Kamis, 18 Desember 2014

Pembantu ohhhhh Asisten Rumah tangga (curcol)

Saat sekarang ini bagi orang tua yang bekerja PRT (Pembantu Rumah Tangga) atau sekarang lebih kerennya disebut ART (Asisten Rumah Tangga). Sudah merupakan hal yang biasa dipergunakan jasanya. Bagi yang mempunyai orang tua yang masih sehat tentunya masih beruntung sekali bisa menitipkan rumah dan anak-anak kita kepada orang yang kita kenal. Tapi kadang tidak tega juga menitipkan semua itu kepada mertua atau orang tua kita dihari tua mereka yang seharusnya mereka sudah beristirahat menikmati jerih payah yang mereka tebar selama ini. Akan tetapi lebih tidak tega lagi meninggalkan anak untuk dirawat dengan orang yang tidak kita kenal sama sekali. Banyak sekali berita tragis yang kita baca atau kita lihat karena meninggal anak kepada orang yang tidak kenal.

Itu yang kami hindari. Padahal saya sebenarnya ingin Bunda tinggal dirumah untuk merawat dan membesarkannya dengan tangan sendiri. Melihat tumbuh kembang buah hati sendiri, akan tetapi karena kebutuhan terpaksa itu ditunda dulu.

Mencari PRT atau AST sekarang ini tidaklah semudah seperti dahulu. Kalau dulu mereka yang bekerja dirumah kita kadang loyal sekali dengan kita. Sudah dianggap seperti saudara sendiri malah, kemana-mana diajak. Tapi sekarang sangat jauh berbeda sekali. Sulit sekali menemukan yang sangat cocok degan kita. Kadang mereka mau enak sendiri., kerja cari yang enak dan minta gaji gede. Malah ada yang baru sehari dirumah eh malah sudah nanya-nanya ke tetangga kalau ada lowongan ditempat lain, yang parahnya kita belum pulang kerja eh dia sudah masuk kamar.

Sejak saya menempati rumah di Bekasi hampir 7 tahun  lalu mungkin hampir 10 orang yang sudah kami perkerjakan dirumah untuk membantu kami dirumah. Hanya 5 orang yang bisa bertahan lama dan sesuai dengan keinginan kami. Mereka bisa dipercaya, sayang kepada anak kami Dua orang merupakan kakak beradik yang kami dapatkan dari tetangga kami.  Sedangkan tiga orang lagi  adalah warga sekitar rumah kami. Seorang dari tiga itu adalah Tukang cuci yang sudah lama bekerja dengan kami.
Ketiga orang yang bekerja adalah dua orang beradik kakak dan seorang lainnya yang tinggal didekat umah kami. Pertama kali sang kakak datang kerumah kami untuk bekerja dirumah kami. Anaknya ramah dan lembut. Bahasa jawanya medok juga sih…. Dia dibawa oleh temannya kepada kami bangun rajin pagi sekali malah. Dia sudah merapikan rumah.

Tidak berapa kami melihat kalau sendiri kasihan juga, maka kami menanyakan apakah adiknya juga mau bekerja disini sehingga dia ada teman kalau dirumah. Akhirnya dia juga membawa adiknya kerumah. Kedua anak kami sangat cocok sekali dengan mereka dan kami juga percaya dengan mereka.

Sewaktu akan mendekati lebaran, kmai memutuskan untuk pulang kampung karena sudah lama lama kami tidak pulang kampung sewaktu lebaran. Biasanya kami pulang pas akhir tahun. Si mbak Azra dan Nabil juga akan pulang kampung juga (tentu saja). Kami bertanya apakah mereka akan balik lagi ke rumah kami dan mereka bilang kalau mereka akan kembali lagi setelah libur lebaran kerumah kami.

Sewaktu kami dikampung kami mendapatkan telepon mereka kalau mereka berdua tidak akan balik lagi. Bagai mendengar petir disiang bolong, kami hanya bisa terdiam. Perasaan menjadi tidak enak lagi, liburan jadi hambar. Kami harus mencari orang baru lagi untuk menjaga kedua anak kami. Berbagai rayuan kami sampaikan ke mereka agar mereka balik ke Bekasi dan Beribu alasan yang mereka berikan untuk menolaknya. Sebelum pulang kekampungnya, Berkali-kali Bunda bertanya ke mereka berdua apakah nanti setelah lebaran akan kembali kerumah kami dan berkali-kali juga mereka menjawab akan balik lagi. Ternyata semua itu bohong belaka. Padahal kami berusaha sebaik mungkin mejaga mereka agar mereka betah dirumah. Kalau kami jalan kami belikan makanan kalau kami pulang kadang bahkan kami ajak jalan. Akan tetapi itu semua tidak berpengaruh. Beruntungnya nenek Azra dan Enok mau datang berkunjung ke rumah (Alhamdulillah). Sekalian saja kami bawa dari Padang.

Sekembalinya dari libur saya memeriksa lemari dikamar ART kami ternyata benar kalau mereka sudah merencanakan untuk tidak kembali lagi kesini karena semua baju mereka bawa semua.

Sebelum kedua orang diatas kami juga mempunyai ART yang juga cukup lama bekerja dengan kami. Dia bertugas mengurus rumah dan menjaga anak kami. Jam kerjanya Cuma dari Pagi sampai Sore. Sampai kami pulang kerja. Tetapi dirumah tetap ada nenek Azra yang mengawasi. Namanya Popon, dia merupakan anak dari tukang cuci langganan kami. Sewaktu dia bekerja terpaksa sang Ibu kami berikan cuci sampai waktu yang tidak terbatas (hehehe).

Sekarang dia bekerja dirumah bos suaminya sehingga tidak bisa memperkerjakannya lagi. Pas swaktu dia minta berhenti datanglah ART diatas.

Sampai suatu saat Kedua nenek Azra berada dikampung dan tidak ada yang menjaga Azra dan Nabil. Kami kebingungan dan sampai kami diperkenalkan oleh Mpok (yang mencuci dirumah kami) dengan seorang wanita yang masih muda umurnya sekita 28 tahunan. Namanya Ayu. Dia mantan TKI dari Malaysia. Sampai sekarang dia dan Mpok masih bekerja dengan kami. Kami senang karena ada orang yang bisa dipercaya untuk menjaga Azra dan Nabil.

Akan tetapi kami masih dikejutkan dengan informasi bahwa Ayu akan kembali berangkat kembali ke Malaysia. Kami meminta dia untuk mencarikan penggantinya. Dia mengatakan susah sekali mendapatkan yang baru. Sekarang yang muda lebih suka kerja di pabrik atau toko.

Baru sebentar kami bernapas lega ada yang akan menjaga Nabil dan Azra kemudian datang lagi masalah lain. Alhamdulillah tidak berapa lama dia mengatakan kalau keberangkatannya ditunda. Kami bisa bernapas lega sejenak.

Sebenarnya saya dan Bunda ingin anak-anak kami dibesarkan oleh tangan orang tuanya sendiri dan bukan oleh orang lain. Suatu saat saya impian kami ini bisa terlaksana dan kami tidak lagi tergantung dengan orang lain dan hanya kami yang merawat anak darah daging kami sendiri. Insya Allah. 

3 komentar: