Senin, 17 Juli 2017

Day 6- Wisata Religi di Sharjah

Lanjutan dari cerita sebelumnya (klik disini)

Pada hari terakhir training ini, training selesai lebih cepat dari jadwal seharusnya. Semua materi telah diberikan kepada peserta. Sehingga training terakhir saya di Dubai berakhir pada jam 10 pagi. Jam makan siang masih lama dan akhirnya saya memutuskan untuk tidak makan siang di lokasi training, akan tetapi saya akan menumpang salah satu peserta training yang akan pulang ke Sharjah. Hari ini saya akan mengunjungi daerah Sharjah, sebuah kota yang berjarak 49 kilometer dari  hotel saya berada.
Foto bareng dulu ama temen-temen

Foto ama orang rusuh
Tujuan saya kali ini hanya ingin mengunjungi beberapa Mesjid yang berlokasi di Khalid Lake. Yaitu Mesjid An-Noor dan Mesjid Al-Taqwa. Kedua Mesjid ini berlokasi di lokasi yang sama yaitu di sekeliling Danau Khalid. Mesjid  Raja Faisal yang merupakan  mesjid sumbangan dari Kerajaan Arab Saudi (menurut info yang saya terima dari guide lokal saya, yaitu Pak Iskandar atau Pak Mirza).
Ke hotel dulu mengantar barang ini
Berangkat dari JAFZA (lokasi training) saya berangkat menjelang jam 11 siang. Kemudian dalam perjalanan kami melewati keramaikan lalu lintas kota melewati Dubai yang  ramai. Menurut penuturan Pak Mirza kalau menjelang hari libur kadang perusahaan ada yang jam kerjanya setengah hari pada hari kamis dan libur pada hari Jumat. Sedangkan masuk kerja pada hari Sabtunya.
Menembus keramaian lalu lintas Dubai

Tuh sensor tolnya

Gedung maning
Kadang mobil kami sedikit terhambat dan kadang lancar. Sistem tol di negeri ini memang sudah lebih maju dari pada di Indonesia. Semua kendaraan akan dilengkapi sensor.  Setiap melewati jalan tol maka kendaraan akan otomatis terpotong saldo dananya yang telah disimpan. Jika dana kosong maka akan dikirimkan SMS, dan harus diisi. Jika si pegendara tidak mengisinya maka kita akan didenda.

Saya juga melewati bandara yang akan saya pakai nantinya untuk Berangkat balik ke Jakarta. Saat diperjalanan rasa kantuk melanda. Saya tidak bisa tidur karena saya tidak mungkin meninggalkan Pak Mirza tidur sementara dia kecapeean membawa mobil. Kendaraan yang kami pakai saat itu adalah kendaraan keluaran China. Merek mobil tersebut tidak pernah saya dengar di Indonesia. Kendaraan SUV yang sedang masa percobaan untuk nantinya akan dijual di Dubai.
Berdua dengan Pak Mirza
World  Trade Center (WTC) yang lama kami lewati dan bebagai macam gedung yang tinggi juga kami lewati. Akhirnya kami sampai juga di lokasi yang kami rencanakan. Mencari lokasi parkir disini lumayan susah juga soalnya hampir spot parkir yang tersedia sudah penuh.  Akhirnya kami mendapatkan juga tempat parkir walau agak jauh dari mesjid yang kami tuju.
Danau disebelah Mesjid

Mesjid tujuan kami
Dalam perjalanan menuju Mesjid kami melewati pinggir danau yang udaranya sejuk sekali. Dipinggir danau dibuat jalan untuk khusus pejalan kaki yang akan berkeliling danau, baik yang berolahraga atau yang berkeliling danau. Dipingir danau ditanam rumput dan pepohonan yang berfungsi untuk tempat para keluarga beristrihat. Menurut Pa Mirza, saat hari libur maka danau ini akan penuh dengan keluarga yang berlibur dan menggelar tikar. Saat saya datang disana saya melihat ada beberapa keluarga saja yang sedang beristirahat di pingir danau. Walau cuaca saat itu terik akan tetapi tidak terasa perih dikulit. Angin yang bertiup membuat teriknya panas tidak terasa.
Tampak Mesjid dari depan

Tempat Wudu yang full AC

Area depan Mesjid
Sesampai di Mesjid An Noor, kami kemudian mendekati pintu masuk akan tetapi pintu mesjid saat itu dikunci. Beberapa jemaah melaksanakan sholat di luar mesjid dan tepatnya didepan pintu masuk Mesjid. Memang kedatangan kami saat itu sekitar jam 1 siang dan sholat zuhur telah selesai dilaksanakan.

Akhirnya kami memutuskan untuk melaksakanakan sholat suhur disana. Setelah melepas alas kaki kami menuju tempat mengambil wudu’ dan pas saya masuk ternyata tempat wudu’nya saja Full AC dan dingin sekali dialam sana.

Setelah selesai berwudu’ kemudian kami melaksanakan sholat didepan pintu masuk. Cukup banyak jamaah yang melaksanakan sholat saat itu.
Didepan Pintu inilah kami sholat
Kemudian setelah kami selesai sholat, Pak Mirza melihat ada petugas Mesjid yang keluar. Dengan sigap beliau langsung mehampiri dan berbicara dengan bahasa Arab. Pak Mirza meminta izin kepada petugas untuk saya dapat masuk kedalam mesjid. Saya akhirnya diperbolehkan masuk kedalam mesjid akan tetapi  melalui pintu samping. Alasan pintu mesjid dikunci adalah kalau pintu terus dibuka, maka banyak sekali yang akan tidur-tiduran didalam mesjid. Ohhh itu alasannya kenapa pintu mesjid dikunci. Negara Islam kok pintu Mesjid dikunci. Ternyata pintu mesjid akan dibuka hanya pada saat masuk waktu sholat saja.
Bagian dalam Mesjid

Ornamen langit-langit Mesjid

Mesjid full karpet tebal
Sesampainya kami didalam, saya melihat lihat bagian dalam mesjid yang Full AC.Bagian dalam mesjid sangat adem sekali dan karpetnya sangat empuk. Beberapa saat saya mengambil gambar bagian dalam mesjid ini.

Tidak beberapa lama kami selesai melihat bagian dalam mesjid dan kemudian beranjak menuju keluar mesjid. Sebelum kami menuju parkiran mobil, terlebih dahulu  kami mendekat ke tempat air minum yang tersedia diluar mesjid yang bisa dinikmati secara gratis.

Perjalanan kami lanjutkan menuju ke Mesjid berikutnya di lokasi yang sama di sekitaran Danau Khalid. Tujuan kami berikut kami adalah Mesjid At Taqwa. Mesjid ini menjadi tujuan saya karena disekitar mesjid ini terdapat lokasi yang menurut saya lumayan bagus.
Narsis dulu ah.....
 Pak Mirza memarkirkan kendaraan didepan Mesjid tidak didalam, karena menurut Pak Mirza kalau parkir didalam akan lebih mahal sedangkan kalau parkir didalam masih kelanjutan dari parkir tadi.
Kami kemudian masuk kedalam area mesjid At Taqwa dan  berkeliling  disekitar Mesjid. Di area mesjid ini lebih tertata lagi. Ada taman, area jalan santai bahkan juga ada jalur jogging yang  lantainya terbuat dari karet bukan dari semen. Jadi kaki pelari yang sedang berlari tidak mengalami kesakitan.

Sayang sekali saya tidak bisa masuk kedalam Mesjid dengan alasan yang sama seperti sebelumnya. Bahkan disini ada petugas keamanan yang bertugas. Jadi kami tidak bisa mendekati petugas seperti yang dilakukan sebelumnya.
Sayang juga ga bisa masuk ke dalam

Ini dia jalur jogging di sekitaran mesjid

Jalur jogging yang bahannya karet

Tamannya terawat dengan baik
Setelah puas berfoto-foto, Pak Mirza mengajak saya untuk makan siang dirumahnya. Sungguh  saya merasa tidak enak. Padahal sih sudah lapar banget. Akhirnya saya menyetujui makan di rumah {ak Mirza. Kami langsung beranjak menuju rumah Pak Mirza., akan tetapi kami mengitari danau ini dahulu sebelum kami menuju rumah pak Mirza. Di tengah danau ada sebuah gedung pertunjukan dan diujung lain bagian danau terdapat Water Park yang aak kecil menurut saya.

Sepanjang perjalanan saya diterangkan kalau ini ada dua buah (souq)pasar yang saling berhadapan yaitu pasar emas dan pasar ikan. Bertolak belakang banget inih pasar. Tidak berapa lama saya melihat Mesjid yang dibangun oleh kerajaan Arab Saudi.  Mesjid King Faisal terlihat megah berdiri.  Setelah itu hanya terlihat banyak sekali apartment yang bediri yang menampung penghuni Sharjah.
Kalau ini pasar emas kalau tidak salah
Tidak beberapa lam kami sampai dirumah Pak Mirza di sebuah Apartment yang menjulang. Parkir kendaraan disini agak berantakan disebuah lapangan kosong. Wah kalau lapangan ini dibangun lagi Apartment baru bakalan pusing cari lokasi parkir mobil nih.
Area lokasi apartment Pak Mirza
Kami langsung masu kedalam sebuah gedung Apartment dan menuju lantai 26 dengan menggunakan sebuah lift. Saya dipersilahkan masuk kedalam sebuah Apartment. Saya diperkenalkan dengan anak-anak Pak Mirza. Anak Pak Mirza ada 4 orang. Satu diantaranya sudah menikah dan sisanya masih tinggal bersama Pak Mirza. Satu diantaranya telah Hafiz Alquran, ya Allah mudah-mudahan anak saya juga ada yang Hafiz. Kami sampai disana sekitar jam setengah 3 sore.
Ruang keluarga kediaman Pak Mirza

Dijamu keluarga baru
Saya langsung disuguhkan makan siang yang menjelang sore hehehe dengan menu ala arab gitu. Seperti biasa saya cocok dengan menu yang dihidangkan (atau memang kita yang lagi kelaperan). Menu Ayam, hati ayam dan menu lain yang pertama kali saya rasakan. Saya dan Pa Mirza menikmati makan siang ini dengan lahap.

Selesai makan kami berbincang diruang tamu yang merangkap ruang makan keluarga guide saya. Rumah yang full AC  membuat mata saya mengantuk. Agak berat rasanya menahan mata ini agar tidak tertidur.

Menjelang Ashar kemudian saya pamit untuk pulang menuju Hotel.  Saya akan diantar oleh Pa Mirza menuju terminal bus terdekat di Sharjah. Turun dari gedung kami melaksanakan sholat terlebih dahulu di mesjid terdekat. Sedikit kehebohan terjadi bahwa di mesjid kehabisan air sehingga  jemaah susah mengambil air wudu’.  Alhamdulillah, wudu’ saya belum batal sehingga saya langsung masuk kedalam mesjid untuk melaksanakan Sholat Ashar.

Selesai melaksanakan sholat kami keluar dari mesjid dan saya langsung ingat kalau untuk makan malam lebih baik saya beli disini dari pada di hotel. Selain lebih murah dan tentu saja rasanya lebih enak. Pak Mirza merekomendasikan sebuah restoran yang terdekat dari mesjid dan restoran ini katanya enak sekali masakannya. Untuk kari kambing dan juga nasi saya harus membayar 22 dirham atau sekitar 70ribu rupiah. Tapi yang saya dapat lumayan banyak kari kambingnya. Disini mereka lebih kenal Kari Mutton dibanding sheep atau Goat.

Kemudian sewaktu sampai di terminal saya berpamitan dengan Pak Mirza dan saya sangat berterima kasih atas pelayanannya kepada saya. Tadi sewaktu berbincang dengan anak-anak pak Mirza, saya dianjurkan untu turun di Deira, sehingga bisa membeli oleh-oleh didepan terminal, akan tetapi di terminal saya berubah pikiran.  Saya memilih jurusan Sharjah – Union, karena dari informasi yang saya dengar kalau di Union banyak menjual souvenir.
Seperti bus yang mebawa saya ke Union
Di Terminal saya akan menaiki Bis yang bertingkat.  Ini adalah pengalaman saya naik mobil double decker. Untuk naik bus ini ternyata kita juga harus menggunakan kartu nol sepetinya kereta. Untuk perjalanan dari Sharjah menuju Union kita diharuskan membayar 10 dirham atau sekitar 35rb-an untuk menempuh jarak 15 km. Harga yang cukup mahal bagi saya hehehe.
Kondisi Bus yang kosong dan bersih di lantai dua
Naik kedalam Bis setelah pamit dengan pak Mirza, saya memilih lantai dua bus secara belum pernah cuyyy. Dilantai dua Cuma ada beberapa orang yang mengisi.  Didalam perjalanan  mata saya ngat berat sekali padahal saya ingin menikmati pemandangan di Sahrjah menuju Dubai. Kondisi bus yang bersih dan sejuk memperparah kondisi saya. Akhirnya saya tertidur dan terbangun menjelang masuk ke terminal bus Union.

Saya langsung turun setelah berhenti dan menikmati alun alun (kata orang Indonesia) Union. Disana banyak orang sedang menikmati waktu sore hari. Ada yang berolahraga dan ada juga yang duduk santai. Sedangkan saya  menikmati keindahan sore terkahir saya di Dubai .
Menikmati sore hari di Dubai
Tidak lama saya duduk disana, saya langsung menuju  stasiun  Union untuk menuju hotel. Saat itu para pekerja juga bersamaan pulang dari tempat kerjanya. Suasana MRT sangat penuh saat itu. Untuk menuju hotel saya harus melewati 20 stasiun Metro. Perjalanan yang sangat panjang.

Ditengah jalan saya, menambah lokasi destinasi saya, karena  dalam perjalanan saya ke Sharjah tadi saya melihat sebuah sungai yang cukup bersih dan didekatnya ada sebuah stasiun Metro yaitu Bussiness Bay. Kurang lebih atu jam perjalanan dari Union  saya sampai di Bussines Bay dan turun disana. Kemudian berjalan kaki menuju sungai yang saya ingin kunjungi.

Saya bertemu dengan banyak sekali para pekerja yang akan pulang menuju kediaman mereka. Disekitar sana  banyak sekali terdapat gedung-gedung tinggi yang sepertinya perkantoran. Sepanjang jalan yang saya dengan kebanyakan bahasa Inggris, India atau Philipina. Jarang sekali Bahasa Indonesia terdengar disini.
Ini sungai dari jauh bagus tapi pas didekati bau

Ini Hotel tinggi banget
Ternyata jauh juga perjalanan saya menuju kesana.  Saya harus melewati Hotel JW  mariot untuk melihat sungai tersebut. Sesampai disana, ternyata pemandangan dari jauh berbeda sekali dengan kalau melihat dari dekat. Kondisi Sungai memang bersih tapi baunya sangat menusuk hiding. Saya hanya tahan beberapa sa disana. Sebelum meninggalkan lokasi tersebut dan selanjutnya berjalan kaki menuju stasiun metro dimana tadi saya turun.

Perjalana dilanjutkan menuju UAE exchange (ga sampai sih) dengan menggunkan metro. Saya akhirnya turun di Ibn Battuta  Metro Station dan lanjut jalan kaki menuju kamar saya yang indah hehehe.  Sesampai saya di hotel saya langsung mandi dan kemudian menyantap makan malam yang sudah dingin. Setelah itu masih ada pekerjaan besar yang menanti yaitu packing barang sebelum tidur soalnya besok pagi saya sudah harus berangkat menuju bandara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar