Liburan ke Jogyakarta dan Wonosobo
9:26:00 AM
Liburan sekolah telah tiba dan Azra diberikan liburan
panajang oleh sekolahnya. Lebih dari sebulan Azra diberikan libur di TKIT Al
Marjan Bekasi tempat Azra sekolah. Bunda sudah mulai bertanya mau dibawa liburan
kemana nih Azra. Waduh pertanyaan yang lumayan berat. Soalnya bulan ini banyak
kebutuhan yang mesti dipenuhi yang paling penting adalah pembayaran
hutang-hutang (hehehe). Mulailah saya berpikir, liburan kemana yah buat
anak-anak. Sebenarnya Azra dan Nabil sangat senang sekali melakukan perjalanan
jauh akan tetapi sang kakak mudah sekali bosanan, tapi tiap minggu pasti minta
diajak jalan. Jalan jauh sedikit pasti nanya kapan sampainya. Seperti mudik
kami kemarin ke Padang yang kami lakukan
juga menggunakan kendaraan pribadi.
Awalnya rencananya keberangkatan kami menuju Jogya dan
Wonosobo masih dalam hitungan rencana alias angan-angan semata. Bahkan kami
sekeluarga sudah mempunyai mimpi untuk jalan-jalan ke Bali dengan menggunakan
“Neng Erti” alias Suzuki Ertiga. Alasan kami melkaukan perjalanan antar
kota dengan menggunakan kendaraan
pribadi kami bisa menghemat biaya yang nantinya digunakan untuk transport (alas
an yang utama sih), juga kami bisa berhenti disetiap tempat yang kami inginkan
tanpa perlu ijin siapapun. Dalam perjalananpun kami tidak perlu kaku dalam
menentukan rute yang akan dipilih nantinya dan yang paling penting jiwa jalan
jalan kami sekeluarga terpenuhi.
Kebetulan sekali (Alhamdulillah) saya mendapatkan sedikit
rejeki lebih dari hasil penjualan dagangan saya. Saya putuskan liburan kali ini
kita berangkat menuju Jogya dan Wonosobo (Dieng). Pemilihan tempat dilakukan
karena kedua tempat tersebut sedikit lebih jauh dan tidak terlalu dekat dengan
rumah kami. Kedua, Bunda juga belum pernah melakukan perjalanan kesana. Jadi
diputuskan bahwa kedua tempat itu menjadi tujuan utama kami. Tanggal
keberangkatan kami putuskan tanggal 10 Januari 2014 dan pulang tanggal 14
januari 2014. Kebetulan sekali tanggal 14 januari hari libur nasional dan saya
hanya butuh sehari untuk mengambil cuti. Tapi untuk jaga-jaga saya mengambil 2
hari cuti dari kantor.
Mulailah Bunda dan saya melakukan pemilihan jalur yang
nantinya akan kami lewati berangkat dan pulang.
Ada beberapa alternative yang kami buat:
1
Berangkat : Jalur Utara (Bekasi – Cikampek – Indramayu – Cirebon – Brebes – Tegal – Semarang – Jogya)
Berangkat : Jalur Utara (Bekasi – Cikampek – Indramayu – Cirebon – Brebes – Tegal – Semarang – Jogya)
Pulang : Jalur Selatan
Berangkat : Jalur Utara terus menuju Jalur Selatan (Bekasi – Cikampek – Indramayu – Cirebon – Brebes – Tegal – Semarang – Jogya)
Berangkat : Jalur Utara terus menuju Jalur Selatan (Bekasi – Cikampek – Indramayu – Cirebon – Brebes – Tegal – Semarang – Jogya)
Pulang : Jalur Selatan
Berangkat : Jalur Utara menuju jalur Selatan(Bekasi – Cikampek – Indramayu – Cirebon – Brebes – Tegal – Semarang – Jogya)
Berangkat : Jalur Utara menuju jalur Selatan(Bekasi – Cikampek – Indramayu – Cirebon – Brebes – Tegal – Semarang – Jogya)
Pulang : Jalur Tengah Utara menuju Jalaur
Utara
Secara aklamasi kami memutuskan bahwa kami memilih jalur
perjalanan kami menggunakan alternative 3. Alasannya jalur keberangkatan dan
kepulangan seharusnya berbeda.
Setelah menentukan jalaur perjalan kami sekarang kami harus
membuat rencana perjalanan kami selama liburan ini. Bunda dengan semangat
membuatnya bersama saya. Saya bertugas menghitung jarak tempuh dan kami
berdiskusi menentukannya. Tapi sebelum itu kami
harus menemukan tempat kami menginap selama kami berada di jogyakarta.
Mulailah kami melakuakn pencarian di Internet. Mulai dari Agoda.com , Raja
Kamar & Booking.com kami obok-obok.
Untuk bahasa Indonesia kami juga mencari informasi dari web Yogyes.com.
Disana diberikan informasi lengkap dari lokasi wisata, hotel dll. Berhari-hari saya dan bunda membaca berita
dari sana dan dilanjutkan dengan berdiskusi. Untuk proses booking kamar di Jogya saya
serahkan kepada teman saya dari komunitas S3rious (Suzuki Ertiga on Kaskus) yang tinggal di
Jogya yaitu om Saifullah (om ipul). Om ipul berkenan melakukan kunjungan
langsung ke hotel dan melakukan booking buat kami sekeluarga. Untuk penginapan
kami di Jogya kami memilih hotel Amera di jalan Dageen yang sangat dekat sekali
dengan malioboro (ini dilakukan oleh om ipul) sedangkan di Wonosobo kami akan
melakukan langsung saja. Atas nama keluarga kami ucapkan terima kasih kepada
S3rious dan Om ipul. O iya om ipul ini mempunyai usaha rental kendaraan. Buat
yang mau merental kendaraan silahkan hubungi beliau melalui saya.
Dari diskusi itu diputuskan bahwa rencana perjalanan
sederhana kami sebagai berikut :
Hari 1 :
-
Berangkat jam 00.00 tanggal 11 Januari 2014.
-
Sampai Jogya jam 14.00
-
Cek in Hotel & Istirahat
-
Jam 19.00 Berkeliling Malioboro
-
Jam 22.00 istirahat
Hari 2:
-
Berkeliling jogya dipagi hari
-
Jam 08.00 ke Candi Prambanan
-
Jam 11.00 melakukan perjalan ke Pantai
Indrayanti
-
Jam 19.00 Jalan ke malioboro lagi
Hari 3:
-
Sampai jam 12.00 masih berkeliling di Jogya
-
Jam 12.00 Berangkat ke Candi Borobudur
-
Jam 16.00 Melanjutkan perjalanan ke Wonosobo
Hari 4:
-
Jam 07.00 kunjungan ke Dieng
-
Jam 13.00 berangkat ke Jakarta
Rencana diatas hanya gamabaran kasar dari perjalanan kami
dan bisa berubah menurut kebutuhan dan keinginan peserta perjalanan.
Hari keberangkatan sudah ditetapkan, hotel sudah di booking,
rencana perjalan sudah diatur sekarang
kami mulai menghitung mundur keberangkatan kami menuju Jogya. Sehubungan perjalanan
kami ini termasuk low cost trip. Maka kami menyiapkan makan selama kami dalam perjalanannya baik itu
makan besar dan makanan kecil. Jadi kami hanya membeli makan sewaktu kami makan
di Jogya saja (hehehe paket hemat banget) selama diperjalanan kami makan
makanan yang kami buat dirumah oleh kakak saya. Lagian kami mulai perjalan
tengah malam jadi tidak perlu banyak makan.
Mulai tanggal 6 januari Bunda telah mulai sibuk
memilah-milah baju yang akan dibawa nantinya.
Saya bilang “kan masih lama bunda”. Bunda “kan bunda kerja jadi ga bisa
dadakan gitu”. Tiap hari bunda berangsur-angsur melakuakn persiapan
keberangkapan. Saya juga tidak ketinggalan memeriksa kesiapan kendaraan untuk
melakukan perjalanan jauh nantinya. Sehari sebelum keberangkatan bunda mengajak
ke supermarket untuk membeli makanan kecil yang nanti dimakan oleh anak-anak
kami selama diperjalanan. Rp. 152.000,- diperlukan untuk membeli makanan kecil
buat kami sekeluarga. Budan bertanaya “Air minum perlu ga di beli?”. Saya
“nanti saja, selama diperjalanan. Beratin aja tuh air.”
Sesampai dirumah saya langsung membuka cover mobil untuk
memasukkan barang-barang nantinya akan kami bawa. Bunda telah selesai melakukan packing jadi besok hanya makannya
saya yang dimasukkan. Tidak sampai 30 menit barang semua telah selesai
dimasukkan kedalam mobil. Mobil kembali dimasukkan kedalam garasi kecil kami
Hari H………. (Jumat, 10
Januari 2014)
Inilah hari yang kami sekeluarga tunggu-tunggu. Hari ini
saya tetap masuk kerja karena kami berngkat jam 12 malam, walaupun kerja sudah
tidak focus lagi (hahaha). Hari itu padahal ada ajakan makan malam dari yang
baru dipromosikan dari kantor dengan tegas saya menolaknya. Mending saya istirahat dulu. Tepat jam 17.00
saya langsung menuju parker motor untuk mengambil Chelsea dan bergerak menuju
rumah, tapi saya tidak bisa langsung pulang karena saya harus menunggu bunda
dulu. Sekitar jam 18.45, kami berdua sampai dirumah. Saya langsung mandi,
sholat dan istirahat tidur.
Pendingin udara
dihidupkan dan saya mulai memejamkan mata. Detik demi detik berlalu dan mata
ini tidak mau terlelap. Lewat satu jam saya juga belum tertidur juga. Saya
memutuskan kalau saya makan dahulu. Biasanya setelah makan mata jadi mengantuk
dan itu benar sayapun terlelap. Tepat jam 23.20 alarm dari handphone saya
berbunyi. Sayapun bangun, tapi kepala ini pusing sekali karena tidur dalam
waktu yang singkat.
Setelah melakukan sholat Isya saya kembali memasukkan
barang-barang tambahan kedalam mobil dan menyusunnya dengan rapi kedalam mobil.
Berhubung ini hanya liburan pendek jadi hanya membawa sedikit baju.
Tepat jam 00.04 dinihari tangal 11 januari 2014. Kami
meninggalkan rumah kami menuju Jogya, kami menuju Pom Bensin untuk mengisi
bensin “Neng Erti” di kalimalang didekat Radin Inten. Dalam perjalanan menuju
SPBU kami melewati jembatan yang dibawahnya jalan tol Jakarta Cikampek dibawah
kami melihat jalan tol masih saja macet. Saya berkata kepada bunda “Buset jam
12 malem masih macet aja tuh jalan tol” padahal saya sudah biasa melihat
kejadian itu. Saya mengisi full tank lambung neng erti, dan meminta bunda untuk
mencatat odometer dan waktu kami melakukan mulai perjalanan.
Selepas kami mengisi bensin saya memacu kendaraan menuju
gerbang toll pondok gede barat. Kendaraan bisa dipacu sampe kecepatan 80 km/jam.
Tapi mulai setelah bekasi timur, kendaraan mulai melambat dan cenderung
berhenti. Mayoritas kendaraan besar mendominasi jalan tol ini. Saya berkata
kepada diri sendiri, ini truk kok ga ada habis-habisnya. Ini berlangsung terus
sampai gerbang tol Cikarang utama. Melewati gerbang tol kendaraan bisa dipacu sampai mendekati 100 km/jam. Mendekati
pintu tol kendaraaan mulai melambat dan mulai tidak teratur. Saling serobot
berlangsung dan pintu tolnya pun jalurnya tidak jelas mungkin jadi penyebabnya.
Tol Jakarta - Cikampek |
Selesai melewati pintu tol kami berpikir akan dimulai
petualangan baru kami sekeluarga karena ini adalah perjalanan kami sekeluarga
melewati jalur pantura. Baru sekitar 1 km melewati pintu tol mobil kami
berhenti karena antrian mobil didepan juga berhenti. Saya berpikir ada
kendaraan yang mogok yang menutup jalan, sehingga jalan melambat. Tapi
perkiraan saya itu salah. Saya masih bisa mengambil bahu jalan untuk melewati
sekian banyaknya truk di pantura. Saya terus mengambil bahu jalan dan sampai
akhirnya semua kendaraan tidak bisa bergerak lagi. Waduh, ini pertama kalinya
saya mebawa mobil yang sama sekali tidak bisa bergerak. Saya belum pernah
menemukan hal ini diJakarta (soalnya saya jarang bawa mobil ke kantor sih
hehehe).Lumayan lama juga kami tertahan di sana. Jalan sedikit terus berhenti
lagi, jalan berhenti itu terus sampai kami melewati flyover cikampek. Kendaraan segede-gede gajah
terus ditemui.
Kami terus melewati kota demi kota di jalur pantura. Tapi
belum bisa menikmati sepenuhnya karena hari masih gelap total. Bunda bertanya
“ini disebelah kiri dan kanan apa yah?”. Dia melihat air tapi tidak bisa
melihat dengan jelas, karena keadaan masih gelap. Kalau menurut saya penerangan
di Pantura termasuk kurang sekali, padahal ini jalan nasional. Tapi dipisahkan
dengan separator yang tebal. Kendaran bisa dipacu mencapai 100 km/jam dan
kadang berhenti mendadak. Truk pun berjalan seenak perutnya saja. Kadang mereka
berjalan lambat lewat jalur kanan kadang disebelah kiri jalan. Jadi untuk
melewatinya pun kita seperti difilm-film action gitu mesti zig zag. Sepanjang
jalan jalur pantura ini kita mesti awas dengan lobang yang menganga disepanjang
jalan. Lobang itu seperti ranjau tidak terklihat tapi itu ada. Kadang jalannya
seperti rambut ikal gitu tidak mulus .
Mulai jam 4.30, saya pun ber inisiatif untuk mulai mencari
Mesjid untuk kami mlakukan sholat subuh. Agak kesulitan mencari mesjid dengan
kecepatan tinggi itu yang dibilang enok. Mencari mesjid kok kecepatannya
kencang. Maka mulailah saya meengurangi kecepatan mobil yang membawa kami.
Kamipun menemukan sebuah SPBU yang cukup kondusif di jalur pantura untuk kami melakukan sholat
shubuh.
Selepas kami semua melaksanakan sholat shubuh, saya
istirahat sebentar di SPBU ini untuk meregangangkan otot seleah beberpa jam
membawa mobil. Tidak lupa kami mengabadikan momen ini dengan menggunakan kamera
yang kami bawa.
Pada jam 5. 30, kami mulai malanjutkan perjalanan kami
dijalur Pantura. Matahari mulai
menampakkan dirinya. Mulailah kami mulai bisa melihat bagaimana pantura itu
bagaimana. Kota demi kota kami lalui. Kadang lalu lintas terhambat dikarenakan
adanya pasar tumpah dipinggir jalur Pantura. Kadang keadaaan kendaraan bisa
dipacu sampai 140 km/jam di jalan tol Cirebon. Tapi saya turunkan kecepatan karena
saya membawa keluarga.
Gambar dalam perjalanan |
Jam 7 Pagi bunda mulai bertanya dimana kita akan sarapan.
Saya menjawab kita cari tempat yang enak buat sarapan dulu. Sekitar jam 8 kami
melewati Brebes, kami pun berhenti sebentar untuk membeli Telur Asin khas
Brebes disekitar tempat pemberhentian kami. Kami melihat orang sedang melakukan
panen bawang. Ada opini kami ingin membeli bawang itu tapi kami ragu apakah
mereka mau menjualnya atau tidak. Akhirnya kami tidak jadi bertanya kepada
mereka. Nabil pun mulai rewelnya dan mulai nangis-nangis.
Beli Telor Asin dulu |
Perjalanan kami lanjutkan untuk mencari air panas untuk
membuat mie rebus (maklum penghematan hehehe). Kami membelinya disebuah rumah
makan dipinggir jalan Pantura. Air panas
disini dihargai 8rb per termos. Lebih mahal dari jalur Sumatra, tapi sudahlah.
Kami terus mencari rumah makan yang bisa kami tumpangi makan. Akhirnya kami
menemukan rumah makan, mobil saya arahkan ke lahan parkir rumah makan ini. Kami
heran ini rumah makan ada juga jualan suvernir. Wah bisa ga ni rumah makan dijadiin
tempat nebeng makan. Akhirnya kekhawatiran kami menjadi kenyataan. Karyawan
rumah makan menghampiri kami dan kami langsung saja kabur (maaf ya mbak).
Kami terus melanjutkan perjalanan menuju Jogya . Akhirnya di
didekat sebuah pabrik tekstil kami berhenti karena disana ada pohon rindangyang
bisa dijadikan tempat berteduh selama kami melakukan sarapan padahal kami
sarapan sudah jam 9 pagi hehehe. Cukup
lama kami beristirahat disana tidak lupa kami mengabadikan momen ini.
Sarapan dan istirahat dulu |
Selesai sarapan saya mulai membawa neng erti menjajal jalur pantura kembali. Melewati Tegal
Pemalang – Pekalongan. Sesampai diPekalongan kami disambut dengan kata-kata
bahwa Pekalongan Kota batik dan banyak sekali kami temui took batik disana. Ada
dari yang tokonya eksklusif dan ada juga yang sederhana. Karena keterbatasan
dana kami berhenti juga di disebuah pasar batik yang berada di daerah
pekalongan., dengan harapan dengan harapan bunda bisa belanja dengan murah.
Saya mempersilahkan bunda untuk pergi dengan anak-anak dan enok untuk
berkeliling pasar batik sedangkan saya hanya beristirahat di mobil buta
cadangan energy di perjalanan berikutnya. Saya berusaha untuk tidur tapi tidak
bisa, akhirnya sebungkus pop mie menjadi sasaran.
Belanja Batik dulu di pasar setono |
Selepas jam 11 kami mulai melanjutkan perjanakan dari
pekalongan, melewati Batang – Subah. Bunda memberitahukan bahwa GPS (handphone)
mengarahkan kami melewati jalur alternatif. Jadi kami tidak melewati Semarang
tapi keluar di Parakan. Kami akhirnya mengambil jalur ini. Jalur ini awalnya
enak dilalui karena sepi dan jalannya bagus. Pemandangannya bagus dan diselingi
dengan tanjakan yang sangat menantang. Bahkan ada suatu saat kami harus
melewati jalur kecil yang kami kira itu bukan jalan alternatif. Tapi GPS
mengarahkan kami ke jalan itu.
Kondisi jalan jalur alternatif |
Tanjakan turunan kami lalui dengan lancar. Kadang kami
berpikir apakah benar ini jalannnya. Tapi berdasarkan petunjuk dari petunjuk
jalan kami berada dijalan yang benar (kaya sinetron saja). Kami terus menyusuri
jalan. Tapi makin lama jalan yang kami lewati agak jelek dan tidak seperti jalan
sebelumnya mulus. Mungkin dikarenakan
banyaknya kendaraan yang lalu lalang. Mulai dari ukuran kecil sampai ukuran
besar. Kami keluar dari Parakan sekitar jam 2an saing. Kami melanjutkan perjalan kami menuju
Magelang. Diperjalanan kami disambut oleh Hujan deras . Perjalan menuju
magelang jalannya sudah mulai lumayan bagus.
Sesudah magelang kami terus ke muntilan,jalan semakin besar
saya mengendari lebih cepat. Hujan terus menemani kami sampai kami kami masuk
kekota Jogaya karta. Kami berputar putar
untuk mencari jalan Malioboro karena kami menginap di jalan Dagem yang sangat
dekat sekali dengan Jalan Malioboro.
Tepat jam 17.00 kami sampai di dalam hotel yang telah saya
booking sebelumnya memlaluiteman saya. Kami
langsung check in dan bersih-besih wuiihhhh akhirnya kami sekeluarga
sampai juga ke kota Jogya karta. A Alhamdulillah…..
Gambar depan hotel |
istirahat dikamar hotel |
Selepas membersihkan
badan dan makan malam, kami sekeluarga mulai melakukan eksplorasi ke Jalan
Malioboro yang menjadi tujuan utama Enok
(kakak saya). Saya sendiri tidak terlalu menikmati jalan Malioboro ini karena
menu utamanya adalah Belanja dan Belanja….
Baju kaos (sebagian besar), aksesoris, makanan memenuhi pinggir jalan
Malioboro.
Seniman lokal sedang beraksi |
Ada sesuatu yang menarik menurut saya. Adanya pertunjukan seni dari para artis local
yang membawakan kesenian angklung. Lagunya pun enak-enak. Ada juga pertunjukan
seni tari dari aceh. Awalnya saya pikir ini berlangsung setiap malam tapi ini
hanya berlangsung Malam minggu saja. Setelah capek sight seing kami
sekeluargapun kembali ke Hotel untuk istirahat, sedangkan enok melanjutkan
pencariannya dijalan Malioboro.
Hari kedua
Kami bangun kesiangan dikarenankan nyamannya hotel ini dan
juga capeknya kami seharian di mobil selama perjalanan. Semua bergantian
mandipagi di kamar mandi . Dikarenakan dihotel Cuma mendapatkan dua orang untuk
sarapan pagi. Saya dan Azra sarapan di bawah dengan menu sederhana hotel
Ameera.
Hari ini kami merubah semua jadwal perjalanan kami menjadi
tour dalam kota saja. Jadwal pertama kami akan melakukan perjalan ke pasar
beringharjo. Dalam perjalanan kami
melakukan photo session di jalan Malioboro yang kosong dari kendaraan entah
mungkin karena “Car Free Day” barangkali. Kami berjalan leluasa di jalan tidak
seperti malam hari yang susah sekalai untuk berjalan. Para pedagang kaki lima
pun masih baru mulai membuka barang
dagangannnya.
Entah karena bujuk rayuan tukang becak akhirnya kami memulai
perjalanan kami dengan berkeling kota jogya dengan becak. Harga yang ditawarkan
adalah Cuma 10rb ke berkelilig Jogya. Tapi Intinya mereka akan mengajak kita ke
tempat kita ngabisin duit. Saya pernah baca kalau mereka dapat tips kalau kita
berbelanja. Saya belum sempat bertanya kalau hanya ke tempat-tempat pariwisata
berapa yang mereka tawarkan. Kalau sama murahnya , saya akan acungi jempol.
Turing becak |
Kami menyewa 3 becak untuk berkeliling soalnya para penumpangnya adaalah kelas berat semua.. Jadi ada 3 becak yang melakukan konvoi dan salah satunya adalah becak hybrid. Saya katakana hybrid karena bisa mengunakan dua sumber tenaga yaitu tenaga manusia dan motor. Untuk spot pertama kami dibawa tempat jualan batik didalam lingkungan kraton. Dari lokasi penjualannnya terlihat kalau batik yang dijual agak mahal. Berhubung ini urusan belanja saya hanya duduk diluar. Bunda belanja baju batik buat ukuran saya. Ukuran Jumbo…..
Tempat istirahat para tukang becak |
Lanjut ke Markas Dagadu. Disiini kami tidak berbelanja
karena harga disini mahal semua dibanding dengan barang malioboro. Berhubung
kami dana terbatas kami langsung lanjut
ke tempat pusat penjualan kaos lainnya . Mulai saat ini tukang becak yang saya
tumpangi mulai memakai tenaga motor sebagai bahan penggerak. Mungkin karena
saya berat kali yah hehehehe. Ternyata harga ditempat penjualan kaos kedua masih harga mahal dalam krateria enok.
Enok mending belanja di malioboro saja. Harga dan kualitas lumayan bersaing, ya
sudah kami menurut saja. Kami memutuskan
untuk mengakhiri belanja kaos ditempat ini dan kemudian berangkat ke tempat
makanan kecil .
Ami yang jadi tukang becak |
Saya heran kenapa para tukang becak ini mengajak kami ke
tempat yang kecil padahal disekitar itu ada tempat bakpia 25 tokonya cukup
besar. Ternyata benar perkiraan saya, mereka pasti dapat tips dari para
penjual. Selesai para ibu-ibu belanja kami kembali ke jalan Malioboro tempat
dimana kami naik tadi. Kami bertanya lokasi pasar Beringharjo. Kami ditunjukkan
lokasinya oleh para tukang becak tadi. Lokasi pasar tidak jauh dari tempat kami
turun tadi tapi ternyata kami masuk dari belakang pasar.
Jalan Malioboro Minggu pagi |
Pasar Beringharjo |
Pasar Beringharjo ini ada 3 lantai. Saya bisa mengambil
kesimpulan (kalau benar). Lantai 1 menjual batik dan aksesoris perkawinan.
Lantai 2 menjual baju kaos dan lantai 3 sebagian besar menjual Jilbab dan
kerudung untuk wanita. Saya hanya
menunggu para ibu-bu berbelanja. Jujur berbelanja baju dan perlengpan ini bukan hobi saya. Jadi saya mending menunggu
saja.
Selesai belanja di
pasar Beringharjo kami sekeluarga kembali ke hotel karena kecapean. Sedangkan
enok masih lanjut berbelanja dan masih tidak puas. Jam 2 siang kami semua
sampai di hotel. Tadi kami sempat membeli makan siang berupa pecel yang
dibungkus yang akan kami makan di hotel. Selesai kami makan siang saya, bunda
dan anak-anak tertidur pulas. Hotel yang kami tempati memang nyaman sekali
kurangnya muma ukurannya saja yang terlalu kecil, tapi lumayanlah yang penting dekat Malioboro
Sore hari kami berencana untuk melanjutkan keliling
Jogyakarta. Kami mulai perjalanan kami dari melihat Tugu di Jogyakarta. Ternyata Jogyakarta tidak
terlalu luas. Beberapa menit kami sampai di Tugu. Ternyata kami sampai disana
masih sore dan masih terang jadi hanya beberapa penjual makanan yang berada
disana. Behubung kami sudah sampai ya kami tetap mengabadikan beberapa foto
kami disana.
Perjalanan dalam kota dilanjutkan menuju ke Alun-alun
Selatan atau yang lebih dikenal Alun-Alun Kidul atau Alkid. GPS disetel untuk
menuju ke sana. Dijogya kami menggunakan 2 GPS pada Handphone (takut nyasar).
Ditengah perjalanan kami bertemu dengan kelompok pengamen yang mengamen
menggunakan angklung sperti yang kami lihat di Malioboro. Lagu yang dibawakan
mereka enak-enak. Kalau pengamen seperti ini kita dengan rela memberi tip buat
mereka.
Kami sampai di Alun-Alun selatan menjelang magrib. Tidak
berapa lama kami hujan datang menyiram kota Jogya. Hanya beberapa lama hujanpun
berhenti. Disana terlihat banyak sekali odong-odong yang berwarna-warni bahkan menggunakan LCD. Kami menyewa salah satu odong-odong tersebut dan kami harus mengayuh
sendiri (waduh…..). Untuk satu putaran dikenakan sewa 15rb (mungkin bisa
ditawar). Dengan santai kami kayuh odong-odong
satu putaran. Selesai menganyuh sepeda kami ingin mencoba nasi kucing
disini. Kami semua takjub dengan harga yang berikan ketika kami selesai makan.
Kami makan hanya hati ayam dan telur puyuh
sebanyak 12 tusuk. Nasi 6 bungkus semua harga 61rb. Mending makan nasi
bungkus padang kali. Dengan harga segitu udah bener-bener kenyang. Berhubung udah diJogya cobain aja. Azra juga
menyewa skuter di Alkid yang juga menggunakan lampu yang warna warni dan juga
minta dibeliin maenan. Ya udah mainan azra pun dibelikan beliin aja buat anak ini.
Alun-alun selatan |
Odong-odong Alun-alun selatan |
warung-warung disekitar Alun-alun selatan |
Bunda, Ami dan Azra naik odong-odong |
Nasi kucing equipment |
Selesai main ke Alun-alun kami lanjut pulang ke hotel.
Kecapean semua dari jalan-jalan sore hari. Sesampai dihotel kami kembali
beristirahat saja sedangkan enok lanjut jalan ke Malioboro melanjutkan
perburuan baju murahnya (hehehe). Jam 8.30 enok kembali juga ke hotel dan jam 9
malam kami tertidur.
Hari Ketiga
Hari ini kami akan check out dari hotel dan melanjutkan
perjalanan ke Dieng. Berhubung late check outnya jam 12 siang. Bunda dan enok kemabli melanjutkan
hunting baju batiknya ke Pasar Beringharjo sedangkan saya dan anak-anak
menunggu di hotel. Alhamdulillah. Tepat jam 11.00 kami keluar dari hotel
setelah bunda dan enok selesai belanja di Beringharjo. Tujuan selanjutnya adalah
Candi Borobudur. Kami memilih jalur
alternative berdasarkan informasi dari GPS, namun makin lama jalur yang kami
pilih makin lama makin kecil dan saya tidak yakin kalau jalan yang kami pilih
benar. Kami kembali putar arah dan melewati jalur biasa menuju Borobudur.
Foto-foto dulu sebelum masuk candi |
Sesampainya di Borobudur kami juga disambut oleh hujan
deras. Kami mulai ragu apakah kami masuk kedalam atau tidak. Hujan berhenti,
kami memutuskan untuk masuk dan menyewa
satu payung buat anak-anak, kalau seadainya didalam hujan. Tiket masuk dewasa 30rb dan tiket masuk
anak-anak dibawah 6tahun rp. 12.500. Walaupun azra sudah 6 tahun lebih kami
anggap dia masih anak-anak (lumayan).
Loket pembelian tiket masuk candi |
Dari loket ke candi kami mesti berjalan kaki di perjalanan
akan disediakan kain yang harus dipkaia untuk menaiki candi. Untuk para pengunjung yang berumur 12 tahun keatas. Dari
loket ada juga disediakan transportasi menuju candi dengan menggunakan mobil
dengan syarat harus biaya tambahan tentu saja (mana ada yang gratis mang).
Foto-foto terus |
Lumayan juga tenaga yang dibutuhkan untuk mendaki candi
Borobudur. Ngos-ngosan juga mendaki
candi ini. Tapi kelelahan itu terbayarkan dengan keindahan yang kami dapatkan.
Hujan juga menambahkan keseruan kami mengunjungi candi ini. Hujan yang turun
ini tidak beberapa lama berhenti. Kami terus melanjutkan kunjungan ke candi
Borobudur. Kami terus melanjutkan tur kami di Borobudur. Melihat salah satu
keajaiban dunia, dan tidak lupa kami berfoto2 seperti biasa.
Ami dan Azra sedang kompak |
Keindahan pemandangan sekeliling candi Borobudur |
Tak lama kamipun beranjak turun dari candi Borobudur.
Turunan yang tucum tajam harus kami lalui dan kami harus berhati-hati melewati
turunan ini. Kemudian kami berja;an melewati para penjual souvenir yang
berjejer disepanjang jalan kami keluar dari lokasi candi. Penjual souvenir ini
masih terus ada samapi ke tempat parkiran, dikarenakan kami datangnya bukan
hari libur jadi para penjual souvenir
tidak terlalu banyak.
Azra dan payung in action |
Pedagang suvenir didalam kawasan candi |
Pedagang suvenir yang resmi |
Sekitar jam 14.30 kami melanjutkan perjalanan menuju
wonosobo dengan tujuan melihat Dataran tinggi Dieng. Dalam perjalanan hujan
menemani kami. Hujan cuku deras dan akibatnya kami sedikit tersesat, kami
mengarah ke Purwokerto. Terpaksa kami kembali balik arah ke jalan yang kami
pikir bukan jalan menuju Wonosobo. Jalan
yang kami lalui kadang bagus, kadang jelek dan anehnya mobil besar seukuran
Fuso juga melewati jalan ini.
Kami sampai di Wonosobo menjelang sore sekitar jam 16.30.
Kami langsung tancap gas menuju Dieng. Hujan terus konstan menemani kami.
Perjalanan ke Dieng jalannya cukup menantang. Kami terus jalan menuju Dieng.
Kabut tipis mulai terlihat disekitar perkebunan. Kami tidak tahu itu perkebunan
apa. Kalau cuma kabut segini tidak akan menghalangi kami, kami akan terus
menuju Dieng. Sedangkan orang dari atas terus saja santai ke bawah dengan
menggunakan motor atau mobil.
Kabut tipis |
Makin keatas jalan , suasana makin gelap karena hari makin
sore dank abut makin tebal. Wah bunda berkata “ Gimana kalau kabut tebal
banget”… Saya bilang mungkin tidak tebal soalnya orang dari atas masih banyak
yang turun. Sampai suatu saat kami semua tidak bisa melihat lagi dengan jelas
kedepan walaupun semua lampu mobil telah dihidupkan. Jarak pandang mungkin
hanya sekitar 10-20 meter saha. Dan suasana sekitar juga gelap sekali. Tidak
ada lampu rumah penduduk yang hidup.
Kabut tebal |
Kami pun berdiskusi sejenak dan diambil kesimpulan kalau
kami akan menginap di kota Wonosobo saja. Langsung saja saya memutar kembali mobil kearah Wonosobo.
Tidak beberapa lama kami sampai ke kota wonosobo. Kami mulai mencari penginapan
yang murah meriah hehehe. Didapatlah sebuah pengianapan yang bernapa “Hotel
Panarama” yang ratenya berkisar 100rb-200rban. Setelah besdiskusi sejenak,
dengan kata mufakat kami menginap
disini, setelah melihat beberapa kamarnya.
Hotel di Wonosobo |
Bagian dalam hotel |
Kamar menginap |
Hotel ini cukup nyaman walaupun harganya murah dan yang terpenting
kendaraan parkir didepan pintu kamar. Jadi kami lebih mudah mengeluarkan dan
memasukkan barang.
Setelah semua mandi dan sholat. Selepas magrib kami semua
berjalan disekitar hotel untuk mencari makan malam. Bunda ingin melakukan
wisata kuliner dan ingin mencicipi mie ongklok yang khas wonosobo. Kebetulan
sekali didekat hotel ada yang menjualnya, jadi kami tidak perlu berjalan jauh
untuk makan malam. Suasana kota sangat sejuk sekali, mungkin karena habis hujan
atau memamng kota ini berada di kaki gunung.
Selepas makan kami langsung menuju hotel untuk beristirahat.
Karena besok kami akan melakukan perjalan panjang pulang ke Bekasi.
Hari Terakhir (14
Januari 2014)
Tepat Jam 8.00 kami check out dari hotel untuk melihat
alun-alun yang kami lihat sewaktu kami akan menuju Dieng kemaren sore. Karena
kota ini tidaklah besar, tidak beberapa lama kami sampai ke alun-alun. Saya
akui alun-alunya bagus dan terawat. Disini kami berfoto-foto ria sekeluarga.
Dan yang pasti wisata kuliner. Ada beberapa makanan yang dijual disini seperti
nasi krecek, sate jamur dll. Pertamax saya mencicipi krecek dengan ayam
kampong. Rasanya lumayan enak dan yang lebih enak harganya juga murah hehehe.
Nyantai dulu ahhh |
Jalan-jalan pagi disekitar hotel |
Lalu lintas di Wonosobo di pagi hari |
Foto-foto lagi |
Nyantai di alun-alun Wonosobo |
Azra sedang bergaya |
Sedangkan bunda dan enok makan sate jamur. Saya pun tertarik
mencicipi sate tersebut dan memang ternyata juga murah. Harganya sekitar
7rb/porsi. Sudah termasuk 10 tusuk sate jamur, lontong dan kuah kacang. Menurut
yang menjual kalau hari libur biasanya bisa laku 1200 tusuk. (woooow). Dia
biasanya berjualan dari pagi sampai malam.
Penjual sate jamur |
Sate jamur |
Dari alun-alun kami bisamelihat puncak Dieng. Bunda kembali
mengajak kesana tapi saya pikir nanti saja soalnya mood kesana udah hilang
semalem. Jadi kita tidak jadi kesana padahal bunda ingin sekali sesana. Saya
bilang nanti Insya Allah kita kesini lagi. Tujuan utama kesini dulu.
Selepas wisata kuliner kami melanjutkan perjalanan kami
pulang. Sekitar jam 9.30 pagi. Kami akan melewati Kota-kota berikut Banjarnegara
– Klompok – Banyumas – Buntu – Rawalo – Wangon – Majenang. Kami mengisi bensin
dan istirahat siang di salah satu Pom bensing di Majenang. Kami mulai dari sini
mencari rumah makan yang enak buat disinggahi.
Pemandangan diperjalanan |
Foto-foto selama diperjalan pulang kerumah |
Kami terus jalan melewati kota demi kota. Padahal belum makan siang. Banjar
– Ciamis – Tasikmalaya kami lewati. Baru selepas Tasik kami menemukan rumah
makan yang sesuai dengan keinginan kami. Kamipun melakukan istirahat lagi disana.Sholat dan makan.
Kami memesan ayam goring dan sop. Harga disini lumayan murah juga untuk 4 orang
kami hanya dikenai 88rb. Padahal nasinya sebakul hehehe.
Selepas kami istirahat kami melanjutkan perjalanan menuju
bekasi melewati Malongbong – Nagrek dan masuk tol Cileunyi. Baru saja kami
masuk pintu tol hujan yang sangat deras menemani perjalanan kami menuju bekasi.
Rencananya kami akan istirahat di salah SPBU di tol ini. Ternyata SPBU yang
kami masuki sangat penuh dan kami memutuskan melanjutkan perjalanan pulang.
Tepat jam 21.20 kami sampai didepan rumah di bekasi. Hmfffff akhirnya kami
sampai juga dengan selamat. Alhamdulillah.
Rincian Biaya :
Bensin Bekasi – Jogyakarta – Bekasi : Rp. 535.000,-
Jarak tempuk perjalanan :
1209 Kilometer
Konsumsi Bahan bakar kendaraan : 1 Liter : 14,7 Kilometer (full to full
methode)
Penginapan Jogyakarta : Rp. 375.000,-/ malam (2 malam)
Wonosobo : Rp. 135.000,-/malam ( 1 malam)
Makan & konsumsi :
Tergantung kita
Biaya lain-lain :
Tergantung kita
2 komentar
Terima kasih atas kunjungannya ke blog keluarga kami
BalasHapusMakasih cerita travelnya, btw kalau lewat cipali mungkin lebih cepat ya om,InsyaAllah awal tahun depan kota rencana ke dieng juga
BalasHapus