Perjalanan Bekasi–Tokyo
4:16:00 PM
Sudah lewat hampir 5 bulan perjalanan saya ke
Tokyo Jepang. Baru sempat saya menuliskan cerita ini. Padahal cerita tentang
mudik pada bulan Juli saja sudah ada tapi perjalanan saya ke Jepang pada Bulan
mei belum. Akhirnya saya putuskan untuk membuatnya. Perjalanan ke Jepang ini
sebenarnya bukan perjalanan pribadi tapi adalah Bussiness trip dari kantor
untuk keperluan training. Tujuan utamanya adalah training. Mumpung saya
mendapatkan kesempatan training sekalian kalau ada waktu senggang saya akan
jalan-jalan disana.
Proses utama menuju Jepang adalah saya harus
memperpanjang Paspor saya yang sudah mau habis masa berlakunya. Karena ini
adalah tugas kantor maka untuk memperpanjang paspor dilakukan oleh pihak kantor.
Kebetulan sekali saya diperpanjang untuk mendapatkan paspor elektronik. Sementara untuk Visa juga diurus kantor.
Katanya sih kalau kita menggunakan paspor elektronik kita tidak perlu lagi
mengajukan Visa di kedutaan Jepang tapi biarlah semua diurus kantor. Yang
penting saya berangkat ke Jepang cihuyyyy. Untuk penerbangan saya memilih
menggunakan Singapore Airlines yang transit di Singapore. saya berangkat berdua dengan temena kantor. Senang sekali ada teman selama diperjalanan
ke Jepang. Soalnya pertama kali saya ke Jepang saya berangkat sendiri jadi
males kemana-mana.
Seminggu sebelum keberangkatan saya telah
menerima lengkap semua uang jalan, paspor dan visa serta petunjuk menuju hotel
dari bandara Nagoya, karena Singapore Airline mendarat di Narita Airport. Tidak
lupa saya mencetak semua invitation letter dalam bahasa Jepang dan surat yang
dikirim oleh pihak Jepang ke saya, serta vocer taksi. Saya print semua. Saya tidak
mau ada masalah selama saya menuju ke Jepang.
Pada hari keberangkatan yaitu hari Sabtu 16 May
2015, saya diantar oleh keluarga saya menuju bandara Internasional Soekarno
Hatta. Yang mengantar Full team, Bunda, Azra dan Ami mengantar saya ke bandara.
Agak berat bagi saya meninggalkan mereka
semua disini. Tapia apa daya saya harus berangkat menunaikan tugas hehehe. Dari
Bekasi kami berangkat menuju Bandara dengan menggunakan Taksi. Nabil dan Azra
sangat semangat sekali didalam mobil mereka tidak henti berkicau.
Nabil (Pasukan I) |
Bunda (Pasukan II) |
Kami semua menunggu di bangku penunggu sambil
menunggu saya masuk. Kakak dan Nabil sibuk berlarian. Saya diingatkan bunda apa
perlu bawa oleh-oleh ga kesana. Baru saya ingat dan meminta bunda membelikan
kopi di toko penjual terdekat dan Nabil melihat ada mainan di toko tersebut
langsung saja teriak minta mainan dengan sejuta alasan kami mengalihkan perhatiannya
dan akhirnya dibujuk dengan minuman.
Cukup lama kami bermain di bandara sampai
akhirnya saya bertemu dengan rekan kerja saya yang akan juga berangkat ke
Jepang. Dia dari rumah sendiri dan tidak diantar oleh istrinya. Tidak beberapa
lama kemudian, saya masuk ke ruang check in berdua meninggalkan Bunda, Azra dan
Nabil. Mereka pulang menggunakan Damri dan Nabil sangat senang sekali naik bus
Damri. Kata bunda sepanjang jalan dia tidak berhenti mengoceh.
Pesawat kami berangkat jam 18.10 dengan nomor
penerbangan SQ963. Kami melakukan check in sekitar jam 3an. Saya meminta tempat
duduk teman saya disebelah saya soalnya kami terpisah duduknya. Pihak travel
sudah melakukan city check in dan Alhamdulilah kami berdua yang dipindahkan
sesuai dengan permintaan. Kami berdua dapat duduk bersebelahan baik itu
Jakarta-Singapore dan Singapore-Tokyo.
Untuk penerbangan Singapore-Tokyo kami langsung
melakukan check in di Jakarta. Selesai check in kami langsung melakukan ibadah
sholat Ashar di mushola bandara. Setelah melaksanakan kewajiban kami langsung
menuju ruang tunggu pesawat tapi sebelum itu saya sempatkan menghisap sebatang
rokok di smoking area.
Ruang tunggu masih kosong |
Pesawat saya bukan ya? |
Saat itu kondisi ruang tunggu masih kosong kami
menunggu sampai pesawat datang dan akhirnya kami dipersilahkan masuk
berbarengan dengan penumpang ekonomi lainya setelah penumpang prioritas masuk
ke pesawat. Saya seperti biasa mengambil
posisi di window seat dan Fanni mendapatkan bangku tengah (secara badannya
ramping hehehehe). Pada posisi gang duduk bapak-bapak.
Perjalanan menuju Singapore membutuhkan waktu
sekitar 1 jam 45 menit dan beda waktu antara Jakarta dan Singapore 1 jam.
Didalam pesawat kami dihadangkan dengan makanan yang cukup jarang kami jumpai
rasanya. Selain itu kami juga menghabiskan waktu dengan menonton video dan
akhirnya sampai di Singapore.
Penerbangan kami bisa dibilang on time.
Sesampainya di Singapore, pesawat cukup lama mencari lokasi terminal dan saya melihat
kalau Bandara Changi ini lumayan besar. Cukup lama pesawat mencari lokasi terminal
kami mungkin lebih dari 10-15 menit sejak pendaratan. Setelah pesawat
benar-benar berhenti saya dan Fanni turun dari pesawat untuk memulai eksplorasi
di Bandara Changi saja. Kami keluar sekitar jam 9 lewat.
Mencari gate keberangkatan |
Hal pertama yang ingin saya pastikan adalah
dimana posisi Gate keberangkatan kami nantinya. Ternyata disana kita cukup
menscan boarding pass ke alat yang tersedia dan kemudian akan tampil lokasi
dimana kita berada dan lokasi gate kita akan berangkat nantinya. Disana juga
disediakan orang yang bisa kita Tanya-tanya. Ternyata lokasi saya turun pesawat
di terminal 2 dan saya harus berjalan ke Terminal 3 dimana gate saya berada dan
lokasinya cukup berjauhan. Ternyata di sana disediakan kereta antar terminal
yang bisa digunakan oleh siapa saja didalam bandara. Ada dua cara menuju satu
terminal dengan terminal lainnya menggunakan Skytrain (kereta) atau bus. Kami
lebih memilih kereta karena lebih cepat.
Dalam Skytrain |
Setelah turun dari Skytrain kami melihat orang
antri di suatu alat. Ternyata alat tersebut bisa mengeluarkan pin dengan mendaftarkan
no paspor kita. Tujuannya bisa menggunakan Wifi gratis selama kita di bandara.
Yah lumayanlah karena kartu yang saya pakai belum bisa go international.
Password Wifi gratis |
Sesampai di terminal 3 kami melakukan sholat
dahulu. Lokasi mushola yang disediakan pihak bandara memang agak kebelakang
tapi petunjuk yang disediakan cukup jelas., sehingga kami mudah menemukan letak
musholanya. Ruangan musholanya yang disediakan juga cukup nyaman.
Setelah kami selesai sholat barulah kami explore bandara Changi
ini walau hanya dekat-dekat dengan gate keberangkatan kami. Terminal 3 ini
sangat luas dan nyaman. Banyak sekali
toko dan restoran disini. Tapi kami hanya cuci mata saja karena tidak mau uang
kami habis hanya sedangkan kami belum sampai di Jepang. Kami masuk ke toko
Elektronik, hal pertama yang dilakukan setelah melihat barang adalah melihat
harga dan kalkulasi ke rupiah hahaha…..
Setelah selesai
jalan mengelilingi Terminal 3 Bandara Changi (walau sebenarnya ga semua). Kami langsung
menuju gate keberangkatan kami yang ternyata masih tutup. Kemudian kami
langsung duduk di lantai yang beralaskan karpet (hampir semua bandara lantainya
dilapisi karpet). Jadi kami melatai dengan nyaman. Di sana juga disediakan air
minum gratis (air biasa tentunya) yang
dingin menyejukkan di tempat-tempat tertentu. Sayang ini belum ada di
Indonesia.
Changi I |
Changi II |
Changi III |
Changi IV |
Ini dia gate keberangkatan kami |
Tidak beberapa lama Gate kami dibuka oleh
petugas yang berbadan gelap (hihihi), saya bilang ke fanni nanti saja masuknya
kalau antriannya sudah sepi. Eh ternyata antrian masuk kedalam ruang tunggu
tidak pernah sepi. Saya dan Fanni terpaksa mengantri juga takut ketinggalan
pesawat.
Setelaha diperiksa boarding pass dan paspor
serta barang bawaan (tidak lupa pastinya). Kami menungu di bangku yang telah
disediakan dan disni didekat bangku disediakan colokan bagi yang memerlukan.
Fanni mengecas handphone miliknya yang sudah krisis energy.
Tidak berapa lama para penumpang tujuan jepang
(Narita) dipanggil kami menggunakan flight SQ638 yang berangkat jam 23.55
malam. Tentu saja penumpang yang kelas bisnis dan prioritas yang naik duluan
sedangkan kami tetep belakangan hahaha. Saya masih tetap duduk di jendela
sedangkan fanni ditengah.
Pramugari langsung menyuguhi kami dengan kain
lap panas (hangat) standar Singapore Airline (ga tau kalau airline lain).
Setelah pesawat take off kemudian kami disuguhi makanan, karena tengah malam
selera makan agak berkurang. Tapi dari pada rugi ya kami tetep makan.
Selesai makan saya lanjut menonton film yang
tersedia sedangkan fanni tidoor. Saya sedikit pusing memilih mana yang akan di
tonton dahulu. Tidak beberapa lama sayapun tertidur dengan monitor menyala.
Sekitar jam 4 pagi saya terbangun dan melanjutkan menonton just for laugh dan
film lanjutan semalam.
Jam 5 pagi saya mulai melaksanakan sholat
Shubuh, dengan cara duduk. Setelah itu
tidak beberapa lama kami disuguhi dengan sarapan pagi yang saya lupa menunya.
Tentu saja rasanya tidak seperti nasi bebek Madura Mak Isa, tapi variasi
menunya lumayan banyak. Selesai sarapan saya dan fanni lanjut lagi menonton
sampai kami mendarat di Narita Airport.
Keluar dari pesawat kami mengikuti para
penumpang lainnya untuk pemeriksaan di custom Jepang. Bandara ini keliatan
sekali tipikal Jepang. Tersedia kamar mandi di setiap beberapa ratus meter dan
juga tempat air minum. Kalau jalan di escalator jalan di sebelah kiri yang
pelan dan sebelah kanan buat yang ngebut. Saya pikir bandaranya kecil tapi
ternyata lumayan besar juga. Soalnya saya berada dilantai atas (kedatangan).
Cuma ada satu arah yaitu arah keluar |
Pemandangan ke luar Narita Airport |
Petunjuk yang jelas |
Air minum gratis |
Ternyata
saya baru tahu dilarang mengambil gambar diarea pemeriksaan. Soalnya ada
penumpang yang sampai diteriak-teriakin sama petugasnya yang ga tau
artinya. Soalnya dia menggunkan bahasa
Jepun sih. Coba bahasa Padang ambo layanin.
Selesai pemeriksaan kemudian kami menuju
tempat penambilan barang, tidak berapa lama barang bagasi kami keluar dan kami
bergegas menuju ke pintu keluar . Sebelum keluar ternyata ada sekali lagi
pemeriksaan barang dan bagasi dan sempat barang saya akan diperiksa oleh bea
cukai tapi karena susah bukanya dan saya perlihatkan surat dari kantor saya
dipersilahkan keluar.
Tempat pengmbilan barang yang tidak berdesak-desakan |
Kami menuju meja informasi untuk bertanya dimana
kami harus tiket bus (Limosin Bus) kemudian kami diarahkan ke satu meja.
Kemudian kami membali tiket dengan harga 3000 Yen untuk Limosin Bus tujuan
Shinegawa. Kami langsung keluar sesuai dengan denah yang diberikan oleh pihak
jepang. Ternyata ada banyak destinasi Limosin Bus. Dengan percaya diri yang over
kami berdiri saja di salah satunya. Petugas meminta kami menunjukkan karcis
tujuan kami. Ternyata kami salah berdiri dan Bus kami pun masih lama datangnya.
Kami menuju lokasi yang ditunjukkan oleh petugas tersebut. Ternyata kami tidak
melihat papan penunjuk yang terpasang (maklum ndeso). Kamudian kami menuju ke
tempat seharusnya kami menunggu dan memperlihatkan tiket yang kami beli ke
petugas. Kemudian barang bawaan kami disusun berdasarkan lokasi kami turun.
Tempat menunggu bus |
Menunggu bus kami dating tidak lupa kami berpoto
ria dan sekalian saya ingin merokok. Disana disediakan ruangan khusus para
merokok dan untuk masuk ada pintu geser. Saya berusaha membuka pintu
tersebut dan tidk berhasil. Kemudian
saya menunggu sampai ada orang yang masuk kedalam ruangan tersebut. Saya
melihat apa yang bisa membuka pintu tersebut ternyata hanya menekan gagang
pintu maka pintu akan terbuka otomatis (waduh ndeso lagi).
Dua batang saya habiskan diruangan tersebut dan
entah kenapa fanni juga ikut padahal dia tidak merokok. Ternyata dia mencari
lokasi untuk mengecas handphonenya. Kami keluar dan menunggu bus kami datang.
Satu persatu para penumpang daaing. Kami pikir awalnya hanya kami saja
penumpangnya ternyata hampir penuh bus tersebut dan juga mengambil penumpang di
terminal yang lain. Setiap mau berangkat petugas dilapangan memberikan hormat
dengan cara menunduk kepada pak supir. Mungkin ini sudah menjadi keharusan.
Didalam bus kami juga diharuskan memakai seat belt. Aduh mana perut saya
lumayan besar lagi. Dengan susah payah akhirnya saya berhasil memasang seat
belt tersebut.
Sekitar 45 menit kami menikmati perjalanan dari
bandara Narita menuju Tokyo. Kami menikmati kombinasi pemandangan hamparan pertanian, pergudangan
dan gedung bertingkat. Bersih dan terorganisir dengan rapi itulah kesan saya
terhadap Negara ini. Mungkin saya hanya melihat secuil saja tapi kesan saya
terhadap Negara ini baik sekali. Saya berpikir kapan Negara Indonesia ku
tercinta bisa seperti itu. Informasi yang diberikan pada layar monitor didalam
bus juga membantu kami menetukan next stop berikutnya. Bus Limosin ini berhenti
di beberapa hotel diwilayah Shinegawa. Sedangkan Hotel kami berada di komplek
perhotelan disekitar Shinegawa.
Kondisi Limosin Bus |
Display info dalam bus |
Lokasi hotel kami agak kedalam dan sangat asri sekali.
Pada saat itu masih adem (tidak tau musim apa). Disekitar hotel banyak sekali
pepohonan dan tertata dengan rapi. Sangat hijau sekali.
Kami sampai di hotel sekitar jam 11 siang dan
tentu saja kami belum melakukan check in. Kami menitipkan barang bawaan kami ke
pihak hotel dan selanjutkan kami akan melakuka perjalan kecil. Kami tidak tahu
kemana yang akan dituju. Kemudian kami bertanya ke petugas hotel daerah yang
bisa kami kunjungi. Dia menyarankan Tokyo tower dan bebrapa tempat lainnya.
Kami lebih memilih Tokyo tower.
Untuk cerita kunjunan ke Tokyo Tower dan ke
Akibara bisa dibaca pada cerita berikutnya.
0 komentar