Kemah di Capolaga 5-6 November 2016 (Powered by ERCI Tangerang)

5:03:00 PM

Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman pertama kami, melakukan kemah di daerah Subang-Jawa Barat. Sebenarnya saya sudah lama ingin mebawa keluarga saya untuk mengikuti acar berkemah ini. Entah kenapa selalu saja rancana ini gagal. Akhirnya pada suatu kali, saya mendengar akan diadakan acara kemah keluarga lagi oleh komunitas otomotif yang dimana saya bergabung didalamnya, yaitu Ertiga Club Indonesia.
Capolaga - Subang

Berkemah ini sendiri akan dilakukan di Capolaga –Subang dekat dengan Ciater Jawa barat. Saya tertarik mengikuti berkemah ini sendiri dikarenakan beberapa hal antara lain:
  1. Untuk mengenalkan alam dan lebih mendekatkan diri dengan alam kepada anak-anak kami.
  2. Memberikan pengalaman berkemah kepada anak kami.
  3. Mudah bermain air setiap saat dikarenakan lokasi kemah kami bersebelahan dengan sungai dan air terjun, sehingga setiap saat kami bias bermain air yang segar.
  4. Salah satu liburan murah meriah hahahaha

Sebenarnya area berkemah ini sudah pernah dipergunakan oleh ERCI sebelumnya untuk keperluan yang sama yaitu berkemah. Sekarang diulang kembali karena lokasi ini dianggap lumayan bagus.
Jalur yang akan kami lewati
Setelah berdiskusi dengan bunda dan kedua anak kami, sehingga diambil keputusan bahwa kami akan mengikuti berkemah kali ini. Berkemah ini sendiri akan dilaksakan pada tanggal 5-6 November 2016.

Sebagai pemula dalam hal berkemah, saya mulai mencari informasi mengenai apa saja yang harus kami persiapkan dalam melakukan berkemah di internet. Untuk perlengkapan sendiri masih dalam kegalauan. Mau beli langsung atau disewa saja terlebih dahulu. Kalau mesti membeli saya pikir akan membutuhkan biaya yang lumayan banyak. Harga tenda saja rata-rata mulai dari 500rb keatas tergantung ukuran dan kualitas.

Akhirnya kami memutuskan untuk meminjam tenda saja secara paket. Peminjaman paket ini sendiri terdiri atas :
  • 1 buah Tenda ukuran 4-5 orang
  • 2 buah matras
  • 2 buah Sleeping bag
  • 1 buah lampu (tanpa battere)

Sedangkan peralatan lain silahkan persiapkan sendiri.  Seperti kompor, senter dan  perlengkapan lainnya. Walaupun ribet akan tetapi saya ingin memberikan pengalaman kepada anak kami yaitu pengalaman yang baru. Saat ini banyak juga disediakan tempat berkemah-berkemahan yang all in. Jadi semua perlengkapan dan kebutuhan sudah disediakan. Terkesannya mau berkemah kok maunya yang enak saja. Terkesan manja (padahal alesan utamanya karena mahal hihihihi).
Sedangkan untuk biaya berkemah ini perinciannya adalah:
  • Biaya BBM (lupa ngitung)
  • Biaya Tol (melewati tol Cipali keluar gerbang Subang)
  • Biaya berkemah Rp. 35rb/ orang
  • Biaya sewa tenda paket Rp. 150rb
  • Sewa Parkir Rp. 10rb

Kemudian kami mulai melakukan persiapan, kami mulai mencari alas tidur karena tidak mungkin mengandalkan dari yang disediakan dari paket penyediaan tenda. Kami hanya diberi dua matras dan dua sleeping bag. Bunda berinisiatif membeli karmut alias kasur selimut. Ini dibeli sewaktu kami mengunjungi salah satu pasar tekstil. Saya menanyakan kenapa tidak membeli kasur Palembang saja, sehingga bisa kita pakai dirumah langsung dan bunda baru menyadarinya.

Untuk kompor portable sudah saya miliki semenjak saya masih bujang. Kompor itu sudah lebih berumur 10 tahun dan masih terawatt soalnya jarang terpakai kalau tidak saat emergensi (kalau saat bujang sih akhir bulan).
Penahan angin kompor

Headlamp Cree

Pisau untuk berkemah
Satu yang perlu dibeli adalah senter. Saya mulai mencari diinternet untuk membeli senter. Saya menemukan senter dengan lampu Cree yang terangnya lumayan makyuss. Saya membeli seharga 70rb . Berhubung pembelian online saya juga membeli pisau untuk berkemah dan juga pelindung angin kompor seharga 40rb.

Persiapan lainnya kami juga berbelanja ke mall ,soalnya si kakak tidak mempunyai jacket atau sweater. Sedangkan si adek badannya masih irit masih muat aja tuh sweater walau dibelikan sweater beberapa tahun yang lalu.

Saya kira untuk perlengkapan sudah mulai mencukupi. Untuk menu makan sendiri kami juga akan memasak sendiri disana. Walau dengan menu ringan saja. Sedangkan untuk hari pertama kami membawa dari rumah. Sehingga kami bisa menikmati waktu kami sewaktu kami baru datang dan tidak perlu memasak.

Pada tanggal 5 November 2016, jam 3 pagi saya dan bunda sudah bangun. Saya langsung mandi sementara bunda mempersiapkan menu yang akan kami bawa nantinya. Kami membawa menu Ayam goreng bumbu dan cabe goreng beserta nasi. Sedangkan makanan mentah yang kami bawa adalah telur dan beras. Tentu saja mie rebus sebagai menu utama. Sebagai menu yang akan dimasak kali ini kami hanya mempersiapkan makanan yang cepat saji saja. Soalnya ini adalah kali pengalaman pertama kami, sehingga kami masih meraba-raba.

Selesai mandi saya langsung memasukkan segala perlengkapan yang akan kami bawa kedalam mobil. Ternyata mobil menjadi penuh juga oleh barang-barang tersebut.

Bunda dan anak-anak akhirnya selesai berdandan mendekati jam 6. Sedangkan grup konvoi menuju Capolaga yang pertama berangkat jam 6 juga dari KM 40an tol Cikampek. Kami juga beruiu berangkat dari rumah juga jam 6 pagi. Dari grup Whatsapp saya membaca kalau mereka sudah mulai berbaris akanmeninggalkan rest area. Berhubung rumah kami di Bekasi sehingga kami hanya menunggu peserta lain di Bekasi, soalnya sebagian besar peserta berkemah berdomisili di Tangerang.
Pagi hari di tol Cikampek
 Langsung saja saya berbegas meninggalkan rumah dan menuju pintu tol. Saya masuk di Pondok gede Timur menuju arah Jakarta dahulu dan keluar di Pondok gede Barat kemudian berputar arah menuju Cikampek.

Di jalan tol saya sedikit memacu kendaraan. Sementara keadaan lalu lintas sudah ramai sekali. Mendekati Pintu Tol Cikarang Utama kami melewati kecelakaan yang baru saja terjadi di tengah jalan tol yang melibatkan kendaraan besar. Kami beruntung jarak kemacetan masih pendek. Saya berpikir tidak lama lagi kemacetan akan semakin panjang.

Ditengah perjalanan di tol Cikampek saya bertemu dengan kendaraan member ERCI Tangerang juga, saya pikir dia juga akan pergi berkemah. Ternyata dia langsung menyapa kami melalui radio komunikasi. Ternyata beliau adalah om Yopie.

Kami berdua bergegas mengejar rombongan pertama yang sudah mencapai Tol Cipali. Akhirmya sekitar 30 menit kemudian kami bertemu juga dengan rombongan. Setelah meminta ijin bergabung kami masuk rombongan konvoi. Di dalam tol Cipali ini berbeda sekali dengan keramaian tol Cikampek. Jadi sebagian besar kendaraan yang di Tol Cikampek adalah kendaraan yang menuju wilayah Bandung dan sekitarnya.

Dari percakapan di radio ternyata kami akan masuk kedalam rest area km 102 untuk menunggu rombongan yang lain sebelum kami keluar tol Cipali dan memasuki kota Subang.
Tidak beberapa lama berkonvoi kami kemudian memasuki rest area yang masih belum dilindungi oleh hijaunya pepohonan. Sebagian besar rest area di Tol Cipali ini masih baru sehingga wajar masih gersang.

Setelah memarkirkan kendaraan kemudian saya bergerak ke pimpinan rombongan untuk meminta stiker konvoi. Di rest area ini cukup lama kami berhenti untuk menunggu rekan kami yang masih dibelakang.

Keluar tol Cipali

Iring-iringan konvoi

Memasuki kota Subang
Sekitar satu jam kami menunggu rekan yang lain. Setelah semua datang kemudian kami bergerak untuk meninggalkan rest area ini.  Walaupun sedikit panjang kami masih membentuk satu grup dengan RC dan Sweeper. Tidak beberapa lama meninggalkan rest area kami keluar di Gerbang Tol Subang. Berhubung jalan kecil dan banyak terdapat lampu pengatur lalu lintas tidak jarang kami mesti berhenti dan menunggu rekan konvoi yang tertinggal.

Selepas melewati kota Subang, barulah konvoi menjadi satu kembali. Lampu lalu lintas juga sudah tidak ada jadi yang menghambat kami sekarang hanyalah lalu lintas yang ramai. Mendekati pintu gerbang Sari Ater kami kemudian berbelok ke kanan. Jalan lebih mengecil lagi. Hanya cukup dilalui oleh dua kendaraan akan tetapi masih ditambah oleh bahu jalan.
Masuk ke wilayah Cipolaga
Kami melewati perkebunan teh yang tidak tahu masih dipakai atau tidak. Kami terus masuk kedalam dan sampai pada satu turunan yang lumayan terjal dan panjang. Turunan ini hanya bisa dilewati dua kendaraan pas pasan dan bahu jalannya kadang lebih rendah jauh dari jalan jadi sangat membahayakan kendaraan. Allahmdulillah saat itu tidak ada kendaraan yang naik sehingga grup kami bisa turun kebawah dengan tenang.

Memasuki wilayah perberkemahan kami dihadapi oleh area parkir yang lumayan sempit. Kami mulai bergantian memarkan mobil. Saya sebenarnya ingin meletakkan kendaraan di belakang saja sehingga mudah keluar masuk kalau ingin jalan duluan, akan tetapi berhubung yang dibelakang saya masih banyak kendaraan terpaksa mobil kami ditutup oleh kendaraan lain.
Masuk ke parkir kendaraan
Selesai memarkirkan kendaraan, area berkemahnya dekat dengan lokasi parkir, ternyata saya salah besar saudara-saudara. Area berkemah masih berjalan kebawah lagi sekitar 100 meter. Saya tidak mempermasalahkan jaraknya yang menjadi perhatian saya adalah saya harus mendaki dulu, kalau mau menuju mobil untuk mengambil barang dan tanjakannya lumayan terjal kalau tidak mau disebut tanjakan maut hihihihi.

Membutuhkan 3 kali pulang pergi untuk menurunkan semua barang kami yang ada di mobil ke lokasi berkemah. Sedangkan saya setiap kali naik keatas pasti istirahat dulu di musholla dekat sana dan sudah pasti waktu istirahat saya lebih lama daripada waktu berjalan (nasib kalau berbadan besar). Setiap kali naik napas ini selalu ngos-ngosan. Tapi saya berpikir lumayan lah sekalian olahraga mengurangi lemak hehehehe.

Sesampai dilokasi berkemah kami langsung menemui om Sukma selaku koordinator penyewaan tenda. Alhamdulillah saya diberikan tenda yang sangat baru sekali dan bahkan belum pernah dipakai. Om Sukma dengan baik hati membantu saya yang masih awam dalam mendirikan tenda. Saya disuruh memilih dimana lokasi kami akan mendirikan tenda. Kami memilih lokasi yang paling ujung yang masih teduh dan bisa melihat sungai. Kalau diperhatikan mendirikannya tidak terlalu susah, dalam 10 menit tenda kami sudah berdiri dengan malu-malu.
Saya dibantu om Sukma dan Nabil mendirikan tenda kami

Peserta lain juga sedang sibuk mendirikan tenda
Kami kemudian memasukkan barang bawaan kami kedalam tenda. Sebagian besar anggota yang ikut berkemah sudah selesai mendirikan tenda. Bahkan ada yang sudah mulai memasak (mantap). Selesai memasukkan barang, saya memperhatikan kalau tenda ini masih belum kokoh. Jadi kemudian saya mulai menegangkan kembali tali yang masih longgar dan membuat tenda ini lumayan kokoh dan tidak mudah bocor saat hujan. Karena saya pernah membaca kalau inner dan outer tenda bersentuhan akan mudah membuat tenda bocor.

Home sweet home
Nabil dan kakak sangat senang sekali dengan diajak berkemah. Mereka mulai memperhatikan sekitar tenda kami. Pemandangan dari tenda kami sangat indah. Didepan tenda adalah sungai yang masih jernih yang bersumber dari air terjun atau curug yang berada didekat lokasi berkemah kami. Dibelakang kami adalah hamparan kebun teh yang sudah lama kalau dilihat dari ukuran batang pohonnya.
Ga pernah puas main airnya
Untuk kamar mandi sendiri tersedia sebanyak 6 KBU dengan fasilitas jamban jongkok dan air sepuasnya (soalnya ambil dari sungai)

Untuk menuju sungai kami mesti melewati tenda anggota yang lain yang sudah mulai beraktifitas. Nabil dan Kakak sudah mulai gatal untuk bermain air. Karena hari masih pagi saya melarang. Ya, udah kalau ga sampai basah-basahan boleh. Saya sendiri menemani mereka masuk kedalam sungai dan bermain air.

Sekitar setengah jam kami selesai main air dan kembali ke tenda. Kami akan makan siang soalnya tadi pagi sarapannya sedikit.  Bunda masih beberes bagian dalam tenda. Tenda kami sudah mendapatkan sinar mentari dan saat itu cuaca sangat cerah sekali sehingga teriknya matahari membuat bagian dalam tenda kami lumanyan panas. Kami tidak memakai flysheet sehingga tenda kami langsung terpapar matahari.
Kakak dan Nabil sedang main air disungai
Kami langsung menikmati menu yang kami bawa dari rumah yaitu ayam goreng bumbu dan tentu saja cabe merah goreng. Nasi juga kami bawa dari rumah karena kalau masak disini akan membutuhkan banyak waktu sementara rasa lapar semakin membuncah (ciele kata-katanya cuy).

Kami sangat menikmati makan siang didalam tenda. Walau dengan menu sederhana rasanya sangat nikmat sekali. Selesai makan siang bunda membersihkan peralatan makan dan kami menunggu didalam tenda sambil bersenda gurau. Walau semakin panas akan tetapi  kami belum merasakan.

Siang hari saya harus lagi naik keatas ke lokasi parkiran mobil untuk mengambil barang yang masih tersisa. Diperjalanan seperti biasa saya istirahat di Musholla yang teduh. Awalnya hanya kami berdua dengan Nabil yang istirahat. Makin lama anggota berkemah yang lain makin banyak yang datang sekalian untuk melaksanakan sholat. Yang rencananya saya hanya sebentar istirahat,  jadi sekitar satu jam berada disana.

Sekembalinya saya ketenda, ternyata bunda lagi tidur didalam tenda yang panas soalnya kepala bunda sedang sakit. Nabil dan kakak saya temani bermain air di pingir sungai.

Setelah pas bermain air kemudian, kami kembali ke  tenda dan ternyata bunda telah bangun dan berbenah tenda algi. Waktu sekitar jam 4 sore. Waktu yang sudah pas untuk mandi sore. Tenda sudah mulai teduh. Kemudian, lagi kami kembali ke sungai untuk mandi sore. Saya dan kedua anak saya mandi disungai sedangkan bunda hanya melihat kami dari tepi sungai sambil mengambil gambar kami untuk dkumentasi. Air sungai yang jernih dan dingin, sangat menarik sekali untuk beredam.
Trio kwek kwek

Enaknya main air

Azra mengalami sebuah insiden dimana sendalnya hanyut dibawa air. Saya melihat mengejar sesuatu saya pikir baju hanyut ternyata sandal si kakak yang terbawa air. Bunda gagal menyelamatkan nyawa si sandal (lebai). Akhirnya kakak mendapatkan sendal baru di sini. Yaitu sandal jepit yang berwarna kuning yang sangat menarik hati hahaha (yang pasti sih mahal sampe bunda aja ngomel-ngomel)

Nabil hanya sebentar bermain air karena memang tidak kuat lama-lama mandi air, apalagi airnya lumayan dingin. Nabil Langsung dimandikan oleh saya dan dihanduki oleh bunda. Sedangkan saya dan Kakak malah beranjak menuju curug atau air terjun yang berjarahk tidak jauh dari temat kami mandi. Kami melewati sungai yang airnya tidak begitu dalam. Kondisi sungai yang berbatu membuat kami sedikit lama bergerak, kami takut terpeleset.

Kami sampai di curug saat rekan-rekan kami yang lain kembali ke tempat kami mandi. Katanya di Capolaga ini ada 3 buah Curug yaitu Curug Goa Badak. vDinamakan seperti bentuknya barangkali terdapat Goa disamping curug tersebut. Pada saat kami datang masih ada orang lain disekitar kami dan beberapa saat kemudian mereka juga pergi. Tinggalah saya dan anak saya berdua disana. Susansa menjadi agak serem, jadi syaa mengajak anak saya kembali ke tempat pemandian kami tadi. Besok kami akan melakukan hiking ke curug sebelum curug ini yaitu curug Sawer pada pagi hari menurut rencananya.

Kami terus bermain air sampai menjelang gelap. Setelah itu kemudian kami berganti pakaian dan bersiap untuk menunaikan sholat magrib.

Selepas sholat magrib kami diinformasikan kalau akan ada acara api unggun mulai jam 8 malam ini. Kami mulai mempersiapkan makan malam kami yang sederhana dan mulai menyantap makan malam kami dengan lahap.

Kami terus berbincang berbincang dalam tenda sambil menunggu acara api unggun. Disekeliling kami hari sudah malam. Penarangan kami pakai sebuah lampu senter LED. Hal ini megingatkan saya sewaktu jaman dulu saat listrik masih barang mahal
.
Anak-anak kami sangat menikmati suasana ini. Suara alam yang bersumber dari sungai menambah kenikkmatan kami menghabiskan family time bersama. Suhu udara belum terlalu dingin karena hujan hanya turun sebentar.

Mendekati jam 8 malam kami menuju area lokasi api unggun. Disana sudah berkumpul para anggota keluarga besar ERCi Tangerang yang lain. Acara kali ini adalah sambutan dari ketua ERCI tangerang, sambutan dari panitia, perkenalan member ERCI yang baru, Api ungur dan nyanyi, bakar jagung serta makan malam ala ERCI. Acara berlangsung meriah dan anak anak menikmatinya. Acara ini sendiri berlangsung hampir dua jam. Kakak membantu bunda dalam membuat makan malam bersama ibu-ibu yang lain sedangkan Nabil bersama saya.

Api unggung (Sumber FB ERCI Tangerang)

Jagung bakar (sumber FB ERCI Tangerang)
Saya juga menikmati acara bakar jagung muda yang rasanya sangat manis sekali. Bahkan itu Jagung belum dibakar saja sudah manis rasanya. Kakak karena tidak tidur siang langsung tepar diarea tempat ibu-ibu mempersiapkan makan malam dan tidak beberapa lama diikuti oleh Ami yang juga sudah mengantuk berat.
Posisi tidur dalam tenda
Berhubung untuk menuju tenda, kami harus menyeberang jembatan maka agak sulit mengendong anak-anak terlebih Azra yang sudah besar. Akhirnya keduanya kami bangunkan dan kami minta untuk berjalan menuju tenda. Sesampai ditenda,  bunda langsung mempersiapkan lokasi tidur kami. Dan mengatur posisi tidur. Setelah itu saya pamit mau kembali lagi ke tempat api unggun untuk melanjutkan acara ngobrol akan tetapi saat saya sampai disana. Hanya beberapa orang saja yang berkumpul. Ya udah akhirnya saya kembali lagi ke tenda untuk beristirahat. Kami tertidur diiringi dengan suara aliran sungai

Pada jam 4.30, saya terbangun saat susasana diluar sudah mulai ramai. Saya langsung mengajak Kakak untuk menunaikan ibadah sholat. Selesai itu kemudian kami main ke luar tenda sambil menikmati udara segar pegunungan dipagi hari. Hari masih gelap tapi itu tidak menyurutkan rencana saya untuk duduk diluar.

Saya berjalan ke tenda tetangga untuk mencari segelas kopi hahahaha. Ternyata ERCI service nya memuaskan. Di tenda tetangga kami mendapatkan segelas kopi dan cemilan. Tidak terasa hari sudah mulai terang dan itu berarti saatnya main air lagi.

Ami dan kakak sudah siap dengan baju perangnya sedangkan saya juga langsung berganti kostum untuk mandi pagi. Saya sangat menikmati main air disini. Air tidak begitu deras dan tidak begitu dalam. Jernih dan dingin ditambah lagi udara disekitar sangat hijau dan sejuk.

Nabil lumayan lama bermain air kali ini. Saya bilang ke Nabil kalau ini main air terakhir sebelum pulang ke rumah. Nah ternyata kami akan melakukan hiking kecil menuju curug Sawer. Saya sedikit down mendengar kabar ini. Soalnya pengalaman kemarin saya sampai berkeringat bolak balik ke mobil untuk mengambil barang. Bagaimana menuju Curug Sawer nantinya. Apakah tanjakannya terjal atau bagaimana. Tapi demi anak saya rela berkorban hihihihi. Padahal kepaksa.
Perjalananun dimulai

Selfie dulu

Di jembatan kayu
Setelah sebagian besar anggota berkumpul mulailah kami berjalan menuju curug Sawer. Perjalanan menuju curug sawer sangat menyenangkan walau menguras tenaga saya. Jalan mendaki dan menurun kami lewati. Jembatan yang sedang direnovasi kami tempuh. Hampir 45 menit kami berjalan santai menuju curug ini.

Akhirnya kami sampai di tanah lapang dan dari sana terlihat sebuah curug lagi yaitu curug Sawer. Area sekitar curug indah sekali ada sungai yang tinggi hanya sebetis orang dewasa. Untuk turun ke dalam sungaipun sangat mudah sekali.
Ini dia curug Sawer

Sungai didekat curug

Indahnya 
Tidak lupa selpi dulu di curug

Sesampai kami di curug kami langsung mengabadikannya foto-foto dan saya langsung main air bersama Nabil dan Kakak. Pada curug ini bagian bawah curugnya adalah pasir kadi kalau banyak orang yang bermain air maka asirnya akan terangkat. Jadi kurang enak untuk mandi-mandi disini.

Kami tidak lama bermain air di Curug Sawer kami memutuskan untuk kembali kearah tenda untuk kembali mandi didekat tenda saja. Lokasi bermain air yang terbaik kami adalah disana. Kami mandi-mandi sampai mendekati jam 9 pagi kemudian dilanjutkan untuk bersiap-siap kembali.

Didepan tenda kami ada keluarga om Toink. Awalnya saya berpikir nama kok Toink ternyata nanya bukan itu, itu hanya nama panggilan. Beliau bekerja di sebuah air minum kemasan do Pulo Gadung. Saya juga berkunjung ke tenda keluarga mereka dan kemudian menikmati jamuan makanan kecil. Tenda keluarga om Toink lebih dekat lagi ke sungai bahkan dari dalam tenda bisa melihat langsung ke aliran sungai. Setelah puas berbincang saya ijin pamit kemabali ke tenda kami.
Kakak sedang masak nasi

Bunda dengan telornya

Hasil karya bunda
Sebelum kami berbenah kami makan dahulu. Kali ini kami, juga menanak nasi, menggoreng telor dan Indomie sebagaimakanan standar kami heehehe. Walau masak paspasan kami sekeluarga sangat menikmati menu alacarte ini eh menu alakadarnya.

Bunda mulai berbenah lagi menyiapkan barang-barang untuk kembali dimasukkan kedalam mobil. Trip pertama saya dan nabil membawa barang keatas. Karena sudah sering naik turun untuk naik keatas menuju lokasi parkir,  sekarang sudah mulai cepat dan tidak perlu istirahat.

Ada dua kali saya naik turun dalam waktu singkat untuk memasukkan barang kedalam mobil. Sedangkan untuk yang terakhir kami semua akan naik secara bersama-sama. Saya dibantu dua team inti mulai membongkar tenda kami dan kemudian melipat serta memasukkan kedalam kantong pemungkusnya.

Setelah semua barang pinjaman kami terlipat kemudian kami mengembalikan kepada om Sukma yang sudah bersedia di basecampnya. Kemudian kami semua naik ke atas untuk menunggu rekan yang lain yang bersiap berangkat menuju pulang.

Hampir sejam kami menunggu rekan kami yang lain untuk berangkat. Sampai satu persatu mobil keluar dari area parkir. Kami mulai mengatur barisan kendaraan untuk memulai beriringan. Setelah rapi sekitar 15 mobil berangkat meninggalkan area Capolaga. Sekarang kami akan menghadai jalan yang menanjak. Hal yang saya takutkan datang sewaktu ada kendaraan yang memaksa turun disaat kami melewati tanjakan tajam. Bahu jalan yang tidak rata tidak memungkinkan kami kesamping dan kami memaksa si pengendara berbelok ke sebuah persimpangan karena seharusnya kendaraan yang mendakilah yang dipersilahkan dahulu lewat. Setelah berhenti sebntar kami akhirnya bisa mewati tanjakan tersebut.

Sebenarnya saya ingin memisahkan diri untukmemmli oleh-oleh Nanas khas Subang akan tetapi karena tidak ada yang berhenti akhirnya kami tetap mengikuti iring-iringan konvoi.
Belum makan siang
Melewati Subang sudah saatnya makan siang akan tetapi belum terlihat iring-iringan akan berhenti jadi kami terus berjalan sampai bertumu pintu Tol Subang. Menjelang memasuki tol kami melakukan regrouping dan setelah itu kami masuk kedalam tol secara beriringan. Menjelang rest area di km 103 diinformasikan kalau kita akan masuk rest area, sekalian makan siang. Berhubung makan siang di Rest area adalah sesuatu yang kami hindari maka kami sekeluarga memutuskan untuk tidak masuk ke rest area.

Kami meminta ijin kepada rombongan untuk langsung pulang melalaui radio komunikasi. Saya alngsung tanjam gas menuju Bekasi. Suasana lalu lintas saat itu belum terlalu ramai. Jadi kami tidak menemukan kemacetan yang parah. Terlebih lagi di Pintu Tol Cikarang Utama masih sepi sehingga kami bisa sampai dirumah jam 3 sore. Alhamdulillah.

Akhirnya saya bisa mengajak keluarga  saya berkemah sederhana. Jujur saya dan keluarga menikmati berkemah kami. Sewaktu saya Tanya apakah mau berkemah lagi kepada anak-anak kami mereka langsung menjawab mau.

You Might Also Like

13 komentar

  1. Lokasi berkemahnyanya menarik kayaknya, mana air dan curugnya bening dan bersih. Bapak dan bundanya capek saat kemah ga apa-apa, yang penting anak-anak menikmatinya ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat menarik untuk menikmati alam mbak. Terutama air dan sejuknya lingkungan sekitar. Semua capek terobati melihat anak-anak kita bahagia.

      Hapus
  2. Halo mas,

    Mohon diinfo apakah di sini ada fasilitas toilet dan listrik?

    Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Hallo juga mas noe,

    Maaf br balas. Disini ada kok disediakan listrik untuk penerangan seadanya dan juga kamar mandi.

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Ada warung warung kecil yang jual mie rebus dan gorengan.

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  6. Seru banget, sangat inspiratif, kami akan susun rencana utk camping keluarga di capolaga, bosen dirumah terus 😆😆😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hati-hati saja om masa Pandemi ini.... Jaga jarak.... Tapi seru memang kamping dekat sungai.

      Hapus
  7. Capolaga emang bagus listrik ada toilet lumayan bersih suasananya seger mungkin nanti bersama rombongan akan ke capolaga lagi .saya cerita tentang pengalaman saya berkemah di capolaga seru banget saya bersama anak2 sangat senang dan puas sayang cuman sehari.saya berharap capolaga mengeratiskan hari2 berikutnya karenakan sekarang lagi cariduit susah tapi pengin merilekan pikiran agar tidak setres mikirin ekonomi yang bikin pikiran drop.jadi kan berarti wisata capolaga ikut membantu orang2 yang lagi setres pikiran dan perekonomian .semoga di dengar sama pengurus capolaga amin capolaga emang pas buat camping bukan promosi tapi beneran anak2 juga puas tapi aku berharap bayar camping nya yang hari pertama aja biar anak2 bisa menikmati keindahan alam dengan puas

    BalasHapus
    Balasan
    1. maunya sih gitu pak. akan tetapi pengurus capolaga kan juga cari duit dari sewa lahan jadi ga mungkin gratis, paling tidak mungkin diskon kali ya.

      Hapus
  8. maaf mau tanya, rencana saya dan suami dan 2 anak kami (5 dan 8 tahun) ingin camping di capolafmga,, tapi musim hujan yg deras begini,,, apakah aman ya? hehe,,tenda nya apakah cukup kokoh nahan air, tenda kami memakai double layer,, maaf karena rencana camping ini adalah acara camping kedua kalinya,, belum berpengalaman banget, mohon infonya ya

    BalasHapus
  9. Mau punya banyak uang?? Ayo Segera Daftar-Deposit-Main-Withdraw Datang segera jangan sampai tidak kebagian ya. Link resmi klik saja ya
    >>Join<<
    >>Daftar<<

    BalasHapus

Like us on Facebook

Flickr Images