Saat sekarang ini bagi orang tua
yang bekerja PRT (Pembantu Rumah Tangga) atau sekarang lebih kerennya disebut
ART (Asisten Rumah Tangga). Sudah merupakan hal yang biasa dipergunakan
jasanya. Bagi yang mempunyai orang tua yang masih sehat tentunya masih
beruntung sekali bisa menitipkan rumah dan anak-anak kita kepada orang yang
kita kenal. Tapi kadang tidak tega juga menitipkan semua itu kepada mertua atau
orang tua kita dihari tua mereka yang seharusnya mereka sudah beristirahat
menikmati jerih payah yang mereka tebar selama ini. Akan tetapi lebih tidak
tega lagi meninggalkan anak untuk dirawat dengan orang yang tidak kita kenal
sama sekali. Banyak sekali berita tragis yang kita baca atau kita lihat karena
meninggal anak kepada orang yang tidak kenal.
Itu yang kami hindari. Padahal saya
sebenarnya ingin Bunda tinggal dirumah untuk merawat dan membesarkannya dengan
tangan sendiri. Melihat tumbuh kembang buah hati sendiri, akan tetapi karena
kebutuhan terpaksa itu ditunda dulu.
Mencari PRT atau AST sekarang ini
tidaklah semudah seperti dahulu. Kalau dulu mereka yang bekerja dirumah kita
kadang loyal sekali dengan kita. Sudah dianggap seperti saudara sendiri malah,
kemana-mana diajak. Tapi sekarang sangat jauh berbeda sekali. Sulit sekali
menemukan yang sangat cocok degan kita. Kadang mereka mau enak sendiri., kerja
cari yang enak dan minta gaji gede. Malah ada yang baru sehari dirumah eh malah
sudah nanya-nanya ke tetangga kalau ada lowongan ditempat lain, yang parahnya
kita belum pulang kerja eh dia sudah masuk kamar.
Sejak saya menempati rumah di
Bekasi hampir 7 tahun lalu mungkin
hampir 10 orang yang sudah kami perkerjakan dirumah untuk membantu kami
dirumah. Hanya 5 orang yang bisa bertahan lama dan sesuai dengan keinginan kami.
Mereka bisa dipercaya, sayang kepada anak kami Dua orang merupakan kakak beradik
yang kami dapatkan dari tetangga kami. Sedangkan tiga orang lagi adalah warga sekitar rumah kami. Seorang dari tiga
itu adalah Tukang cuci yang sudah lama bekerja dengan kami.
Ketiga orang yang bekerja adalah
dua orang beradik kakak dan seorang lainnya yang tinggal didekat umah kami. Pertama
kali sang kakak datang kerumah kami untuk bekerja dirumah kami. Anaknya ramah
dan lembut. Bahasa jawanya medok juga sih…. Dia dibawa oleh temannya kepada
kami bangun rajin pagi sekali malah. Dia sudah merapikan rumah.
Tidak berapa kami melihat kalau
sendiri kasihan juga, maka kami menanyakan apakah adiknya juga mau bekerja
disini sehingga dia ada teman kalau dirumah. Akhirnya dia juga membawa adiknya
kerumah. Kedua anak kami sangat cocok sekali dengan mereka dan kami juga
percaya dengan mereka.
Sewaktu akan mendekati lebaran,
kmai memutuskan untuk pulang kampung karena sudah lama lama kami tidak pulang kampung
sewaktu lebaran. Biasanya kami pulang pas akhir tahun. Si mbak Azra dan Nabil
juga akan pulang kampung juga (tentu saja). Kami bertanya apakah mereka akan
balik lagi ke rumah kami dan mereka bilang kalau mereka akan kembali lagi
setelah libur lebaran kerumah kami.
Sewaktu kami dikampung kami
mendapatkan telepon mereka kalau mereka berdua tidak akan balik lagi. Bagai mendengar
petir disiang bolong, kami hanya bisa terdiam. Perasaan menjadi tidak enak
lagi, liburan jadi hambar. Kami harus mencari orang baru lagi untuk menjaga kedua
anak kami. Berbagai rayuan kami sampaikan ke mereka agar mereka balik ke Bekasi
dan Beribu alasan yang mereka berikan untuk menolaknya. Sebelum pulang
kekampungnya, Berkali-kali Bunda bertanya ke mereka berdua apakah nanti setelah
lebaran akan kembali kerumah kami dan berkali-kali juga mereka menjawab akan
balik lagi. Ternyata semua itu bohong belaka. Padahal kami berusaha sebaik
mungkin mejaga mereka agar mereka betah dirumah. Kalau kami jalan kami belikan
makanan kalau kami pulang kadang bahkan kami ajak jalan. Akan tetapi itu semua
tidak berpengaruh. Beruntungnya nenek Azra dan Enok mau datang berkunjung ke
rumah (Alhamdulillah). Sekalian saja kami bawa dari Padang.
Sekembalinya dari libur saya
memeriksa lemari dikamar ART kami ternyata benar kalau mereka sudah
merencanakan untuk tidak kembali lagi kesini karena semua baju mereka bawa
semua.
Sebelum kedua orang diatas kami
juga mempunyai ART yang juga cukup lama bekerja dengan kami. Dia bertugas
mengurus rumah dan menjaga anak kami. Jam kerjanya Cuma dari Pagi sampai Sore.
Sampai kami pulang kerja. Tetapi dirumah tetap ada nenek Azra yang mengawasi.
Namanya Popon, dia merupakan anak dari tukang cuci langganan kami. Sewaktu dia
bekerja terpaksa sang Ibu kami berikan cuci sampai waktu yang tidak terbatas
(hehehe).
Sekarang dia bekerja dirumah bos
suaminya sehingga tidak bisa memperkerjakannya lagi. Pas swaktu dia minta
berhenti datanglah ART diatas.
Sampai suatu saat Kedua nenek
Azra berada dikampung dan tidak ada yang menjaga Azra dan Nabil. Kami
kebingungan dan sampai kami diperkenalkan oleh Mpok (yang mencuci dirumah kami)
dengan seorang wanita yang masih muda umurnya sekita 28 tahunan. Namanya Ayu. Dia
mantan TKI dari Malaysia. Sampai sekarang dia dan Mpok masih bekerja dengan
kami. Kami senang karena ada orang yang bisa dipercaya untuk menjaga Azra dan
Nabil.
Akan tetapi kami masih dikejutkan
dengan informasi bahwa Ayu akan kembali berangkat kembali ke Malaysia. Kami
meminta dia untuk mencarikan penggantinya. Dia mengatakan susah sekali
mendapatkan yang baru. Sekarang yang muda lebih suka kerja di pabrik atau toko.
Baru sebentar kami bernapas lega
ada yang akan menjaga Nabil dan Azra kemudian datang lagi masalah lain.
Alhamdulillah tidak berapa lama dia mengatakan kalau keberangkatannya ditunda.
Kami bisa bernapas lega sejenak.
Sebenarnya saya dan Bunda ingin
anak-anak kami dibesarkan oleh tangan orang tuanya sendiri dan bukan oleh orang
lain. Suatu saat saya impian kami ini bisa terlaksana dan kami tidak lagi
tergantung dengan orang lain dan hanya kami yang merawat anak darah daging kami
sendiri. Insya Allah.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusinfo menarik
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus