Liburan ke Jogyakarta (Edisi Kereta Api & Pesawat Udara)

12:43:00 PM

Sebenarnya cerita ini sudah lama akan saya tulis diblog ini. Berhubung dikarenakan satu dan lain hal, penulisan cerita ini terus tertunda. Bisa dibayangkan kami liburan pada bulan Februari dan saya baru bisa menceritakannya sekarang. Udah seperti hamil saja delaynya 9 bulan cuyyyyy.  Akhirnya saya bisa menceritakan cerita liburan kami ke Jogyakarta. Sebenarnya liburan kali ini sedikit berbeda dengan liburan kami yang lain , karena kali ini kami menggunakan moda transportasi umum untuk berangkat dan pulang. Untuk berangkat menuju Jogya kami menggunakan kereta api sedangkan untuk kembali ke Jakarta kami memakai jasa pesawat terbang. Keputusan ini kami diambil soalnya kalau menggunakan mobil, biasanya saya sendiri membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk beristirahat setelah sesampainya kami di Jogya. Sedangkan saya sendiri ingin juga menikmati liburan tanpa menmgemudi hehehe. Maklum dikeluarga kami cuma saya yang bisa mengemudi mobil. Sedangkan untuk kendaraan kami berkeliling di sana kami menyewa kendaraan satu hari untuk mengunjungi daerah yang diluar kota Jogya, sedangkan untuk hari lainnya kami akan menggunakan jasa tukang becak untuk berkeliling kota Jogya.
Akhirnya naik kereta api Jarak jauh
Satu bulan sebelumnya saya sudah sibuk mencari tiket kereta dan pesawat. Untuk kereta saya mendepatkan harga yang lumayan mahal. Harga yang saya dapat untuk kami berempat adalah 350rb/ orang menggunakan kereta api eksekutif Taksaka Pagi. Kami mendapatkan harga mahal karena kami pergi pada saat long weekend jadi sangat normal kami mendapatkan harga yang sedikit mahal. Sebenarnya ada alasan lain kami menggunakan kereta ini, yaitu anak kami belum pernah naik kereta yang destinasinya jauh dari Bekasi. Biasanya kami hanya menggunakan kereta pada saat liburan menuju kota tua atau Bogor. Itupun kereta listrik bukan kereta Diesel. Lumayanlah untuk memberikan pengalaman kepada anak-anak kami.

Pemilihan hotel untuk menginap juga sedikit menjadi masalah, soalnya bunda dan saya taunya hotel disekitaran jalan Malioboro saja. dan itupun tidak banyak. Berdasarkan informasi dari internet saya lumayan banyak mendapatkan informasi disekitaran Malioboro. Satu persatu saya hubungi hotel tersebut dan hasilnya lumayan membuat saya kecewa. Hotel yang saya hubungi kebanyakan penuh berhubung saat tersebut juga long weekend. Akhirnya saya memilih hotel yang masih berdekatan dengan Malioboro, pilihan saya akhirnya jatuh pada hotel Nueve yang berdekatan dengan lokasi di Jalan Mataram. Jalan ini bersebelahan dengan jalan Malioboro. Paling kurang  kami menginap masih didekat Malioboro (maksa banget). Pemilihan hotel ini sudah berdasarkan review yang saya baca di internet. Saya melakukan reservasi langsung ke hotel tersebut tanpa melewati perantara. Saya mendapatkan harga 500rb an/ malam untuk kamar jenis duluxe. Mudah-mudahan hotel ini memang sebagus reviewnya.

Untuk kembali ke Jakarta kami menggunakan pesawat terbang. Ini kami pilih supaya kami cepat sampai di rumah dan kami memilih pesawat pagi. Kami menggunakan maskapai yang terkenal dengan keterlambatannya jadi kami memilih jadwal pesawat yang pagi untuk mencegah waktu delay yang terlalu lama kalau seandainya terjadi delay. Biasanya delay jarang terjadi saat penerbangan pagi.

Tanggal 5 Pebruari adalah hari H-1 sebelum hari keberangkatan kami liburan. Bunda dan saya masih bekerja, dan sepulang kerja kami menyempatkan singgah di toko plastik untuk membeli plastik pembungkus yang bisa dipakai sekali pakai untuk membungkus makan yang akan kami bawa. Kami membeli didaerah Sumber Arta sekalian pulang ke rumah. Kami akan membawa makanan yang nanti kami nikmati di kereta api. Lumayan lah menghemat pengeluaran. Pagi itu tentu kami sarapan dulu dirumah dan siang kami bisa menikmati makanan yang kami bungkus.

Sesampai dirumah kami langsung menyiapkan segala sesuatu yang akan kami bawa keesokan harinya. Baju saya, bunda dan anak-anak. Berhubung kami naik moda trasnportasi umum setiap anggota keluarga bertanggung jawab dengan perlengkapan masing-masing. Jadi tiap anak akan ada yang harus dibawa nantinya. Tas sekolah diisi dengan perlengkapan dan kebuhuhan setiap anak. Selesai itu kamipun langsung tidur soalnya besok kami akan berangkat pagi hari sekitar jam 6.

Jam 4 keesokan harinya kami sudah bangun  soalnya bunda akan mulai memasak makanan yang akan kami bawa. Kemudian jam 5 anak-anak mulai saya bangunkan untuk mulai bersiap. Biasanya kalau untuk memulai perjalanan seperti ini anak-anak mudah sekali dibagunkan sedangkan kalau untuk berangkat sekolah sedikit susah hehehe. Kadang perlu perjuangan keras.

Tepat menjelang jam 6 pagi hari pada tanggal 6 Pebruari kami meninggalkan rumah menuju stasiun Gambir dengan menggunakan Taksi. Satu jam dibutuhkan utnuk menempuh perjalanan dari Jatibening-Halim-Cawang-Pancoran-Kuningan-Semanggi-Sudirman-Bundaran HI- Gambir. Jalanan saat itu masih sangat lancar sekali. Ibukota tidak bisa diprediksi kondisi lalu lintas nya opada hari libur terutama Sabtu.

Sesampainya kami di Gambir tidak langsung masuk ke ruang tunggu soalnya masih terlalu pagi. Kami duduk dahulu di sebuah minimarket diujung Gambir sambil memperhatikan ramainya orang yang akan menikmati liburan. Kami juga mendengar informasi yang tidak ingin kami dengar yaitu kereta kami juga mengalami keterlambatan sekitar satu jam aduhhhhh. Saya pikir hanya di pesawat terbang saja delay ternyata di kerete api juga ada saudara-saudara.

Ngupi dulu kaya orang-orang
Setelah puas memperhatikan sekitar Gambir, yaitu orang belalu lalang, orang yang makan di gerobak bubur dan lainya. Kamipun langsung menuju ke pintu masuk Gambir untuk menuju lantai atas, lebih baik kami menunggu diatas saja daripada disini. Bunda amasih menyempatkan diri membeli beberapa potong roti sebagai pelengkap perjalanan kami nanti. Bunda juga  saya tawari untuk untuk membeli kopi yang mahal di sebuah restaurann yang khusus menjual klopi, akan tetapi bunda menolak.
Pintu check in Gambir

Naik ke atas menggunakan escalator

Suasana Gambir yang cukup ramai

Tumpukan bangku yang sayang sekali tidak dipakai
Untuk masuk ke lantai atas kita harus memperlihatkan tiket kita kepada petugas dan juga tanda pengenal diri. Saya sendiri mencetak tiket ini seminggu sebelum keberangkatan takut ada masalah kalau mencetak saat hari keberangkatan. Setelah melewati petugas pemeriksa tiket kami menuju ke lantai atas sebelum terlebuh dauhulu ke kakamar kecil.  Setelah sampai dilantai atas kami langsung mencari  tempat duduk, kami mencari yang sedikit ke ujung sehingga kami bisa memperhatikan kesibukan orang dari lantai atas.

Photo dulu sebelum masuk
Setelah ada infomasi kalau kereta kami akan memasuki ke stasiun Gambir kami langsung menuju peron yang berada dilantai paling atas dari Stasiun Gambir. Sesampai diatas kami melihat ada kereta yang bagus yang sudah ada diperon dan kami awalnya kami menyangka kalau itulah kereta kami. Ternyata kami salah besar, itu adalah kereta yang menuju Cirebon alias Argo Jati. Sebagai penumpang yang masih awam dengan kondisi kereta kami berharap kalau kerata kami juga seperti itu juga nantinya. Tidak berapa lama, kereta kami datang dan jujur saya sedikit shock melihat tampilan kereta Taksaka Pagi yang akan kami naiki pagi itu. Cat atapnya yang sudah terkelupas dan setelah kami naik kedalam kereta ternyata eksekutif itu hanya nama saja. Tapi berhubung kami sudah membayar ya sekarang nikmati saja. Sebenarnya kondisi gerbong ini sudah harus di renovasi.
Menunggu di peron

Ramainya penumpang yang aka berangkat

Kami membuat tempat duduk kami saling berhadapan sehingga kami bisa bercanda selama diperjalanan. Menjelang jam 10 kami mulai meninggalkan kota Jakarta. Secara perlahan kereta bergerak dengan gagahnya. Untungnya kursi disebelah kami kosong dan saya pindah ke sebelah agar anak dan bunda bisa berlapang-lapang menikmati perjalan.

Ami dah ngambek di kereta ga mau di photo

Nabil yang ketiduran
Pada jam 12.38 kami berhenti dahulu di Satsiun Cirebon  untuk menurunkan penumpang dan juga mengisi air kamar mandi.  Stasiun Cirebon ini cukup besar sebagai stasiun transit menurut saya lebih besar dari stasiun Jatinegara. Sepuluh menit kemudian kami mulai berangkat kembali. Kami menyusuri jalur selatan jawa. Melewati stasiun Karang Suwung- Larangan-Songgom- Linggapura – Bumiayu. Menjelang memasuki Purwekerto kami melewati hijaunya pemandangan hutan-hutan kecil. Kondisi tanah yang mulai berkontur. Bukit dan banyak jembatan kami lewati dan jalan keretapun banyak belok-belok. Berbeda dengan mobil, kereta tidak bisa melakukan kelokan patah hehehe. Tapi kelebihannya badan saya tidak capek menyetir hehehe.
Distasiun Purwokerto
Di Purwokerto kami juga hanya berhenti sekitar 10 menit  dan kemudian melanjutkan perjalan menuju Jogyakarta.  Anak-anak kami mulai gelisah karena bosan duduk seharian. Mereka mulai mengajak saya untuk berkeliling dari satu gerbong ke gerbong lain. Mulailah saya dan kedua anak saya menjelajah gerbong yang lain. Keluar  kelereta, saya melihat ada kereta ekonomi yang harus menunggu klmi lewat terlebih dahulu sebelum mereka bisa jalan. Soalnya jalur selepas Purwokerto jalur menuju Jogya cuma satu jalur dan kereta harus ada yang mengalah demi yang lain. Kali ini yang ekonomi yang harus mengalah.

Kemudian kami melewati sebuah terowongan panjang sehabis melewati stasiun Ijo. Sensasinya beda yah hehehe (ga penting banget infonya).
Sampai di StasiunTugu
Memasuki kota Jogya kereta mulai melambat dan akhirnya kami sampai di Stasiun terakhir yaitu Stasiun Tugu. Kami pun turun keluar dari stasiun. Rata-rata tiap gerbong okupasinya diatas 50 persen.  Jam saat itu hampir jam 5.40 sore hari dan Jogya masih dalam keadaan terang. Kami berempat memutuskan berjalan kaki menuju Hotel tempat kami menginap.
Azra sedang berjalan dengan tasnya
Keluar kami dari stasiun kami masuk kedalam jalan Malioboro yangsaat itu lagi ramainya. Dan berfoto di plang jalan Malioboro dan kami terus berjalan seperti backpacker hahaha. Azra dan Nabil semua mendapatkan tugas untuk mengendong tas masing-masing. Ditengah jalan sepatu bunda mengalami kondisi kritis alias akan rusak dan mau tidak mau harus mencari pengganti terlebih dahulu. Kami masuk ke toko sepatu yang merknya sama dengan bahan bangunan. Akhirnya menemukan sepatu yang bisa dipakai pada semua kondisi dan harganya murah meriah.
Hotel tempat kami menginap
Kami meneruskan perjalan kami menuju hotel kami yang berada di jalan Mataram.  Menjelang magrib kami akhirnya sampai di hotel kami akan menginap. Setealh check ini kami menuju kamar kami dan kami mendapatkan kamar yang luasnya lumayan besar dan anak-anak sangat senang sekali. Kakak dan Ami langsung mandi kekamar mandi, (iyalah masak dikasur). Bunda sibuk merapikan barang bawaan kami dan tentu saja saya yang mendapatkan tugas yang paling mulia yaitu mengukur luasnya kasur alias tidur hehehehe.

Selepas Magrib dan selesai berbenah dan tentu saja kami semua sudah wangi sekali. Kami mulai bergerak menuju keluar hotel untuk mencari makan malam. Jujur sekali kami masih tidak mengetahui dimana lokasi makan yang enak dan terlebih lagi kami tidak ada kendaraan, jadi kami hanya akan makan di sekitar hotel. Kami berempat mulai berjalan, mendekati perempatan sebuah jalan yang saya tidak tahu namanya kami melihat orang sedang makan dipinggir jalan.  Ternyata mereka sedangkan makan Mie Jawa dan otomatis bunda langsung tertarik. Tapi berhubung masih rame kami meneruskan perjalan kami untuk melihat-lihat apa saja kedai yang menyediakan makan malam. Ternyata cuma hanya mie tadi yang bisa diandalkan. Kami balik lagi ke gerobak tadi dan kebetulan sekali ada spot yang kosong. Bunda langsung memesan makanan dan kemudian kami menikmati keramaian persimpangan di Jogya karta. Entah mengapa saya sendiri sangat menikmati suasana itu. Tidak berapa lama pesanan kami datang  dan kami langsung menikmatinya walau dalam keadaan panas hehehe (maklum lapar)….
Ngemper dulu dipingir jalan

Mienya mantap

Parkiran pembeli (didepannya ada Sop Ayam Pak Min)
Selesai menikmati Mie yang sedap kami langsung balik ke hotel dan mempersiapkan diri untuk hari esok. Ya, esok kami akan menjelajah Jogyakarta. Kali ini akan menjelajah luar kota Jogya. Kami akan mengunjungi pantai. Rencanya kami akan mengunjungi pantai Indrayanti. Kami akan menyewa sebuah mobil LMPV dari kenalan saya disebuah komunitas. Awalnya saya ingin jenis yang sama dengan yang kami pakai dirumah, tapi diinfokan kalau unit tersebut sedang disewa. Akhirnya saya pakai unit sejuta umat.
Mobil sewaan kami
Pagi hari keesokan hari tanggal 7 Pebruari, kami semua telah siap berangkat dan telah menikmati sarapan pagi.  Saya langsung menunggu teman yang akan mengantarkan mobil tersebut. Tidka lama sebuah mobil avanza abu-abu masuk kedalam lokasi parkir hotel dan kemudian si pengemudi turun. Ternyata dia yang mengantarkan mobil yang kami sewa. Saya langsung memeriksa keadaan mobil dan juga kondisi dalam mobil. Bahan bakar dikembalikan harus sama  seperti diserahkan. Kami meminjam mobil ini lepas kunci alias saya yang akan membawa sendiri kendaraan ini. Tidak berapa lama kami meninggalkan hotel untuk menuju pantai yang berada selatan Jogya. Jujur saya dan istri tidak tahu jalan di Jogya. Hanya dengan bermodalkan GPS kendaraan yang sering bermasalah dan GPS Handphone kami memulai petualangan kami.

Jalan menuju pantai (masih jauh sih)

Jalan yang masih baru

Gerbang selamat datang
Petualangan kami dimulai dengan membeli bahan bakar didaerah yang kami tidak tahu namanya. Setelah itu bermodalkan GPS kami bergerak menuju Pantai selatan Jawa.  Pertama kami melewati Ring Road Jogya dan pada sebuah lampu merah kami diminta berbelok kanan. Melewati hijaunya perkampungan dan persawahan. Kami sampai di sebuah jalan besar yang mana saya memacu kendaraan. Akhirnya kami sampai di gerbang pembayaran tiket masuk pantai.  Saya lupa membayar berapa  dan kami langsung masuk kedalam. Ternyata untuk menuju pantai kami harus mendaki terlebih dahulu dan antri….

Melewati tanjakan tersebut kami mendapati banyak pantai yang tersebar di sepanjang pantai jawa. Kami saat itu hanya memilih dua pantai yaitu pantai krakal dan pantai Drini kalau tidak salah. Kami sebenar juga menuju ke pantai Indrayanti akan tetapi pantai tersebut penuh sekali dengan pengunjung. Akhirnya lkami putar balik menuju ke Pantai Krakal. Di pintu kami masuk kami diminta bayar biaya parkir yaitu 5rb.

Edisi narsis I

Edisi Narsis II

Main pasir dan cari kerang
Setelah memarkirkan kendaraan kami langsung menikmati hari dipantai. Si kakak langsung mencari kerang di pinggir pantai, sedangkan Nabil mengikuti. Pasir di Pantai Krakal berbulir besar jadi sedikit sakit menginjaknya. Kami tidak lama bermain di pantai ini, karena hari yang sudah mulai menyengat panasnya. Ditambah lagi agenda kami yang padat pada hari ini. Hanya sekitar 30 menit kami berada disana. Kemudian kami bebersih di kamar mandi umum yang ada di warung-warung sekitar pantai. Tiap orang yang masuk kekamar mandi harus bayar 2rb. Beda lagi kalau mandi.

Setelah kami bersih-bersih kami menuju ke pantai yang satu lagi yaitu pantai Drini. Tidak lama kamipun sampai ke pantai setelah membayar uang parkir. Kondisi pantai lebih teduh dibanding Krakal yang lebih terbuka. Area parkir yang teduh dan juga jalan kecil menuju pantai juga teduh oleh pepohonan.  Disepanjang jalan ada juga yang menjual sayur di tepungin, udang tepung dan banyak makanan bertepung lainnya. Juga ada juga mainan anak yang dijual yang merayu anak kami terutama Nabil.

Disini kakak dan ami mulai bermain air dan berbasah-basah. Bahkan kakak tidur –tiduran di pasir sambil main air.  Kemudian dilanjutkan mencari kerang bersama dengan sang adik. Semua jenis kerang yang ditemui. Waduh ribet juga kalau mesti dibawa pulang ini kerang.

Jalan menuju pantai

dilindungi rindangnya pepohonan

Kamar mandi umum yang lumayan bersih (tapi ada tarif lo)

Ikan pesut

Ikan teri
Hari mendekati tengah hari dan kami ingin bergerak ke destinasi kami berikutnya yaitu Hutan Pinus Imogiri, kemudian kami membersihkan diri  dan anak-anak mandi. Mendekati jam dua belas kami semua siap berangkat meninggalkan pantai selatan Jawa ini.

Kami langsung berangkat menuju destinasi berikutnya, tapi tidak lama kami berkendara menuju keluar, kami dihadapkan dengan kemacetan yang lumayan parah. Sumber dari masalah ini sebuah tikungan patah dan  lokasinya di tanjakan terjal. Kendaraan harus bergantian keluar masuk. Sangat disayangkan untuk menuju sejumlah pantai yang saya kira cukup banyak ini jalan untuk mengaksesnya sangat tebatas. Bahkan jalanannya sangat sempit. Sehingga kendaraan yang keluar masuk harus bergantian. Ditambah lagi yang masuk itu bus pariwisata yang ukuran bodinya lumayan memakan space kalau berbelok. Hal ini membuat itinerary kami berubah dengan drastis. Sekitar dua jam kami tertahan disana. Kendaraan jalan hanya beberapa meter dan kemudian berhenti lama.

Akhirnya disebuah tanjakan yang lumayan curam dan ditambah kelokan yang patah, inilah penyebab kemacetan. Kami berhasil melewati sumber kemacetan. Saya langsung memacu kendaraan menuju keluar dari lokasi tersebut. Kemudian kami berdiskusi mengenai perubahan jadwal ini. Kemudian diputuskan kalau tujuan berikutnya adalah Candi Prambanan.

Saya langsung memacu kendaraan menuju Candi Prambanan dibantu oleh GPS dan bunda sebagai co driver dan kedua anak kami yang biang rusuh hehehe. Untuk petunjuk arah kami hanya bermodalkan GPS yang ada di hape, yang kadang sinyalnya kuat dan kadang hilang. Kami mengikuti petunjuk GPS sampai akhirnya kami sampai di daerah yang tidak kami kenal. Kami terpaksa berhenti karena perut ini sudah keroncongan. Kami berhenti di sebuah kedai sate kambing. Kami memesan sate dan tongseng. Untuk kami makan berempat dana yang dikeluarkan bisa dibilang murah sekali. Saya lupa jumlahnya tapi buat satu porsi sate, dua porsi tongseng, nasi 4 piring,  kerupuk, dau the manis dan  dua es jeruk. Tidak sampai 70rb kami bayarkan. Perut kami juga sudah full kembali dan siap melanjutkan perjalanan kami.
Tempat kami makan siang

Tongseng kambing

Sate Kambing Muda
Kami melewati perkampungan yang masih hijau dan jalan yang bagus. Hujan lebat menemani kami dalam perjalanan menuju candi Prambanan. Saya sempat berpikir  kalau kami batalkan saja kunjungan ke sini akan tetapi bunda bersikeras untuk datang ke Prambanan. Mendekati Prambanan kami melihat Petunjuk arah menuju Istana Ratu Boko. Berarti kami telah berada dijalan yang benar. Tidak berapa lama kami sampai di tujuan dan langsung kami memarkirkan kendaraan dan turun untuk membeli tiket.

Saat itu suasana candi sangat ramai sekali dikarenakan long weekend. Saya kemudian mengajak keluarga masuk untuk membeli tiket. Ini sebenarnya merupakan kunjunga pertama saya juga ke candi ini. Demi mengenalkan kepada anak tentang budaya Indonesia saya mengajak anak kesini. Saya sendiri kurang suka dengan mengunjungi tempat seperti ini apalagi yang berhubungan dengan nanjak menanjak. Soalnya masuk ke dalam candi harus mendaki bebatuan candi yang cukut terjal.  Tapi Alhamdulillah saya berhasil dan Berjaya diatas candi huhuhuhu…. (ngos-ngosan).

Menuju Candi Prambanan

Gantian yang moto

Diatas Candi setelah berjuang keras

Di Candi kecil

Gak mau di photo

Candi yang lain yang tidak bisa dirapiin
Disamping candi utama ada candi candi kecil yang biasa dijadikan orang untuk berselfi ria. Saya juga meminta anak kami untuk bergaya didepan candi yang kecil. Tentu saja harus antri dahulu soalnya masih banyak pengunjung yang akan berfoto juga disini. Setelah mengambil beberapa gambar untuk kenang-kenangan kami. Kemudian kami bergerak kea rah luar menuju beberapa lokasi lain yang ada disekitar candi. Ada beberaa bangunan yang kami lewati, kemudian ada kandang rusa. Nabil dan kakak tertarik untuk memberik makan. Ternyata makanan yang  diberikan harus dibeli terlebih dahulu. Wah bener-bener ini.

Setelah member makan rusa kami langsung menuju tempat parkir. Sebelum menuju tempat parkir adalah para penjual souvenir yang memang diletakkan sebelum para pengunjung beranjak meninggalkan Prambanan. Bunda dan kakak memilih oleh-oleh yang akan dibelikan kepada teman-teman kakak nantinya.
Member komplit

Kapal siapa nih nyasar.......

Ini dia si rusa
  Sedangkan saya hanya meilhat yang bisa dibeli sebagai pajangan dirumah.  Seperti biasa nabil meminta dibelikan ini dan itu. Akhirnya mainan puritan yang diminta. Tuntas belanja lang bergerak ke arah mobil.

Hari sudah semakin sore. Selanjutnya kami rencananya akan menuju restaurant yang lumayan terkenal di Jogya yaitu Jejamuran. Sebuah restaurant dengan konsep makanan serba jamur. Bunda langsung mengatur GPS menuju lokasi. Kami rencanya tidak mengambil jalan utama tapi melewati jalur alternative. Melewati persawahan dan perkampungan yang masih hijau. Ditambah lagi suasana yang abis hujan yang sangat sejuk menambah indahnya suasana. Jalanan saat itu masih sepi mungkin masih banyak yang sudah pulang atau memang jalanan tersebut memang sepi hehehehe. Jalanan yang berkelok-kelok tidak menyurutkan semangat kami. Nabil dan kakak terus bercanda didalam mobil sewaan kami. Mendekati jam 6  sore kami sampai di sana. Restauran ini sendiri agak masuk dari jalan besar. Jadi tidak terlihat dari jalan besar.

Koleksi Jamur di restaurant

Menu makan mlam kami

Ini dia namanya
Saya sangat takjub dengan luasnya restaurant ini dan begitu juga dengan lahan parkir kendaraan. Untuk mendapatkan kursi kami harus mengisi daftar hadir dahulu dan kursi dibagi berdasarkan kedatangan. Karena hari sudah sore pengunjung sudah berkurang tapi parkiran bus masih banyak. Kami mendapatkan kursi yang ada ditengah didekat koleksi jamur. Kami langsung memesan makanan, Ternyata ada beberapa menu yang sudah habis. Kami menunggu sekitar 30 menit untuk mendapatkan pesanan kami. Akan tetapi penantian itu semua terbayarkan dengan rasa yang kami nikmati dari menu yang kami order. Walaupun semua dari jamur tapi rasanya mantap.

Selesai makan kami langsung menuju hotel tempat kami menginap, akan tetapi perjuangan masih belum selesai. Kami masih menghadapi ujian terakhir malam itu yaitu kemacetan menuju kota Jogya. Perlahan kami menuju kota dan akhirnya setelah melewati kemacetan panjang kami samai juga di hotel. Sebelumnya saya memberitahukan kepada teman saya yang mempunyai rental mobil ini kalau kami sedikit terlambat. Kami berhasil mencapai hotel sekiatr jam 8 malam.

Setelah istirahat dan mengembalikan mobil kemudian kamipun terlelap tidur. Pada saat mengembalikan mobil  saya masih berbincang-bincang dengan om sofyan (pemilik mobil), tapi sekitar sejaman om sofyan ijin pulang. Beliau termasuk pengusaha yang berhasil. Beragam usaha yang dilakoninya dan istri. Perjalanan esok masih panjang jadi lebih baik kami istirahat.

Keesokan harinya kami akan berkeliling didalam kota Jogya saja. Tujuan hari ini adalah Taman Sari, Keraton Jogya, Belanja Bakpia dan terakhir adalah belanja batik. Untuk transportasi kami menggunakan dua buah becak. Baru saja kami memamanggil becak datanglah serombongan becaker menghampiri. Cukup pusing memilih yang mana akan digunakan. Kadang saya merasa kasihan saja melihat para penarik becak yang tidak dapat tarikan. 

Akhirnya terpilihlah dua becak yang akan kami gunakan berkeliling. Perjalanan ini kami mulai dari Taman Sari. Kami melewati alun alun kota Jogya dan terus menuju Taman Sari. Taman sari ini katanya adalah istana raja sebelum keratin. Disini kami bisa melihat istana raja jaman dahulu. Untuk detail bisa di gugel aja ya soalnya saya tidak terlalu paham. Didalam komplek ini juga tinggal para pembantu raja. Suasana komplek sangat tenang sekali dan teduh.

didalam taman sari

Ini buat apa ya?
Becak yang kami pakai
Setelah itu perjalan dilanjutkan menuju Keraton Jogya. Disini kami berkeliling melihat peningalan para raja-raja Jogya. Selebihnya silahkan dicari di gugel ya informasinya….. Yang pastinya kami tidak lupa mengabadikan momen ini sebagai kenang-kenangan.

Di Keraton Jogya

Patung apa ini?
Selanjutnya adalah destinasi belanja. Diawali dengan belanja di bakpia yang tokonya ruamenya minta ampun (sampai ga jadi beli). Kemudian lanjut ke belanja batik. Setelah itu kami diantar kembali ke hotel kami. Kami berempat kembali ke hotel. Sesampai di hotel saya langsung tertidur.

Tidak lama bunda membangunkan untuk ijin ke Pasar Beringharjo. Saya sendiri lebih memilih tidur di kamar menemani dua anak kami yang bermain-main. Jadilah bunda berangkat shopping sendiri. Jujur saya tidak suka menemani bunda belanja. Bosenan pengen cepet pulang saja. Setelah bunda berangkat kembali saya tertidur dan anak kami melanjutkan permainannya. Bermain dikamar hotel adalah salah satu hobi anak kami.

Entah beraa lama saya tertidur yang pasti saya terbangun oleh suara bunda yang sudah kembali ke kamar. Bunda telah selesai shopping dan membawakan makan siang buat kami. Kami semua makan bersama dan setalah itu istirahat kemabli.

Mendekati sore, setelah semua mandi dan rapi. Kami berangkat menuju Taman Pintar yang berada didekat hotel kami. Saya berharap anak kami bisa belajar disana. Untuk menuju kesana kami berjalan kaki menyusuri jalan Mayor Suryotomo kalau tidak salah. Tidak lama kami sampai di petokoan yang banyak menjual buku-buku. Kami masih melanjutkan perjalanan. Sesampai disana hari sudah menujukkan jam 5 sore. Kami langsung masuk. Anak-anak langsung kegirangan, aka tetapi tidak lama keamanan menghampiri kami dan memberitahukan kalau taman sudah tutup aduh……

Jalan kaki menuju Taman Pintar

Toko Buku dekat Taman Pintar

Taman Pintar

Kaka sdang berfoto
Dengan muka sedih kakak dan Nabil beserta kami meninggalkan taman tersebut. Akhirnya kami berjalan menyusuri jalan malioboro yang saat itu sangat-sangat  padat. Disepanjang jalan banyak aktraksi yang dilakukan oleh pemuda Jogya yang menarik minat pengunjung. Akan tetapi kami merasakan tidak nyaman berada di keramaian itu. Kami kembali ke hotel untuk  beristirahat akan tetapi kami ingin mencari makan malam dahulu. Kami terus berjalan mencari makan malam yang khas di jalan Mataram. Penjual makanan sedikiti yang kami temui. Akhirnya memutuskan untuk makan bakso di pinggir jalan. (Di jogya makannya Bakso yah).

Selepas makan malam kami beranjak menuju pulang kembali ke hotel. Sepanjang jalan mataram banyak kami temui penjual oleh-oleh. Berhubung kami sudah belanja ya kami sekedar cuci mata saja. Selepas itu kemudian menyurusuri jalan Mataram untuk kembali ke hotel. Sebenarnya didekat hotel ada sebuah rumah makan yang kami liat rame. Tapi kami belum pernah kami masuki. Yaitu Sop Ayam Pak Min. Ternyata sop ayam itu sangat terkenal menyesal sekali kami tidak menikmatinya.

Sesampai di hotel bunda langsung berbenah dan merapikan pakaian kami kedaam tas dan bersiap untuk tidur. Tidak terasa sudah 3 hari kami menginap dihotel ini dan kami akan kembali ke rutinitas kami seperti biasa. Sebelum masuk kekamar kami kembali memastikan transportasi kami ke Bandara dengan pihak hotel. Pihak hotel mejanjiikan bahwa mereka sudah mengatur semua. Perasaan tenang menyelimuti perasaan ini setelah menerima kabar itu.

Keesokan harinya kami sudah rapi pada jam 5 pagi dan langsung beranjak ke front office hotel dan ternyata tidak ada orang disana. Setelah check out kami menanyakan kepada pihak hotel mengenai transportasi kami. Ternyata driver yang akan mengantarkan kami tidak tersedia. Akhirnya pihak hotel mencarikan kami sebuah taksi yang akan mengantarkan kami bandara. Sekitar 10 menit kemudian sebuah taksi datang menjemput kami ke bandara. Perjalanan ke bandara sendiri memakan waktu kurang dari satu jam. Bandara Adisucipto sendiri  yang masih berada di kota Jogya jadi masih dekat dari hotel sendiri.

Setelah melakukan check ini kami langsung masuk kedalam ruang tunggu. Hampir satu jam kami menunggu di ruang tunggu sampai kami diperbolehkan masuk kedalam pesawat. Pesawat sedikit terlambat tapi masih bisa saya tolerir. Bunda dan anak-anak disatu baris dan saya disebelahnya. Anak kami sangat menikmati perjalanan naik pesawat ini.

Kakak di ruang tunggu

Nabil lagi bengong

Naik pesawat dulu ahhhhhh
Jam 9 pagi kami sampai di Bandara Soekarno Hatta dan kami langsung keluar. Berhubung kami tidak ada yang menjemput akhirnya kami naik Taksi menuju rumah kami di Bekasi. Akhirnya kami sampai dirumah dengan selamat mendekati Tengah hari. Alhamdulillah.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images