, Bekasi, maka saya memutuskan untuk menontonya di sana saja. Dikarenakan lokasi bioskop tersebut jaraknya cukup dekat dengan rumah kami. Awalnya bunda mengajak untuk menonton dihari Sabtu, akan tetapi saya lebih memilih minggu karena biasanya di hari tersebut kondisi jalanan lebih lenggang dibandingkan hari Sabtu. Entah mengapa saya merasa kalau di Bekasi hari Sabtu, kondisi lalu lintas lebih padat dibandingkan hari kerja. Mungkin banyak para keluarga di Bekasi berpikir mereka menikmati akhir pekan di hari Sabtu dan beristirahat di hari Minggu.
Saya mencoba mencari di internet informasi
tentang bioskop satu ini. Jujur saja, semenjak saya masih sendiri alias belum
menikah saya biasanya menonton di
bioskop 21 (walau tidak terlalu sering hehehe),
karena memang hanya bioskop itulah yang menguasai perbiokopan di Indonesia
waktu dulu. Saya iseng mencari informasi tentang jam tayang film ini di
internet. Ternyata untuk di Blitz Grand
Galaxy Park ditayangkan hanya dua kali yaitu jam 14.25 dan 16.25 dalam satu
hari.
Web Blitz |
Di website resmi bioskop itu ternyata bisa dilakukan pembelian tiket
dengan cara online, akan tetapi harus mendaftar menjadi anggota terlebih dahulu.
Terlebih lagi bisa juga mendapatkan
diskon, walau keci. Kalau sudah ada hubungan sama diskon diusahaain deh. Walau
diskonnya kecil sekalipun. Lanjut saya mendaftar mencoba mendaftar di webnya.
Data-data pribadi diminta untuk diketikkan di form
pendaftaran. Setelah melakukan pendaftaran dan mengisi form, kemudian kita diminta untuk memeriksa email yang didaftarkan.
Ternyata diemail kepada saya nomor anggota (saya pikir sih). Soalnya jumlah
digit angkanya banyak sekali.
Saya kemudian log in ke web Blitz dan mencoba untuk
membeli tiket, ternyata masih ada langkah yang harus saya penuhi yaitu untuk
melakukan top up dana di akun saya.
Dengan menggunakan kartu kredit, saya mencoba untuk melakukan top up dan hasil
akhirnya saya tidak bisa melakukan manaikkan jumlah saldo di akun saya. Tentu
saja saya tidak bisa membeli tiket secara online.
Sangat disayangkan fitur yang telah disediakan oleh pihak Blitz tidak
dipergunakan dengan baik. Akhirnya diputuskan kalau kami membeli tiket dengan
cara membeli langsung di sana nantinya alias on the spot.
Jam 2.30 sore kami mulai
bersiap-siap. Nabil yang biasanya susah dibangunkan pada saat tidur cukup
dipanggil sekali untuk membangunkan dari tidur siangnya. Sementara si kakak kami
dengan sigapnya berganti pakaian. Sekitar jam 3 sore kami meninggalkan rumah menuju
bioskop yang dimaksud. Dua puluh menit waktu yang kami menempuh perjalanan
menuju Grand Galaxy Park, Bekasi dan kemudian setelah memarkirkan mobil
kami langsung bergerak menuju lantai
atas (soalnya area parkirnya di basement
cuyyy).
Berhubung ini kali pertama kami mall ini. Kami bertanya kepada petugas
kebersihan dimana lokasinya bioskop ini. Seperti yang saya duga lokasi bioskop
berada di lantai paling atas yaitu di lantai dua. Kami langsung menuju ke
lokasi yang dimaksud. Kami disambut oleh
ruangan kosong dan disebelah kiri ada tulisan Blitz dan posisi tulisan
dihalangi oleh sebuah tiang besar. Menurut
saya posisi tulisan ini kurang bagus. Disebelahnya terdapat beberapa buah poster film dan beberapa sofa untuk duduk.
Kami terus masuk kedalam untuk
membeli tiket. Disebelah kiri ada meja
yang terdapat dua buah monitor yang berisikan informasi film yang ditayangkan,
kemudian didepannya ada konter penjual makanan. Kami melihat ke sekeliling
dimana kira-kira si penjual tiket. Sebagai penonton pemula di bioskop ini saya
berpikir pembelian self service.
Langsung saya dan memencet layar monitor
tersebut dan ternyata itu benar layar monitor bukan touch screen saudara-saudara hehehehe. Kita membeli tiketnya di konter makanan. Pengalaman baru nih. Saya sedikit heran disana ditulis kalau untuk film Iqra penanyangannya 4 kali sehari (eh 4 atau 5 kali yah) yang pasti lebih dari dua kali. Kenapa versi web dan versi asli berbeda hanya merekalah yang mengetahui alasannya.
Konsep yang disajikan oleh
bioskop ini lebih mirip restoran cepat saji (menurut pribadi saya). Soalnya loket pembelian tiket dan loket
pembelian makan digabung. Kalau kita tidak mendongak keatas, maka kita tidak
tahu kalau itu adalah loket pembelian tiket. Dari jauh saya hanya melihat harga
makanan saja. Ternyata juga ada yang jual tiket disini. Mungkin untuk lebih
praktis dan berbeda dengan pesaingnya.
Itu mungkin yang menjadi alasan utama berbeda dengan yang sudah ada atau berani tampil beda. Akan lebih baik kalau saat pemilihan
kursi si pengunjung diberikan akses untuk memilih kursi dengan menggunakan
layar sentuh. Pada kenyataannya kami diperlihatkan mana yang sudah terisi dan mana yang masih
tersedia. Sedangkan yang memilih tetap petugas.
Setelah membeli tiket kami
langsung menuju lantai satu untuk menunaikan ibadah sholat Ashar. Untuk
Musholla yang disediakan oleh pihak pengelola mall sangat bagus. Baik itu toilet
dan juga tempat berwudu. Jarang-jarang mall yang memiliki fasilitas seperti
ini.
Selesai melaksanakan ibadah
sholat kemudian kami menuju kembali ke
bioskop. Kami langsung masuk ke area check
in alias ruang tunggu (kalau
bandara). Kami melewati pemeriksaan tiket yang terpusat di pintu masuk,
sehingga nanti penonton yang akan masuk kedalam ruang pertunjukan tidak perlu
lagi diperiksa lagi. Disini ada dua pemeriksaan pemeriksaan tiket masuk dan
pemeriksaan barang bawaan. Kalau membawa makanan, maka harus dititipkan di
ruang penyimpanan. Kami berpikir kalau nanti setelah diperiksa ruang tunggu,
sebelum masuk akan ada ruang tunggu lebih nyaman lagi. Ternyata saya salah dan
salah besar. Ruang tunggu yang tersedia adalah sebuah ruangan yang berukuran
sekita 3 x 10 meter (kira-kira). Dengan 6 buah sofa panjang. Lantai yang
beralaskan karpet bisa dijadikan pengunjung kalau tempat duduknya penuh. Dengan empat buah pintu studio yang saling
berhadapan pasti akan sangat penuh sesak pengunjung seandainya film diputar
secara bersamaan. Pihak pengelola Blitz
mengatur dengan menjaga jarak mulai pemutaran film antara satu dengan yang
lainya. Tapi akan lebih baik kalau area diluar (tempat membeli tiket) bisa
lebih diberdayakan.
Menunggu jelang pembukaan pintu
studio. Saya melihat sekitar area ruang tunggu. Disana di tampilkan denah
posisi tempat duduk. Saya saat itu melihat denah di Studio 3 dan 4 yang bentuk
denahnya hampir sama. Denah yang menurut
saya sedikit janggal. Soalnya penonton
yang duduk berada di C16 dan ingin ke kamar kecil, dipaksa memutar berjalan untuk
menuju keluar. Posisi jalan yang paling bagus menurut saya adalah satu ditengah
dan satu lagi dipinggir kalau mau dibuat
dua buah jalan, atau satu buah jalan besar di tengah ruangan.
Tidak lupa saya melihat kamar
kecil didalam ruang tunggu. Kamar kecil yang disediakan sangat bersih dan wangi
dan tampak sering dibersihkan oleh petugas kebersihan. Juga tersedia tempat
sampah besar di ujung ruang tunggu. Ada dua lubang tempat sampah
disediakan dan saya tidak tahu itu
sampah dipisah atau digabung untuk yang bisa didaur ulang dan yang yang tidak,
atau semua untuk sampah daur ulang atau dicampur. Tidak ada petunjuk lebih
lanjut tentang hal ini.
Kamar kecil yang terjaga kebersihannya |
Ini kotak sampah atau tempat sampah daur ulang saja ya? |
Tidak lama kami dipanggil untuk
dapat memasuki ruangan pertunjukan. Kami bertiga langsung menuju studio yang
dimaksud yaitu studio satu. Sementara
bunda mengambil makanan kecil pesanan kami. Oh
iya, saya lupa kalau pada saat
pembelian tiket, kita juga bisa membeli makanan kecil yang bisa dibawa
ke dalam ruangan pertunjukan. Ini yang membedakan antara bioskop ini dengan
pesaingnya. Kalau yang lain loket penjualan makanan dan tiket terpisah
sedangkan disini digabung. Beda manajemen beda kebijakan.
Interior bisokop ini didominasi
oleh warna biru. Kalau soal warna itu tergantung Selera. Tapi yang paling saya perhatikan disini adalah lebar
kursi yang sedikit kecil dari competitor
dan juga ketebalan busa yang sedikit lebih tipis. Faktor yang paling saya
sangat rasakan adalah ukuran kursi (soalnya bodi saya besar hehehe). Saya merasa kursi di bioskop
ini lebih kecil dan waktu saya tanyakan ke bunda dan jawaban yang sama saya
dapatkan. Jadi ini bukan hanya pendapat saya pribadi.Sedangkan untuk kualitas
layar dan suara menurut saya hampir sama dengan tetangga sebelah.
Nuansa biru mendominasi interior studio 1 |
Selesai pemutaran film kemudian
lampu dihidupkan dan dua orang petugas langsung berdiri didepan layar yang akan mengarahkan pengunjung untuk
keluar. Penampilannya seperti gaya korea gitu deh. Sedangakn petugas
kebersiahan sudah bersiap dipinggir ruangan.
Itu dia si mbak penjaga |
Itulah ulasan singkat saya
setelah menikmati pertujukan film di bioskop Blitz Grand Galaxy Park, Bekasi.
Ulasan ini saya tulis hanya sebagai informasi kepada pembaca blog kami dan
tidak ada titipan dari manapun.
0 komentar